Pukul jam 12 siang masih panjang waktu istirahat.
"Aku ke Mushola duluan yah, kalian juga." Ucap Padilah yang juga mengingati yang hanya di angguki 2 rekannya.
Padilah mengambil alat ibadahnya, lalu ke luar kantor dan menuju Mushola yang di sediakan kantor. Di lobby kantor dua pasangan yang sedang asik bercengkerama sambil jalan masuk kantor, Padilah dan dua pasangan tersebut bertubrukan.
Bruk!
tas bawaan Padilah yang isi nya alat ibadah. Dua kekasih ini hanya melihat dirinya, karna tidak mau terjadi kesalahan maka Padilah segera meminta maaf walow bukan dirinya yang salah lalu ia mengambil tasnya yang jatuh.
"Maaf pak saya tidak sengaja, maaf kak." Ucap padilah, yang hanya di anggukan kepala saja dari CEOnya itu, cepat-cepat ia pergi takut ada masalah lebih baik segera menghindari.
"Itu Office girl kamu, padahal kita yang salah bukan?" tanya Nesya.
"Gak papa sayang, gak usah di pikirin mending kita ke dalam," jawab Galdi sambil jalan menuju lift.
"Kamu masih kangen aku, kan?" Nesya yang sambil bergelayut manja di tangan Galdi yang sedang menekan tombol lift.
"Banget sayang." ucap Galdi yang langsung merangkul peluk erat sang kekasih, tawa senyum bahagia.
Saat pintu lift terbuka mereka pun masuk lalu menekan nomor menuju ruangan tersebut.
——**
Mima yang sudah sampai di depan gedung kantor orang tuanya, yang kini di jabat oleh kakaknya ia pun masuk.
Di saat itu pula Padilah keluar dari Mushola lalu berjalan masuk ke kantor,
tiba-tiba Mima di tubruk oleh karyawan lain yang sedang membawa dus besar yang isinya barang-barang produk kantor.
Bruk!
Mima pun jatuh.
"Aw,"
"Maat mbak, maaf." Ucap Andre yang sedang bawa barang. Padilah yang melihatnya pun segera lari kecil dan langsung menolong Mima yang tajuh tersungkur terduduk.
"Mbak gak papa?" tanya Padilah, Yang membantu Mima berdiri.
"Gak papa, makasih," ungkap Mima.
"Ada yang luka?" tanya Padilah
"Alhamdulillah gak ada, kamu karyawan disini ?yah." Ucap Mima.
"Iya mbak," ucap Padilah
"Ehm, kalow gitu pak Galdi lagi ada rapat gak?" tanya Mima.
"Tadi sih beliau, seperti sedang dengan seorang wanita, apakah mbak ada ke perluan penting." Ucap Padilah.
Dalam hati Mima " lagi sama cewe...?, mungkin sama doinya" batin Mima ia pun sempat baca id card tanda pengenal nama yang tertera " oh Padilah namanya" dalam hati.
"Saya adiknya, mau kembalikan barang ke padanya," ucpat Mima.
"Oh adiknya, maaf mbak saya gak tau soalnya saya orang baru. Mau saya antar mbak," Padilah mencoba memberi bantua.
"Ah makasih, tidak usah," tolak Mima secara baik.
"Oh kalow gitu saya duluan mbak," ucap Padilah yang pamit masuk kedalam
"Oh iya." kata Mima, lalu ia pun masuk melewati lobby & menuju lift lalu menekan tombol tersebut tak lama lift pun terbuka dan tekan menuju nomor ruangan di tuju.
*
*
Di ruangan besar dua pasangan yang sedang asik bicara di sofa panjang & permainan yang mereka buat.
"Kamu curang, deh ih!"tutur Nesya.
"Mana ada aku curang?" ucap Galdi.
"Dari tadi, kamu terus-terusan mukul tangan aku Mulu ih!"
"Namanya juga main ayam-ayaman," ucap Galdi.
"Tapi kamu terus yang menang hmmm!" Nesya yang memanyunkan bibir bawahnya, seolah tak terima.
"Iya deh iya." Lembut Galdi yang melihatnya saja gemas dengan tingkah kekasihnya, yang sedang meraju.
"Ceklek." Suara pintu terbuka lebar
Pas waktu pintu terbuka Mima pun masuk,
ternyata sang pemilik ruangan sedang kedatangan orang terkasih.
Dua orang di dalamnya pun menoleh.
"Mima?" sapa Nesya.
