"Kamu selingkuh dengan wanita j*lang sialan itu lagi?" Tanya Liana galak saat Adit baru tiba di rumah.
"Wanita j*lang yang mana lagi? Kamu kenapa curiga dan menuduhku terus-terusan?" Sahut Adit dengan nada kesal.
Adit baru saja tiba di rumah setelah bekerja keras sepanjang hari. Tubuhnya lelah dan perutnya lapar. Tapi Liana malah menyambutnya dengan sebuah emosi dan mengajaknya ribut.
Apa istrinya ini memang sedang kurang kerjaan?
"Aku tidak menuduhmu. Aku menemukan chatmu bersama Mela di ponselmu!" Bentak Liana sekali lagi sambil melemparkan ponsel Adit kepada pemiliknya.
Hap!
Beruntung Adit bisa menangkapnya dengan sigap sehingga ponselnya kali ini tidak berakhir tragis seperti ponsel-ponsel Adit sebelumnya.
"Itu chat lama! Kenapa harus kamu ambil pusing?" Adit mengelak cepat.
"Lagipula, Mela akan segera menikah bulan depan. Jadi kamu tidak perlu parno berlebihan seperti itu," sahut Adit seraya mengibaskan tangannya dengan santai. Pria itu seperti tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Ck, tentu saja aku curiga dan bakalan parno berlebihan. Kamu itu suami aku, Adit," bantah Liana merasa tak terima.
"Kalau kamu memang masih menganggap aku sebagai suami kamu. Seharusnya kamu percaya kepadaku! Aku dan Mela tidak pernah berselingkuh di belakangmu. Jadi buang jauh-jauh rasa curigamu yang tidak berguna itu!" Adit memegang kedua pundak Liana dan berucap dengan nada tegas.
Liana mematung di tempatnya.
"Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Mela," ulang Adit sekali lagi masih dengan nada yang tegas.
"Jadi berhenti membahas tentang Mela mulai sekarang!" Imbuh Adit lagi seraya berlalu dari hadapan Liana. Adit masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan kasar seakan sedang meluapkan amarah di dadanya.
Liana masih di tempatnya semula.
Segampang itu Adit menyuruh Liana untuk cuek? Jelas-jelas itu adalah chat mesra antara Adit dan wanita lain yang bukan istri Adit.
Bagaimana bisa Liana cuek dengan semua itu?
Baiklah, Liana akan mengawasi Adit mulai sekarang. Biar saja Liana dibilang istri posesif. Liana tidak akan pernah rela jika Adit yang merupakan suami sahnya, direbut oleh wanita jal*ng murahan sejenis Mela.
****
Liana semakin posesif menjaga Adit. Liana benar-benar tidak mau kecolongan. Setiap hari, Liana rutin memeriksa ponsel Adit. Bahkan Liana diam-diam juga menyadap ponsel Adit. Semua itu Liana lakukan agar Liana tetap bisa memantau siapa saja yang chat dengan Adit selama pria itu ada di kantor.
Sikap Liana benar-benar berlebihan menurut Adit.
Pernah suatu hari Adit terlambat pulang karena harus mengantri membeli bensin di pom, dan Liana langsung mencecar Adit dengan pertanyaan dari A sampai Z.
Semakin lama, Adit menjadi semakin gerah dengan sikap Liana yang berlebihan tersebut. Namun sebisa mungkin, Adit menahan emosinya. Mungkin Liana hanya takut jika Adit kembali berselingkuh atau meninggalkan Liana dan anak-anak.
****
Liana sedang mencuci celana kerja Adit, saat tak sengaja tangannya yang tengah merogoh saku celana tersebut menemukan sebuah benda plastik berwarna biru.
KTP?
"Ini KTP siapa?" Gumam Liana seraya membaca nama dari si pemilik KTP.
Dika?
Dan jenis kelaminnya perempuan?
Siapa Dika?
Apa Adit berselingkuh dengan Dika sekarang?
Mendadak berbagai macam pikiran buruk memenuhi kepala Liana. Kecurigaan Liana seakan menjadi kenyataan sekarang. Lepas dari Mela, Adit ganti berselingkuh dengan Dika.
Dan Adit membawa KTP Dika?
Apa mereka berdua habis check in di hotel?
Hati dan kepala Liana benar-benar terasa panas sekarang.
"Awas kamu Adit! Awas kamu Dika!" Liana meninggalkan cuciannya yang masih tersisa separo. Ibu dua anak itu berganti baju dan segera pergi menggunakan sepeda motornya.
****
Setelah bertanya ke beberapa warga, Liana akhirnya berhasil menemukan alamat Dika. Wanita j*lang lain yang mungkin sudah tidur dengan Adit.
Hati Liana mendadak terasa sakit saat membayangkannya.
"Dika!" Liana menggedor pintu jati yang tertutup rapat di hadapannya.
Tidak ada jawaban,
"Dika! Keluar kamu!" Liana menggedor lebih keras.
Tak berselang lama, pintu kokoh itu terbuka. Seorang gadis dua puluh tahun yang mengenakan celana selutut dan kaos longgar menatap bingung pada Liana yang kini berkacak pinggang di depan pintu rumahnya.
"Ada apa, ya?" Tanya Dika bingung.
"Kamu Dika?" Tanya Liana dengan nada galak dan mata mendelik.
"Iya, saya Dika. Mbak siapa?" Dika balik betanya dan masih belum paham dengan apa yang sebenarnya tengah terjadi.
