BAB 2 Misteri Tentang Refald

“Kenapa kalian teriak dasar bengek!” teriak Ucun setelah mendengar teriakan ketiga teman-temannya. Untung saja ia tidak punya penyakit jantung.

“Lah, Nura teriak, kau juga berteriak, ya aku ikutan teriak. Iya kan Fey?” tanya Mia pada Fey yang langsung mengangguk.

Tapi mata gadis itu tertuju pada sumber suara gedebuk sambil terus mengepalkan tangan seolah sedang menahan sesuatu yang tak diketahui teman-temannya. Fey tahu siapa yang buat suara itu, sayangnya tak bisa ia beritahukan pada teman-temannya.

“Aku teriak karena Nura berteriak. Aku kaget, makanya teriak,” terang Ucun tak mau disalahkan.

“Kau dulu yang bikin aku jantungan! Ngapain kau pegang-pegang bahuku nggak permisi dulu!” sentak Nura tak terima juga.

“Sudah-sudah jangan berdebat. Nggak sopan magrib-magrib begini berdebat depan rumah orang. Cun, boleh kami masuk nggak?” ujar Fey menengahi agar teman-teman pecinta alamnya tak lagi memperdebatkan hal yang tidak penting. Apalagi mereka baru saja bertemu lagi setelah sekian lama tak berjumpa pasca lulus dari SMA.

“Yuk masuk, aku baru dari mushola tadi dan melihat kalian. Makanya aku langsung menyapa Nura karena dia berdiri paling belakang. Lagian kalian ini kenapa, masa kalian nggak dengar derap kaki langkahku? Aku aja denger kok,” tanya Ucun sambil membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan teman-temannya masuk ke dalam.

Apa yang dikatakan Ucun masuk akal juga. Fey dan kedua temannya saling pandang.

Harusnya mereka memang mendengar derap kaki langkah orang kalau ada yang mendekati lokasi mereka berdiri. Namun kenyataannya, tak satupun dari mereka mendengarnya, bahkan mereka tak mendengar suara apapun kecuali suara binatang malam, seperti jangkrik dan kawan-kawannya.

“Kalian duduk saja, dan anggap rumah sendiri, aku ke kamar untuk ganti baju dan siap-siap,” ujar Ucun langsung masuk ke dalam.

“Eh Fey, kau dengar suara kaki Ucun nggak sih?” tanya Nura.

“Nggak, aku nggak denger apa-apa,” jawab Fey. Ia mencoba mengirim pesan pada Refald tapi centang 1. Gadis itu ingin bertanya pada kekasih supranaturalnya tentang apa yang terjadi di rumah ini.

“Kalau kau Mia? Apa kau dengar sesuatu?”

Ganti Mia yang ditanyain Nura.

“Nggak, aku hanya dengar ada benda jatuh dan bunyinya ‘buk’. Bukan derap langkah kaki seperti yang kau bahas sekarang.”

Fey tertegun, buru-buru ia mengalihkan pembicaraan kedua teman-temannya daripada nanti melenceng ke arah yang bukan-bukan.

“Sudahlah, kalian jangan bahas yang aneh-aneh. Sebaiknya kalian jelaskan padaku apa yang akan kita lakukan setelah ini dan kapan kita hiking. Apakah malam ini atau besok. Kalau malam ini, aku rasa persiapan kita kurang. Dan nggak mungkin juga kita hiking hanya ber-4 dengan Ucun. Kalian ini sebenarnya mau ngajak hiking di mana sih pastinya?”

“Kita akan bermalam di rumah tanteku,” jawab Ucun dari dalam ruangan dan keluar sambil membawa currier besar. Ia meletakkan currier tersebut di lantai dan memakai jaket tebalnya.

Teman-teman Ucun terbengong-bengong setelah melihat betapa banyaknya barang bawaan yang dibawa Ucun. Nura dan Mia jadi lupa tadi mau bicara apa.

“Anak itu mau hiking apa pindah rumah? Barang selemari dibawa semua,” bisik Mia pada Fey.

“Ssssstt, kau diam saja.” Fey mengingatkan temannya agar tidak julid terhadap siapapun mengingat mereka akan berangkat menjelajah alam.

Prinsip Fey, jika dia akan pergi hiking atau ke tempat-tempat yang berhubungan dengan alam, maka hatinya harus bersih tidak boleh punya pikiran kotor dan harus positif thinking. Sebab, tidak ada manusia manapun di dunia ini tahu, apa yang akan terjadi nantinya.

