Tidak salah lagi, sosok makhluk astral tak kasat mata yang baru saja kena tonjok Fey adalah Pak Po. Salah satu anak buah Refald yang ditugaskan untuk melindungi Fey.
Meskipun Pak Po ini adalah sosok hantu pocong, di mata Fey, sosok tersebut adalah pocong oneng yang tampan rupawan tapi suka bikin darah tinggi orang.
Wujudnya tidak menakutkan seperti saat dilihat orang lain selain Fey dan Refald tentunya. Hal ini masih menjadi misteri bagi Fey kenapa bisa begitu dan hanya Refald yang tahu.
Di dunia lain, semua pasukan dedemit Refald, wujud aslinya sangat cantik dan tampan. Sedangkan yang dilihat manusia biasa pada umumnya, adalah samaran sehingga tampak sangat menakutkan.
Seperti makhluk astral satu ini. Di mata Fey, Pak Po sangat tampan, tapi di mata Nura, Pak Po sangat menyeramkan. Maknya sampai pingsan.
"Kenapa kau buat temanku pingsan Pak Po?" protes Fey padahal bukan Pak Po yang salah.
"Bukan saya yang membuat dia pingsan Putri, dia sendiri yang tepar. Saya kan tidak bisa menyentuh manusia." Pak Po membela diri dan memang benar juga.
Yang namanya makhluk astral tak kasat mata, memang tak bisa bersentuhan dengan manusia karena kedua dunia mereka berbeda. Fey dan Refald adalah pengecualian.
Fey bisa menyentuh Pak Po dan bahkan bisa memukul sosok guling putih itu karena dia adalah tunangan Refald. Refald adalah pangeran dedemit dari demit tertentu yang nantinya Refald ini bakal menjadi raja dedemit selanjutnya setelah kakek Fey.
Walau hanya seorang manusia biasa, Refald diberkahi kekuatan supranatural yang tidak bisa dimiliki manusia lain pada umumnya. Kekuatan tersebut berasal turun temurun dari keluarga Refald yang terpilih untuk menjadi penerus raja demit. Dan Refaldlah calonnya karena saat ini, gelar kekasih Fey itu adalah pangeran demit.
Tentu saja, tugas raja demit dan pasukannya adalah untuk menyeimbangkan alam agar dunia lain dan dunia manusia tidak bercampur menjadi satu. Dan yang punya pasukan demit ya hanya Refald seorang.
Identitas Refald sebagai pangeran demit juga tidak boleh diketahui oleh siapapun kecuali Fey selaku calon istri Refald dan orang-orang yang dikehendakinya seperti teman dekat Fey atau keluarga Refald.
Jika ada orang lain yang tahu, maka kekuatan Refald akan hilang. Itulah gambaran sekilas tentang siapa Refald beserta pasukannya dan juga perannya di dunia fana ini.
"Katakan padaku apa yang terjadi Pak Po? Di mana Refald? Kenapa dia tidak menjawab pesanku? Apa dia baik-baik saja? Dan kau sendiri? Kenapa kau baru muncul sekarang?" Fey langsung memberondong Pak Po dengan banyak pertanyaan sehingga membuat Pak Po bingung mau jawab yang mana.
"Putri? Apa saya sedang ulangan? Pertanyaannya banyak sekali?" tanya Pak Po onengnya mulai keluar.
"Pak Po, kalau kau ulangan, kau nggak akan ada di sini, tapi di sekolahan dan duduk manis di bangku kelas sambil membawa lembar soal ulangan! Itu namanya mau ulangan!" terang Fey agak nyolot.
"Oh," ujar Pak Po malah bersiap pergi.
"Lah kau mau ke mana?" tanya Fey.
"Mau ke sekolah Putri, kn katanya tadi mau disuruh ulangan."
Fey langsung tepok jidat. Ia sudah bersiap melempar sandal ke arah Pak Po karena sudah bikin kesal tapi tidak jadi karena mendadak Destra muncul dari balik punggung Fey sehingga membuat Pak Po menghilang dari pandangan dan dalam waktu sekejap.
"Fey, apa yang kau lakukan di sini? Kau bicara dengan siapa?" tanya Destra.
Fey terkejut dan dengan cepat ia memutar otak agar apa yang dialaminya barusan tidak diketahui oleh orang lain. "Aku nggak bicara sama siapa-siapa kok, aku hanya heran kenapa Nura bisa pingsan di sini. Mungkinkah dia melihat sesuatu?" Fey bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa.
Destra terkejut melihat Nura terkapar di lantai. Ia pun memanggil teman-temannya untuk membantu mengangkat Nura ke kursi dan menyadarkannya kembali.
Beberapa menit kemudian, Nura tersadar dan teman-temannya mulai menginterogasinya. Untung saja Nura tidak ingat pada apa yang dia lihat sebelum pingsan. Feypun merasa lega meski sempat was-was kalau-kalau Nura memberitahu semuanya bahwa barusan ada pocong di rumah ini. Sementara ini, keberadaan Pak Po di sekitar sini aman terkendali meski Fey bingung kenapa hantu pocong itu pergi padahal dia tak bisa dilihat oleh siapapun kecuali dirinya.
