Mimpi

"Sial padahal hanya bau sabun murahan tapi aku sangat menyukainya," decak Angkasa menghirup aroma tangannya bekas memangku Sophia.

Angkasa merebahkan tubuhnya di kursi dengan selimut kecil yang menutupi tubuhnya.

"Oh, Tuan. Maafkan aku!" lirih Sophia mencoba membersihkan wine yang ada di tubuh juga pakaiannya.

"Pergilah dan bersihkan tubuhmu!" perintah Angkasa memalingkan wajahnya dari Sophia. Dadanya itu benar-benar mempermainkan imannya.

"Tuan, apakah kamu mau membersihkannya untukku?" Sophia beranjak naik ke atas kasur, duduk di atas kaki Angkasa yang sedang selonjoran.

Angkasa memelototi Sophia tak percaya dengan apa yang dia lakukan padanya. Beraninya dia....

"Turun! Aku ini tuanmu. Tidak sopan sekali kau duduk di atas ku," usir Angkasa.

Sophia mengambil botol wine yang ada di atas nakas, tanpa diduga dia menyiramkan seluruh isi wine ke atas tubuhnya.

"Bagaimana, Tuan Muda?" Sophia meraba seluruh badannya dengan sentuhan yang sensual.

"Astaga, Gadis Bodoh! Apa yang kau lakukan?" Gigi Angkasa menggertak menahan kesal. Bagaimana mungkin Sophia melakukan hal itu dengan sengaja? Itu sama saja dia sedang menggoda dirinya.

"Aku tahu sejak tadi kamu ingin menyentuh ini, kan?" Sophia menuntun tangan Angkasa untuk menyentuh buah dadanya.

"Tuan Muda, jika pakaian ku tidak dibuka itu akan sia-sia," tutur Sophia dengan suara yang mendayu.

"Banyak sekali minuman di tubuhku. Apa kau ingin mencicipinya dari betis ku?" Sophia menyingkap rok maidnya ke atas, membuat betisnya yang berlumuran wine terekspos begitu indah.

"Nikmati wine ini, Tuan Muda!'

Angkasa mengigit bibir bawahnya keras, memejamkan matanya begitu rapat. "Sial, jika ini mimpi, tolong bangunkan aku!"

"Ini terasa nyata," ucap Angkasa dalam hatinya.

"Aku mohon, Tuan Muda! Bantu aku membersihkan tubuhku," mohon Sophia membelai pipi Angkasa, lalu menggerayangi tubuh Angkasa.

"Sial!" umpat Angkasa memalingkan wajahnya dari Sophia.

"Jangan memalingkan wajahmu dariku, Tuan Muda! Bukalah matamu dan lihatlah aku! Aku meminta bantuan kepada mu, Tuan Muda yang baik hati! Tolong bersihkan tubuhku dengan lidahmu."

"Astaga, ini semakin membuatku gila." Angkasa menelan kuat air ludahnya.

"Kau bilang kau hanya akan memberikan keperawanan dan first kiss mu pada suamimu nanti, tapi kenapa kau sekarang menggodaku? Apa kau ingin aku menjadi suamimu, hah?" Angkasa mengangkat dagu Sophia yang menundukkan wajahnya terus sedang melihat bagian bawahnya.

"Aku ingin kau menyentuhku, Tuan Muda!" Mata Sophia berkaca-kaca, bagai anak kucing yang sedang meminta makan pada majikannya.

"Baiklah! Itu pilihan mu! Jangan salahkan aku."

Angkasa menarik tubuh Sophia supaya merapat padanya, lidahnya langsung ia keluarkan dan menjilati dada Sophia.

"Ugh, Tuan Muda!" rintih Sophia mengacak-acak rambut Angkasa.

"Apa kau merasa enak? Aku sangat merasa enak. Sayang sekali jika kamu tak merasakannya juga," ucap Sophia menjauhkan Angkasa dari tubuhnya untuk beberapa saat.

Angkasa menyingkirkan tangan Sophia, ia melepaskan baju Sophia yang menghalanginya untuk menjilat seluruh tubuh Sophia.

Buah dada yang kecil, yang sejak tadi menghantuinya kini dapat ia lihat dengan jelas. Dan sekarang ia pun bisa memegang bahkan menggigitnya jika ingin.

Sophia membenamkan wajahnya Angkasa di antara buah dadanya. "Hisap itu!" mohon Sophia suaranya sedikit mendesah.

"Kenapa anggur murahan ini bisa menjadi terasa manis dan nikmat ketika berada di tubuhnya? Membuatku ingin menjilatinya hingga hilang seluruh rasa yang ada," ucap Angkasa menatap Sophia dari bawah. Ia begitu menyukai ekspresi wajah Sophia yang kenikmatan karena dirinya.

"Ini sangat harum. Entah dari minumannya atau dari tubuhmu. yang jelas ini membuatku ingin lebih." Angkasa meremas kedua bokong Sophia begitu keras.

"Ah, T-tuan Muda. Ini nikmat. Berikan aku lebih dari ini," pinta Sophia membenamkan wajahnya di leher Angkasa, mencakar punggung Angkasa untuk melampiaskan rasa nikmatnya.

