Karena Refald masih belum bisa dihubungi, Fey memutuskan untuk tetap pergi bersama dengan teman-temannya. Walau ia merasa ada yang aneh. Fey tidak boleh meninggalkan Mia dan juga Nura karena ia merasa bertanggungjawab atas keselamatan bestie-bestienya.
Semua orang sepakat pergi menuju gunung Ajn dan menginap di kediaman tante Ucun. Fey terus meningkatkan kewaspadaan mengingat Refald sama sekali tak bisa dihubungi. Para pasukan yang diminta Refald untuk menjaga Fey juga tak tampak.
“Ini sudah malam, hati-hati kalau berkendara,” ujar Alex mengingatkan. Ia yang duduk di samping Yoshi juga turut mengamati. Sementara Mia, Fey dan Nura duduk di bangku belakang.
“Tenang saja, aku sudah biasa berkendara malam,” jawab Yoshi masih sambil konsentrasi menyetir. “Astagah! Apa itu tadi? Kunti apa sundel bolong?” pekik Yoshi kaget dan sontak yang lain ikutan kaget juga tak terkecuali Fey.
“Ada apa?” tanya Alex karena ia tak lihat apa-apa. Yoshipun juga terus melajukan mobilnya di kegelapan malam.
Di luar memang sudah memasuki area hutan dan jalanan yang di aspal tidak lebar. Hanya cukup untuk dua mobil yang saling bersalipan.
“Coba putar ulang cctv mobil bagian depan,” pinta Yoshi. Sebagai anak pecinta alam yang hobi naik gunung, tentu hal-hal yang berbau horor dan mistis sudah tidak asing lagi bagi Yoshi.
Alexpun menuruti permintaan partnernya. Ia memutar ulang ccty di mulai dari jalanan sepi dan gelap gulita, yang terlihat hanyalah lampu sorot mobil. Sementara 2 mobil lainnya masih tertinggal di belakang.
Di menit pertama memang tidak ada apa-apa, suasana malam masih aman terkendali. Namun, di menit berikutnya, tepat ditikungan jalan, samar-samar di area lahan kosong dekat pohon bamboo di tepi jalan, terlihat sosok putih berambut panjang sampai kaki berdiri diam di tenga-tengah semak-semak.
“Astagfirullohal’adzim!” teriak Alex kaget. Sedangkan Nura dan Mia jangan ditanya, keduanya berteriak sambil menutup mata.
Hanya Fey yang tampak tenang dan terus memerhatikan dengan seksama sosok tak kasat mata tersebut dalam diam. Fey malah bernapas lega karena sosok itu bukanlah sosok yang ia kenal. Sungguh aneh gadis cantik yang satu ini. Disaat yang lain pada histeris melihat sosok astral paling menakutkan, Fey malah tampak biasa-biasa saja.
“Kau tidak takut Fey? Serem loh itu?” tanya Yoshi melalui kaca spion dan kebetulan melihat Fey baik-baik saja.
“Sudah biasa melihat yang seperti itu, jadi aku tidak kaget. Bukankah kita setiap hari berdampingan dengan mereka semua? Selama kita tidak mengganggu mereka, mereka tidak akan mengganggu kita.”
“Ya jelas dia nggak takut, pacarnya saja calon raja demit, ya dia pasti bakal jadi ratunya demit nanti,” bisik Nura mulai julid pada sahabatnya sendiri.
“Hus, diam kau. Jangan sampai terdengar orang lain. Kau bisa digodok sama Refald kalau kau ember,” cetus Mia dan pura-pura tidak tahu apa-apa soal siapa Fey dan Refald sebenarnya.
“Wah, aku salut, dulu pas waktu SMA kau penakut sampai salah menyebut kata sandi.” Yoshi mulai mengingatkan masa lalu yang bikin malu Fey.
Gara-gara itu, Fey jadi merindukan Refald. Ia kembali melihat layar ponselnya dan pesan yang ia kirim pada kekasihnya, masih centang 1. Sudah ribuan kali Fey memanggil-manggil nama Refald dalam hati, tapi yang dipanggil tak kunjung datang juga. Padahal sang pangeran demit itu berjanji akan datang saat Fey memanggilnya, kapanpun dan dimanapun. Bahkan tanpa dipanggil pun, bila Fey dalam kesulitan, Refald pasti akan datang dengan sendirinya.
“Refald masih belum bisa kau hubungi?” tanya Nura mengerti akan kegelisahan sahabatnya.
Fey menggelengkan kepalanya sambil bermuram durja. Ia mulai khawatir juga pada kekasihnya. Karena tidak bisanya Refald seperti ini. Namun, sebisa mungkin Fey harus terlihat tenang. Jangan sampai teman-temannya tahu akan apa yang Fey rasakan saat ini.
Begitu memasuki kawasan hutan pinus, mendadak Fey melihat ada banyak sekali pasukan tak kasat mata berjejer rapi di sepanjang sisi kanan dan kiri jalan yang Fey dan teman-temannya lewati. Sepertinya, hanya dia saja yang melihat sosok tak kasat mata itu.
Yang lainnya tidak bisa melihat kecuali mata batin mereka terbuka. Entah apa yang terjadi jika teman-teman Fey yang ada di dalam mobil ini melihat barisan makhluk astral seolah mereka sedang menyambut kehadiran mereka di tempat ini.