“Kita akan ke gunung Ajn, salah satu gunung paling eksotik di daerah ini. Dan kabar terakhir yang aku dengar, puncak gunungnya membeku,” terang Ucun lagi sambil tersenyum senang. “Kita juga tidak akan pergi berempat. Tapi ada Destra dan para senior-senior kita yang dulu. Kak Yoshi dan kak Joni juga ikut. Ada kak Alex, kak Theo dan harusnya … pacarmu dan temannya juga ikut Fey. Tapi entah mereka bisa datang apa nggak, aku nggak tahu.”

Fey langsung terbelalak mendengar nama Refald dan temannya, disebut-sebut. Sebagai pacar, Fey tidak tahu kalau Refald bilang ke Ucun bahwa dia akan datang.

“Apa? Refald dan Eric ikut? Kok dia nggak ngasih tahu aku kalau ikut hiking?” tanya Fey tak percaya. Ia merasa ada sesuatu yang aneh di sini.

"Serius Refald bilang gitu kok, ya terserah kamu mau percaya apa nggak. Kamu nggak dikasih tahu, ya? Kok aneh ya? Orang lain di kasih tahu masa pacar sendiri, nggak." ucapan Ucun agak bikin darting juga.

Untung Fey sabar tak tidak mudah terprovokasi. Gadis itu berpikir, pasti ada yang salah di sini dan jalan satu-satunya adalah mengkonfirmasi kabar ini ke Refald langsung.

Ponsel Refald mendadak tak bisa dihubungi di tambah kabar terbaru yang baru saja di sampaikan Ucun sangat mengejutkan Fey. Fey bangun berdiri dan mencari sinyal di luar.

Namun, Refald tetap tidak bisa dihubungi, ia mencoba menghubungi Eric dan hasilnya nihil. Ericpun sama seperti Refald. Semua pesan Fey yang terkirim hanya centang 1 dan mendadak pp dua pria dalam kontak Fey menghilang seolah nomer Fey sengaja di blokir.

“Aneh, ini kebetulan atau apa sih? Kenapa para cecunguk itu HP-nya mati? Pakai diblokir segala juga. Wuah, pasti ada yang tidak beres,” gumam Fey yang berdiri mondar-mandir di teras rumah Ucun. Matanya kembali ke tempat sosok guling putih yang ternyata sudah menghilang entah kemana. “Sial, aku lupa siapa nama lengkap pasukan Refald. Bagaimana bisa aku memanggilnya. Astaga … kenapa aku bisa lupa sih.”

Fey menatap sekeliling dan ia baru sadar kalau rumah Ucun, sangat jauh dari rumah pemukiman warga desa lainnya. Di sisi kanan, kiri, depan, belakang rumah Ucun, tidak ada apa-apa dan hanya merupakan lahan kosong.

Kekasih Refald itu kembali masuk ke dalam dan mengingatkan kedua teman-temannya untuk segera pergi dari sini secepatnya. Ucun membuka pintu mobil kijang hitamnya dan memasukkan semua barang-barang Ucun ke bagasi. Iapun menyalakan mesin mobil begitu Fey dan yang lainnya masuk ke dalam mobil Ucun. Mereka semua pergi ke rumah kekasih Ucun dan para pendaki yang lain.

Tak di sangka, para senior Fey yang kebanyakan laki-laki sudah berkumpul di rumah Destra dan sedang menunggu kedatangan Ucun serta rombongannya. Sepanjang jalan, Fey bolak balik mengintip layar ponselnya berharap Refald membalas pesannya. Namun sayang, sampai detik ini, pesan Fey masih centang 1 dan gadis itu tak tahu apa yang terjadi pada kekasih dan sahabatnya sampai ponsel mereka sama-sama kompak mati.

Para senior Fey sangat senang bisa melihat Fey lagi setelah sekian lama terpisah karena kesibukan masing-masing. Untuk sesaat, Fey bisa bernostalgia dengan para senior pecinta alam dan membicarakan banyak hal sebelum akhirnya mereka semua berangkat menggunakan 3 mobil ke lokasi pendakian.

“Fey, kau ikut mobilku, ya? Ada yang ingin kudiskusikan denganmu,” tawar Yoshi pada Fey yang tidak bisa konsen karena terlalu memikirkan Refald.