"Eh, ada tamu." Balas Mima yang melihat kekasih kakaknya dengan penuh senyum.
"Mau apa lagi," ucap dingin dan datar.
"Aku kesini mau ngasih ini," Ucap Mima yang sambil mengulurkan tangannya yang ada USBnya.
"Taroh aja." Suara dingin Galdi, Mima pun menaronya di meja kaca di depan Galdi
"Huh, si kutub rese." batin Mima
"Apa! kamu bilang apa?" sentak Galdi
"Ah, aku gak bilang apa-apa" kikuk Mima, "kok dia bisa denger ucapan batin ku." melihat tatapan sang kakak begitu dingin namun menusuk.
"Gimana kak, sehat," mencoba mengalihkan pandangan dengan menyapa kekasih sang kakak.
"Baik, kamu sendiri gimana kuliahnya," jawab Nesya yang di sapa.
"Ya gitulah, lancar. kalow gitu aku pulang duluan," pamit Mima. Ia pun langsung membalikan tubuhnya untuk pergi.
"Sayang, aku juga pulang yah," pamitnya dengan lembut
"Tapi sayang aku gak biasa anter, paling di antar mobil kantor gak papa, yah." tutur Galdi dengan lembut.
"Iya gak papa," ucap Nesya penuh pengertian.
"Tapi malam ini, aku mau ke rumah kamu," ucap Galdi penuh lembut dengan mengusap rambut Nesya.
"Beneran? aku tunggu di rumah!" Nesya penuh antusias.
mereka pun keluar Galdi menyuruh bawahannya untuk mengantar kekasihnya. Kebetulan berpapasan dengan Mima yang belom pulang.
"Eh mim, kita pulang bareng aja," ajak Nesya.
Mima yang merasa di sebut pun melirik ke arah mereka, dan melihat wajah kakaknya yang menyebalkan.
"Udahlah, biarin kakak mu ini, sayang aku bareng Mima semobil pulangnya." Ajak Nesya yang melirik adik kakak silih berganti. Galdi pun menganggukan kepala.
Saat mobil hitam sudah di depan mereka,
sang pengantar pun membantu memasukan barang Nesya, dan akhirnya pun mereka berdua masuk dan mobil pun melaju.
*
*
*
Di perusahan keluarga Atmajaya grup, di ruangan kantor seorang pria bermata sipit. Sedang melihat bingkai Poto yang terdapat di sananya ada seorang wanita cantik.
"Cantik, baru aja kita berpisah atas ke hangatkan tadi malam, aku sudah merindukan mu lagi." gumamnya dengan penuh senyum tangan yang mengelus bingkai Poto itu.
"Today you can be with him, but one day I will tie you to live with me. You can't just leave, we already have fun every night whenever we're together, so don't expect you to be able to leave!" kata-kata Vano dengan senyuman miringnya sampai tawa kecil itu keluar.
Ketika Vano sedang asik, tiba-tiba pintunya di Ketuk.
"Tok,tok,tok" suara pintu di ketuk. Vano pun seketika berhenti lalu menyimpan Poto bingkai itu di laci.
"Masuk." Ucapnya
Sang karyawan pun membuka pintu lalu masuk
"Permisi tuan, anda di suruh beliau ke ruang rapat sekarang." Ucap mbak karyawannya, yang hanya di angguki Vano. karywan itu pun pergi.
"He dasar, ganggu mood orang lagi seneng aja!" kesalnya, ia pun beranjak dari kursinya lalu keluar kantor.
*
*
Di rumah berlantai dua ke seorang wanita paru baya namun masih cantik, di ruang tamu sedang penuh obrolan dengan suasana menyambut anaknya pulang.
"Kok kamu nggak telpon mama papa sih?" tanya Ratna.
"Kalow aku nelpon, bukan kejutan dong ma," ujar anak perempuan nya.
"Iya deh, oh iya gimana kerjaan mu di sana," ucap sang mama.
"Lancar kok mam, oh iya papa masih di kantor," Nesya bertanya.
"Iya, katanya nanti malam pulang," ujar Ratna
"Kalow bisa, pulangnya cepet, nanti malam Galdi mau kesini soalnya tadi ke kantornya dulu." Kata Nesya.
"Oh ayangnya mau kesini," goda Ratna pada putrinya yang di balas dengan senyum malu-malu.
"Udah ma ah, aku mau ke atas mau istirahat," ucap Nesya.
"Ya udah istirahat dulu." ujar Ratna yang membiarkan putrinya naik ke atas menuju kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments