LIANA #15

Liana baru saja selesai menghabiskan rujak bangkok di piringnya, saat terdengar deru suara motor Adit yang kembali pulang ke rumah.

Liana mengintip sebentar melalui jendela,

Apa?

Adit membawa wanita j*lang itu ke rumah?

Benar-benar pria brengsek!

Baiklah, Liana akan melabrak wanita j*lang itu sekalian di depan Adit.

Liana membuka pintu depan dengan kasar. Adit dan Mela yang masih berdiri di teras sampai terlonjak kaget.

"Mau apa kamu membawa wanita j*lang ini ke rumah?" Bentak Liana kasar.

"Aku ingin menyelesaikan masalah diantara kita bertiga, Liana," Adit mencoba meredam emosi Liana yang sepertinya sudah naik di ubun-ubun.

"Adit, kenapa kamu membawaku ke rumah istri galakmu ini?" Mela melayangkan protes.

"Apa kamu bilang? Kamu itu yang wanita j*lang murahan!" Emosi Liana benar-benar akan meledak sekarang.

"Wanita l*nte tak ada akhlak, murahan, perusak rumah tangga orang! Apa kamu itu sudah tidak laku di kalangan pria lajang sampai kamu menggoda dan merayu-rayu suamiku?"

Cecar Liana meledak-ledak.

Wanita hamil itu juga sudah meninggikan suaranya seakan tak peduli lagi jika tetangga kiri kanan ikut mendengar kemarahannya.

"Bukan aku yang gatal. Kamu saja yang tak becus mengurus Adit hingga dia mencari perhatian dariku," Mela membela diri.

"Dasar l*nte gatal murahan! Kamu bilang aku gak becus ngurus suami? Kamu itu yang kegatelan, gak punya mata gak punya hati gak punya otak. Udah tahu suami orang masih saja di embat," Liana yang sudah terbakar emosi meraih vas bunga di atas meja yang ada di teras. Liana melemparkan vas keramik itu ke arah Mela.

Namun Mela refleks menghindar. Vas pecah menghantam pagar rumah.

"Dasar wanita gila!" Sergah Mela emosi.

"Mela sudah cukup!" Adit akhirnya angkat suara.

"Berhenti menghina Liana! Dia istri sahku sedangkan kamu bukan siapa-siapa bagiku!" Imbuh Adit lagi dengan suara meninggi.

Liana langsung memasang senyum mengejek ke arah Mela yang kini hanya mematung.

Sepertinya wanita itu cukup terkejut mendengar pernyataan Adit barusan.

"Aku sudah mengambil keputusan. Mulai sekarang jangan mengganggu atau menghubungi aku lagi. Aku sudah punya keluarga, dan aku akan tetap mempertahankan keluargaku ini apapun yang terjadi," ucap Adit bersungguh-sungguh.

"Kau dengar itu, wanita jal*ng? Jadi cepatlah pergi dari sini dan jangan mengganggu Adit lagi!" Usir Liana seraya menuding ke arah Mela.

Mela mendelik ke arah Adit dan Liana sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah Liana.

Setelah kepergian wanita sialan itu, Liana segera masuk ke rumah dan membanting pintu dengan kasar. Adit buru-buru menyusul sang istri.

"Liana!" Adit meraih tangan Liana sebelum istrinya itu sempat masuk kembali ke kamar.

"Aku ingin kita bercerai!" Sergah Liana cepat.

"Tidak, Liana! Aku masih mencintai kamu. Aku tidak mau kita berpisah. Aku menyayangi kamu dan Atta. Kalian segalanya bagiku." Adit memohon dan bersujud di kaki Liana.

"Aku janji tidak akan bermain api di belakangmu lagi. Aku janji ini yang terakhir. Tolong jangan minta berpisah dariku, Liana," mohon Adit sekali lagi.

Liana masih diam bergeming di tempatnya.

Liana juga masih mencintai Adit. Belum lagi Atta yang sangat dekat dengan sang papa dan bayi yang sekarang ada di perut Liana juga membutuhkan sosok seorang papa.

Bukankah Liana tidak boleh egois.

"Aku mohon maafin aku, Liana," pinta Adit sekali lagi. Wajah pria itu memelas dan Adit masih bersujud di kaki Liana.

"Aku pegang omongan kamu, Adit," ucap Liana lirih seraya meninggalkan Adit yang masih bersimpuh di lantai.

Liana masuk ke kamar dan membanting pintu.

Apa itu artinya Liana baru saja memberikan kesempatan kedua untuk Adit?

Semoga pria itu benar-benar berubah dan tidak mencoba untuk berselingkuh lagi di belakang Liana.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir hari ini.

Jangan lupa like, komen, dan vote 💕

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***