“Heh, kunyuk. Dia udah ada yang punya loh, kalau sampai Refald tahu, habis kau dibikin bergedel sama si super handsem itu!” Alex mengingatkan walau dalam hati, ia juga ingin dekat dengan wanita yang dulu pernah jadi pujaan hatinya.

“Aku tahu, justru Refald berpesan padaku untuk menjaga istrinya. Mau apa lu? Nggak terima?” ledek Yoshi.

“Masa sih? Kok aku nggak dititipin? Wah … awas saja kalau Refald kemari, aku mau protes sama dia.”

“Heh kadal bunting separoh. Ngaca dong, Refald nggak mau nitipin bininya ke elu, karena pasti bakal lu embat! Dasar nggak sadar diri!” Alex dan Yoshi malah gelud sendiri dan Fey terpaksa melerai mereka agar tidak memperdebatkan hal-hal yang tidak penting.

“Kalian bisa berhenti berdebat, nggak? Nggak masalah aku ikut mobil siapa asal kedua temanku harus tetep sama aku. Kalau nggak, aku bisa numpang mobil lainnya. Dan juga … aku bukan barang yang bisa dititipkan ke siapa saja. Sejak kapan Refald menitipkanku pada kalian? Dia bisa menjagaku dari jauh sekalipun dia tidak ada di sini. Untuk apa merepotkan kalian?” tanya Fey meluapkan apa yang mengganjal di hatinya.

Fey tahu betul, seorang Refald takkan begitu mudahnya menitip-nitipkan wanita yang ia cintai pada pria lain. Jelas itu bukan Refald. Gadis itu jadi semakin bingung sekarang. Refald tidak mengatakan apapun saat dibandara bahwa ia akan ikut hiking lewat rombongan laki-laki. Ini jelas aneh, sangat sangat aneh.

Saat Fey ingin mengkonfirmasi, ponsel Refald dan Eric malah mati sehingga tidak bisa dihubungi. Sekarang ditambah kabar tentang Refald yang katanya bakal menyusul hiking, initidak masuk akal.

“Ada apa ini? Kenapa ponselmu mati? Kau bilang tidak ikut hiking denganku, tapi kenapa kau malah mengatakan pada yang lainnya ikut? Yang benar yang mana?” tanya Fey pada dirinya sendiri dan ia sibuk dengan ponselnya sambil mengetik pesan untuk Refald dan isinya hampir sama seperti yang Fey ucapkan barusan.

Yoshi dan Alex saling pandang karena heran mendengar ucapan Fey yang seolah tak percaya pada apa yang mereka katakan. Jelas-jelas beberapa hari lalu, Refald datang dan mengatakan akan ikut hiking bersama. Tapi sehari sebelum keberangkatan, Refald bilang kalau ia akan datang terlambat dan yang lainnya diminta hiking duluan bersama Fey serta teman-temannya.

“Apa Refald tidak memberitahumu?” tanya Yoshi menatap tajam Fey.

“Tidak, aku melarangnya ikut karena kupikir aku ingin menghabiskan waktu dengan teman-temanku tanpanya. Ia juga sangat sibuk di Eropa. Tidak mungkin Refald ikut hiking kemari."

“Tapi 2 hari lalu Refald datang padaku. Dia ingin aku menjagamu sampai dia datang. Ucun juga diberitahu kalau dia ikut hiking meski datang terlambat.”Yoshi masih meyakinkan Fey kalau dia tidak bohong ataupun ngadi-ngadi.

Fey tertegun dan bingung. Ia menatap mata Yoshi dan jelas terlihat kalau seniornya tidak berbohong. Meski begitu, Fey tetap menghubungi orang-orang terdekatnya termasuk Leo, untuk mencaritahu keberadaan Refald. Sayangnya adik Refald itu juga tidak tahu di mana kakaknya sekarang.

Suasana jadi semakin rumit, apa yang terjadi pada Refald? Ke mana semua pasukan Refald sekarang dan apa yang direncanakan kekasih Fey ini sebenarnya.

Refald ... di mana kau? Apa yang sedang kau rencanakan? Batin Fey.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

Dede Dahlia

Dede Dahlia

ada apa denganmu Ref ref.

2024-01-31

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

selalu membuat teka teki di refald

2023-12-05

0

Zanzan

Zanzan

séñéñg bàñgét kísah refàld sama féy dílàñjut,..cúma kénapa kísàh yg làiñnya kok gàk da yg sélesaí,..masih padà ñgégañtung semúay

2023-09-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!