Seseorang tiba-tiba saja muncul dari balik semak-semak. Fey langsung pasang badan dan waspada pada sosok yang ada didepannya. Ia tak mau membuat kedua temannya yang tertidur di dalam tenda terbangun dan panik dengan situasi menegangkan di sini. Bukan ranah manusia biasa untuk memahami hal-hal di luar nalar manusia.
Sebab, Fey merasakan ada sesuatu yang tidak beres di sini meski ia tak tahu apa itu. Pak Po langsung menuju ke tempat Fey berdiri karena ia juga merasakan hal sama seperti yang dirasakan calon istri pangerannya. Sedangkan para demit lain yang bukan pasukan Refald, langsung menghilang entah ke mana seakan mereka takut pada sosok yang muncul dari balik semak-semak.
“Ternyata Anda Pangeran, bikin kaget saja,” seru Pak Po lega tapi tidak dengan Fey.
Gadis itu terus menatap sosok Refald yang tiba-tiba saja muncul dari semak-semak dalam keadaan kotor dan berantakan. Bau singkong gosong begitu menyengat di hidung Fey tapi ia berusaha menepisnya. Kendati demikian baunya tetap saja merebak ke mana-mana.
“Pak Po, teman-temanku jika terjadi sesuatu padaku,” bisik Fey pada salah satu pasukan Refald.
“Pangeran sudah ada di sini Putri, takkan terjadi apa-apa pada Anda ataupun teman Anda,” ujar Pak Po.
Mata Fey menatap tajam kekasihnya dengan seksama mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki tanpa kedip. Refald tersenyum manis dan ia mendekat ke arah Fey berdiri tanpa mau menoleh sedikitpun pada Pak Po. Melihat Pangerannya datang, Pak Po langsung menundukkan kepalanya tanda memberi hormat.
“Selamat datang kembali, Yang mulia,” ujar pocong tampan itu sengaja berdiri di depan Fey sebagai bodyguard sejati.
Refald tidak menyahut, sebaliknya, ia pindah arah sengaja mendekati kekasihnya yang berdiri di belakang pasukan demitnya. Pak Po bingung karena ia tak disapa pangerannya sendiri.
“Maaf sudah menunggu lama Sayang, kau baik-baik saja kan di sini?” tanya pria tampan itu hendak membelai lembut pipi Fey. Namun, spontan Fey menjauh dan mendadak ia tak ingin disentuh oleh Refald.
“Kau kotor sekali dan juga sangat bau. Dari mana saja kau? Pergi bersihkan diri sana! Jangan harap kau bisa mendekatiku kalau kau masih kotor begitu!” sentak Fey sedikit bergidik melihat kekasih tampannya.
Refald tertawa dan ia malah menggoda Fey di depan Pak Po. “Kau mau temani aku mandi? Ada banyak hal yang ingin kubahas denganmu. Mumpung kedua temanmu tertidur, jadi mereka aman di sini.”
“Tidak, aku takkan pernah meninggalkan temanku di hutan ini sendirian. Kau sendiri yang bilang untuk tidak meninggalkan tempat ini dan terpisah dari temanku,” tolak Fey mentah-mentah. Wajah Fey tak pernah berpaling dari wajah Refald begitupula sebaliknya.
Dua sejoli itu sedang bertatapan dengan perasaan masing-masing. Sebuah tatapan yang amat sulit dijelaskan dengan kata-kata dan hanya Fey saja yang bisa memahaminya.
“Itu sebelum aku kembali. Sekarang aku sudah di sini. Tidak ada salahnya jika kau ikut menemaniku mandi sebentar lalu kembali lagi kemari,” bujuk Refald.
Entah apa yang ada dipikiran Refald sehingga pria tampan itu terkesan memaksa kekasihnya untuk ikut dengannya. Sayangnya, Fey tetap tak bisa meninggalkan kedua teman baiknya terlepas apa yang sudah terjadi pada Ucun dan juga kekasihnya.
“Tidak usah mandi kalau kau tak berani sendiri meski aneh kalau pangeran demit takut pergi mandi sendiri,” sindir Fey dan ia berpaling dari wajah tampan Refald. “Duduklah, akan kubuatkan sesuatu, aku masih punya banyak cadangan makanan untuk beberapa hari ke depan. Aku tak bisa berpisah dari kedua temanku barang sedetik saja mengingat hutan ini, penuh dengan mistis. Siapapun bisa jadi siapa saja di hutan ini. Iya, kan?” tanya Fey mulai membuka ranselnya dan membuat mi instan untuk kekasihnya.