"A-Angkasa...."

"Berikan aku lebih!"

"A-Angkasa...."

"Jangan menyebutkan namaku seenaknya dengan bibir manismu itu atau aku tidak akan pernah berhenti melakukan ini!" peringat Angkasa mengigit leher Sophia hingga meninggalkan jejak.

"A-Angkasa...."

"Sial, aku akan melakukannya sekarang juga."

"Huh!" Angkasa terbangun dari tidurnya, dirinya bahkan langsung cungkeleung. Napasnya begitu terengah-engah, ia melihat ke ranjang di mana di sana masih ada Sophia yang sedang tidur dengan tenang.

"Sial, tadi benar-benar hanya mimpi!" Angkasa membenamkan wajahnya di antara dua telapak tangannya.

Dirinya melihat jam yang tertera di atas tembok. Melihat waktu sudah pagi, ia pun bangun dan melipat kembali selimut bekas pakainya.

"Bangun!" Angkasa menarik tangan Sophia untuk bangkit dari tidurnya.

"Eungh...," erang Sophia masih setengah sadar.

Angkasa seketika memijat keningnya ketika Sophia mengerang.

"Jangan mengerang sembarangan!" peringat Angkasa menarik Sophia agar turun dari ranjang meski Sophia masih belum sepenuhnya bangun.

"T-tuan Muda, aku masih ingin tidur," aku Sophia suaranya khas sekali orang yang baru bangun tidur.

"Argh!" raung Angkasa menengadahkan kepalanya. Mungkin sekarang dirinya benar-benar sudah gila. Hanya karena mendengar suaranya saja, ia menjadi frustasi seakan-akan Sophia sedang menggodanya. Hanya suaranya saja, tapi terdengar sangat seksi dan menggoda.

Tak ada pilihan lain untuknya, Angkasa memangku tubuh Sophia seperti seorang penculik, membawa cepat Sophia keluar dari ruangan ini. Sesampainya di kamar, Angkasa pun langsung bergegas membawa Sophia keluar.

Angkasa meletakkan Sophia di tembok di sisi kamarnya.

"Baju laknat ini...." Angkasa menunjuk-nunjuk pakaian maid Sophia yang berhasil membuatnya frustasi dari ketika di mimpi bahkan hingga sekarang.

"Pergi dan bersihkan tubuhmu! Jangan katakan pada siapa pun tentang apa pun yang terjadi saat bersamaku!" perintah Angkasa kemudian dirinya masuk ke dalam kamarnya.

Ia berlari masuk ke kamar mandi, menanggalkan semua pakaiannya hingga tak tersisa sehelai benang pun. Lantas mengguyur tubuhnya di dinginnya air.

Matanya terpejam untuk menghindari air masuk ke matanya, tangannya sibuk mengacak-acak rambutnya supaya basah hingga ke akarnya, dengan begitu mungkin kewarasannya akan kembali lagi.

Namun sialnya saat menutup mata justru yang terbayang di kepalanya malah tentang mimpi tadi malam.

Angkasa membuka matanya, menatap ke bawah. Sial, Sophia kembali berulah. Karena bayangan Sophia miliknya berdiri.

"Waras Angkasa! Kau harus waras!" Angkasa menampar pipi kanan dan kirinya begitu keras.

Angkasa memejamkan matanya. "Ah, T-tuan Muda A-Angkasa, nikmati aku." Angkasa langsung membenturkan kepalanya ke tembok dengan sangat keras tatkala kalimat Sophia di mimpinya terus berputar di kepalanya.

"Sophia...," gertak Angkasa begitu kesal, memegang miliknya yang semakin mengeras.

Angkasa memakai pakaian kerjanya berwarna hitam putih, mengikat dasinya dengan sangat rapi, tak lupa melingkarkan jam tangannya. Kini ia telah siap untuk pergi bekerja.

Untuk saat ini berada di kantornya lebih baik ketimbang berada di rumah. di rumahnya ada Sophia yang akan terus menganggu pikirannya setiap saat.

Dengan gontai dan gagah Angkasa menuruni setiap anak tangga. Berada di ujung tangga ia langsung di sambut oleh para maid.

Arthur berjalan di belakang Angkasa ketika Angkasa berjalan ke meja makan.

"Izinkan saya bertanya, Tuan Muda!" mohon Arthur.

"Apa?" tanya Angkasa mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Apa yang terjadi dengan kening dan kedua pipimu?" tanya Arthur berdiri di samping Angkasa. Ia melihat kening Angkasa merah dan menonjol, juga kedua pipinya yang memerah.

Angkasa menyentuh kening dan pipinya.

"Aku terjatuh saat mandi," jawab Angkasa. Mustahil ia mengatakan yang sebenarnya. Akan ditaruh di mana mukanya bila para maidnya tahu bahwa dirinya membenturkan kepalanya hingga menampar pipinya gara-gara bermimpi tentang Sophia.

Ngomong-ngomong, semenjak turun pun ia tak melihat Sophia. Gadis bodoh itu pasti sedang tidur. Baguslah, dengan begitu ia tak akan bertemu dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!