Karena Nura baik-baik saja, akhirnya semua memutuskan untuk istirahat sebentar sebelum mereka semua muncak ke atas dan berhenti lagi di pos bayangan. Fey menawarkan diri untuk berjaga selagi semua teman-temannya beristirahat.
"Kau yakin tidak apa-apa terjaga sendirian Fey? Mau kutemani?" tawar Yoshi sok heroik.
"Nggak usah Kak. Kak Yoshi tidur saja. Aku nggak ngantuk lagi. Lagipula nanti di pos bayangan aku akan tidur di tenda sambil menunggu kalian semua kembali turun."
"Ya sudah kalau begitu. Bangunkan kami kalau ada sesuatu. Jangan keluar dari rumah sendirian apapun yang terjadi oke." Yoshi mengingatkan.
"Oke. Mungkin aku hanya akan cari udara segar," ujar Fey.
"Yakin kau berani Fey. Apa mau kita temani?" tawar Nura dan Mia agak cemas dengan niat Fey.
"Nggak usah kalian tidur saja. Hanya 1 jam kan? Manfaatkan waktu dengan baik untuk hemat tenaga." Lagi-lagi Fey menolak tawaran teman-temannya untuk ikut berjaga.
Bukan tanpa alasan kenapa Fey mengajukan diri terjaga sendirian di rumah angker ini. Siapapun pasti gemetar ketakutan dan lebih memilih tidur saja. Namun berbeda dengan Fey, dia tidak takut sama sekali karena lara dedemit di sini tidak akan bisa menyakitinya selama Refald masih hidup meski untuk saat ini Fey tak tahu di mana kekasihnya berada.
Fey memanfaatkan waktu istirahat teman-temannya untuk bertemu dengan Pak Po. Begitu semua orang terlelap, Feypun menyelinap keluar dan mencari-cari Pak Po.
"Pak Po!" seru Fey saat ia ada di teras rumah.
"Iya Putri," ujar Pak Po dari belakang sehingga membuat Fey kaget sampai berjingkat.
"Bisa nggak sih kalau datang itu nggak bikin orang jantungan. Kau kan bisa nongol di depan. Ngapain kau di belakang?" sengal Fey Kesalnya kumat lagi.
"Lah, daritadi saya ada di belakang Putri sejak Anda keluar."
"Kenapa kau tidak ikut masuk ke dalam, dengan begitu kan aku nggak perlu repot-repot keluar."
"Saya tidak masuk Putri."
"Kenapa?" tanya agak heran melihat wajah Pak Po serius begitu. Biasanya bengek melulu.
"Begini Putri, ada suatu di dinding penghalang yang menghalangi saya untuk ada di dekat Putri. Awalnya saya tidak tahu apa penyebabnya. Dan setelah saya cari tahu, ternyata, salah satu teman Anda ada yang memakai batu pelindung sehingga para demit macam saya tak bisa mendekatinya atau orang-orang yang ada disekitarnya. Itulah alasan kenapa saya tidak muncul Putri."
Mendengar penjelasan Pak Po, Fey langsung paham. Benda yang dimaksud Pak Po adalah jimat pelindung. Harusnya, seorang stranger yang tahu betul tata aturan pendakian yang aman, tidak boleh membawa jimat apapun. Perhiasan pun juga tidak diperbolehkan guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Salah satu alasan larangan membawa jimat saat mendaki gunung, bisa memicu masalah dalam dunia mistis dan terkesan tidak menghargai penunggu hutan. Kalaupun dibawa, jimat itu sebaiknya di tinggal saja dan diambil lagi kalau sudah turun gunung.
"Siapa yang memakai jimat Pak Po?" tanya Fey.
"Nona Ucun dan kekasihnya Putri. Mereka berdua memiliki jimat pemberian leluhur mereka. Niatnya sih agar mereka terhindar pada hal-hal yang tidak diinginkan. Dan memang benar, buktinya saya tidak bisa mendekat ke Anda."
"Ya sudah, mungkin memang untuk tujuan baik," ujar Fey tetap positif thinking.
"Putri, saran saya ... sebaiknya Anda segera pergi dari sini. Tempat ini berbahaya bagi kalian Putri. Percayalah," bujuk Pak Po.
"Nggak Pak Po. Jika aku dalam bahaya, pangeranku bakal menyelamatkanku." Fey mengatakan kalimat itu dengan penuh percaya diri.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Teh Yen
tuh pak.po.sudah mengingatkan tuh fey
2024-02-02
0
Dede Dahlia
pak po berarti tugas kamu harus lebih waspada lagi karna sudah tau kalau tempat itu berbahaya.
2024-02-01
0
Berdo'a saja
bahaya apa itu
2023-12-06
0