“Aku tidak lapar, kau makan saja sendiri. Aku mau pergi.” Nada suara Refald terdengar dingin. Mungkin karena Fey menolak mentah-mentah ajakannya. Atau bisa jadi, Refald tersindir oleh ucapan kekasihnya.
Tanpa suara, pria tampan itu benar-benar pergi dan menghilang di kegelapan hutan. Pak Po yang sejak tadi diam, mulai mendekat ke arah Fey dan mengajaknya bicara.
“Tuan Putri … Pangeran ….”
“Dia bukan Refald, dia genderuwo yang sedang menyamar menjadi Refald. Meski aku tak sekuat Refald, aku tahu dia bukan kekasihku,” terang Fey cepat.
“Dari mana Anda tahu, tadinya saya kira Anda …”
“Aku langsung tahu saat dia memanggilku ‘Sayang’. Refald asli takkan pernah mengatakan kalimat itu padaku. Dia juga bau singkong, itu bau khas demit genderuwo perayu wanita. Aku kasihan pada wanita-wanita yang ditinggal pergi suaminya malam-malam untuk bekerja dan genderuwo model begitu memanfaatkan situasi dengan menyamar seagai suami wanita-wanita itu.”
“Syukurlah Anda cepat tahu dan menolak halus ajakan genderuwo itu. tadinya saya mau mengajaknya duel, tapi malah pergi,” ujar pak Po sok yes.
“Bilang saja kalau kau takut padanya Pak Po, karena hutan ini adalah wilayahnya, bukan wilayahmu. Pakai acara sok mau duel segala. Kau pikir aku tidak tahu siapa kau ha? Kau itu pocong paling gicik sedunia. Mana ada setan takut setan sepertimu!” ledek Fey kesal.
Pak Po si pocong tampan tapi oneng itu hanya meringis kuda karena apa yang dikatakan Fey memang benar adanya. “Bukannya saya takut Putri, saya hanya cari aman, kalau buat masalah di hutan ini, para penghuni hutan akan murka dan akibatnya bisa fatal.” Pak Po membela diri meski apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya salah.
Walaupun oneng bin bloon, kalau masalah tugas dan kewajiban, pasukan demit Refald yang satu ini paham betul apa yang harus dilakukan. Tak heran kalau Pak Po adalah pasukan demit kesayangan Refald.
Masalah, tak hanya selesai sampai di situ. Tanpa dinyana-nyana, sebuah cahaya silau mendadak datang dan sosok Refald yang tadi menghilang di kegelapan malam, langsung melesat cepat kea rah Fey. Sosok tersebut hendak meraih tubuh Fey.
Namun, belum sempat sosok itu meraih tubuh Fey, tiba-tiba saja, Refald lain datang dan langsung menendang Refald lainnya sampai jatuh tersungkur menabrak pohon. Refald yang terjatuh itu mengulurkan satu tangannya dan mengeluarkan cahaya terang benderang lagi sehingga membuat mata jadi silau. Fey berserta Refald yang baru saja datang itupun terpaksa menutupi mata mereka dengan lengan tangan agar cahaya terang itu tidak merusak kornea mata mereka karena kilauan cahayanya sangat menyilaukan.
Kejadian aneh dan ajaib itu begitu cepat terjadi sampai Pak Po saja tak tahu apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba saja Fey dan dua Refald menghilang seiring dengan hilangnya cahaya. Begitu cahayanya meredup, sudah tidak ada siapa-siapa kecuali Pak Po dan dua teman Fey yang tidur di dalam tenda.
“Pangeran! Putri! Kalian di mana?” teriak Pak Po karena suasana hutan mendadak kembali gelap dan sangat sepi. “Gawat, apa mereka tersedot ke dalam dunia lain,” gumam Pak Po mulai cemas. “Kenapa tidak ajak-ajak … kalian berdua jahat sekali. Apa yang harus aku lakukan di tempat membosankan begini. Wahai Pangeran, kembalilah kemari dan bawa aku juga!” rengek Pak Po tapi tak ada siapapun yang mendengar rengekannya. Bahkan Nura dan Mia saja masih tertidur lelap di tendanya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Dede Dahlia
dasar pak po oneng.emang ada pocong ngerengek hais 🤦♀️
2024-02-01
0
‧✮nuna_Ghieta❥
aku ko salfok am kau ya pakpo
2024-01-03
0
Berdo'a saja
waah akan ada pemilihan setelah ini mana refald asli dan palsu
2023-12-06
0