"Aku istrinya Adit!" Sahut Liana masih dengan nada galak dan membentak.
Beberapa tetangga Dika bahkan sudah bergerombol di dekat rumah Dika seraya berbisik-bisik. Sesekali mereka juga menatap sinis pada Dika.
"Adit? Adit siapa?" Tanya Dika semakin bingung.
"Gak usah pura-pura gak kenal!" Liana menunjukan foto Adit yang ada di ponselnya pada Dika.
Seketika Dika merasa kaget.
"Sudah berapa lama kamu berselingkuh dengan suamiku, heh?" Cecar Liana masih dengan nada yang meledak-ledak.
"Maaf, mbak. Tapi mbak salah paham. Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan pak Adit. Saya memang satu tim dengan pak Adit tapi kami tidak ada hubungan apa-apa, Mbak," Dika mencoba menjelaskan.
"Mana ada pelakor yang mau ngaku? Katakan sudah sejak kapan kamu menjalin hubungan dengan suamiku!" Bentak Liana lagi masih dengan nada yang galak.
"Saya dan pak Adit tidak ada hubungan apa-apa, mbak! Saya berani bersumpah. Itu KTP saya memang hilang beberapa hari yang lalu, saya juga sedang kebingungan mencarinya. Saya gak tahu kenapa bisa ada sama pak Adit," Dika menjelaskan seraya menangis.
Liana terdiam.
Dari raut wajahnya, sepertinya gadis di hadapannya ini tidak berdusta.
Apa Liana sudah salah melabrak orang?
Tanpa pamit, tanpa minta maaf, Liana berlalu begitu saja meninggalkan rumah Dika. Sudah banyak warga yang berkerumun menyaksikan Liana yang melabrak Dika. Liana segera menyibak kerumunan dan menghilang dengan cepat, mengabaikan para warga yang masih berbisik-bisik membicarakan insiden barusan.
****
"Liana!" Adit membanting pintu depan dengan keras.
Liana yang sedang duduk di kursi ruang tamu sampai terlonjak kaget.
"Kamu selingkuh dengan Dika?" Tuduh Liana cepat pada Adit yang juga marah.
"Berapa kali aku harus bilang kepadamu, aku tidak pernah berselingkuh dengan siapapun di belakangmu! Kenapa kamu melabrak Dika dan membuatnya malu tanpa ada bukti apapun. Apa kamu memang sudah gila?" Cecar Adit yang juga emosi.
"Lalu kenapa kamu menyimpan KTP Dika, kalau memang kalian tidak ada hubungan apa-apa?" Liana yang juga emosi berteriak di hadapan Adit.
"KTP Dika tak sengaja jatuh di kantin, dan ditemukan oleh karyawan lain. Karena Dika bagian dari timku, jadi karyawan itu menitipkannya kepadaku. Aku hanya belum sempat mengembalikannya pada Dika. Seharusnya kau bertanya dulu kepadaku, sebelum melabrak Dika dan berbuat hal memalukan seperti itu!" Bentak Adit yang ikut-ikutan meninggikan suaranya.
"Kamu pikir aku akan percaya begitu saja, dengan karangan indahmu itu? Kenapa tidak jujur saja kalau kalian memang berselingkuh dan pernah check in di hotel?" Liana masih keras kepala.
"Apa kepalamu itu hanya berisi hal-hal negatif, heh? Apa aku perlu mencuci otakmu itu agar tidak terus-terusan mencurigaiku?" Adit menarik tangan Liana dengan kasar.
Liana berontak.
"Adit lepasin! Sakit!" Liana terus berteriak minta dilepaskan.
Namun Adit seakan tuli dan tak peduli dengan teriakan Liana yang menggema diseluruh rumah. Adit menyeret Liana masuk ke kamar mandi.
"Seharusnya kamu itu lebih tahu diri!" Adit menendang Liana yang kini terduduk di lantai kamar mandi.
"Kamu itu cewek gampangan. Kalau aku tidak menikahimu, tidak akan ada laki-laki yang mau sama kamu!" Cecar Adit bertubi-tubi seraya menjambak rambut Liana, dan membenturkan kepala Liana ke tembok kamar mandi. Tak hanya itu, Adit juga menyiramkan seember air ke tubuh Liana hingga istrinya tersebut basah kuyup.
Adit seperti sedang kesetanan. Adit bahkan mencekik leher Liana hingga wanita itu nyaris kehabisan nafas,
"Seharusnya kamu itu bersyukur karena aku mau menikahimu dan menerima dirimu yang sudah kotor itu. Seharusnya kamu itu tidak terus-terusan mencari masalah seperti ini. Dasar wanita tidak tahu diri!" Adit sudah melepaskan cekikannya di leher Liana dan pergi meninggalkan Liana yang kini menangis tergugu.
Adit bahkan tidak ingat kalau Liana tengah mengandung darah dagingnya. Adit hampir membunuh Liana hari ini. Apa pria itu sudah benar-benar gila?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir hari ini.
Jangan lupa like, komen, dan vote 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Fitri Anwar ALfhyank
kok part ini bkin sy degdegan ya
2021-12-04
0
Aruna💜💜🐣
ini crita kok SMA kyk temen aku ya...
2021-09-06
0
Anna
nah loh,,, mau kamu sendiri kan dr awalnya Liana ingin hamil duluan biar dpt restu & pd akhirnya kamu yg dianggap murahan sama suami kamu. Baru nyadar kamu Liana betapa dosanya kamu sama orgtua mu.
2021-08-09
0