Astaga … mereka banyak sekali, ada apa ini? Batin Fey penuh waspada.
Walau hatinya sedikit takut, Fey harus melwan rasa takutnya dan tetap tenang. Jangan sampai terbawa emosi sehingga mengacaukan segalanya. Ia yakin dirinya dan teman-temannya tidak melakukan kesalahan. Sebab, sebagai anak pecinta alam harus tahu tata aturan ketika memasuki alam.
“Kak Yoshi, apa kita sudah permisi?” tanya Fey. Mendadak suasana menjadi tegang mendengar pertanyaan itu.
“Leh belum, harusnya kita permisi saat melewati perbatasan tadi. Bagaimana ini?” tanya Yoshi was-was. Ia langsung mengambil ponsel dan mengkomando yang lain untuk permisi masuk ke area yang bukan ranah mereka.
“Tidak apa-apa, sebelum memasuki desa, kita berhenti di gapura. Kak Alex bawa bunga, kan?” tanya Fey.
“Aku bawa,” ujar Nura.
“Aku juga bawa,” sahut Mia dan aksi kedua teman Fey mengundang decak kagum Yoshi dan Alex. Pasalnya, 2 senior ini lupa tak menyiapkan hal semacam itu.
“Hei kalian berdua? Bisa pas gitu kalian bawa bunga? Untuk apa coba? Kalian tak berencana mandi kembang di hutan, kan?” tanya Yoshi heran.
“Sebelum datang kemari, kami sudah mempelajari area sekitar sini, budaya dan adat istiadatnya juga harus kita ketahui agar kita tidak melakukan kesalahan yang berakibat fatal. Ingat KKN Desa Penari, kan? Kami tidak ingin berakhir seperti mereka makanya sebelum ke tempat baru, kita harus tahu seluk beluk tempat itu. Untuk itulah kami bawa bunga, sebagai syarat masuk ke area yang bukan tempat kebiasaan kita di sini. Bukan untuk mandi kembang, tampa mandi kembangpun aura kami sudah paripurna kok,”jelas Mia sambil sedikit narsis.
“Wah wah … kalian pintar juga, siapa yang mengajari kalian?” tanya Alex merasa kalah dengan juniornya.
Nura dan Mia kompak menunjuk wajah Fey. “Dia,” ujar mereka bersamaan. Yoshi dan Alex jadi saling pandang.
“Tinggal di Jepang ternyata telah membuatmu jadi cenayang ya Fey, jadi pengen kesana, siapa tahu aku bakal jadi dukun yang handal.” Entah ucapan Yoshi ini suatu pujian atau ledekan, Fey tak menanggapinya dengan serius.
Pikirannya saat ini hanya berkonsentrasi pada apa yang akan ia hadapi nanti apalagi saat ini, tidak ada Refald disisinya. Apapun yang terjadi, Fey hanya berharap kekasihnya itu baik-baik saja dimanapun ia berada.
Dua mobil lainnya ikut berhenti di tempat Fey dkk berhenti. Setelah ngobrol sejenak, akhirnya mereka semua melakukan ritual adat yang harus mereka lakukan sebagai bentuk penghormatan pada penunggu wilayah ini agar apa yang akan mereka lakukan nanti, berjalan lancar tanpa kendala. Tentu saja, juga disertai doa dan kepercayaan masing-masing.
Kelompok anak-anak pecinta alam iini sudah diajarkan harus saling menghormati perbedaan keyakinan serta toleransi adanya ragam budaya yang terdapat di setiap wilayah. Sebab. Budaya daerah yang satu dengan lainnya pasti tidak sama. Makanya, anak-anak pecinta alam dianjurkan menghormati adat-istiadat yang terdapat di wilayah dimanapun langkah kaki berpijak tanpa harus menyombongkan diri.
“Hanya menaburkan bunga saja, kan? Nggak ada ritual-ritual yang lain? Takutnya nanti menjurus ke arah …”
“Tidak ada, kita tadi lupa tidak permisi dulu saat masuk gerbang perbatasan,” sela Fey dengan tenang. “Makanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kita taburkan bunga di sini. Untung Mia dan Nura bawa untuk jaga-jaga kalau hal ini terjadi.” Fey menatap semua sosok yang berdiri diam jauh di dalam hutan dari balik punggung Ucun.
Sosok-sosok tersebut satu persatu menghilang seolah yang mereka minta telah terpenuhi. Fey akhirnya bisa bernapas lega. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil menghela napas panjang.
“Syukurlah,” gumam Fey. Meski masalah kecil ini bisa ia atasi dengan baik tanpa Refald. Tetap saja Fey berharap kekasihnya itu bisa datang ke sini secepat mungkin.
“Fey! Ayo masuk! Kita akan melanjutkan perjalanan lagi!” seru Yoshi dan Fey langsung berlari masuk ke dalam mobil tanpa ia tahu, jauh di dalam hutan, ada sosok makhluk berambut panjang dan berekor ular, sedang mengintai Fey.
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Teh Yen
oh aku.baru.tau.kalau masuk.ke daerah baru aplg itu masih tak terjamah permisinya harus tabur bunga yah Thor 👍🏻👍🏻
2024-02-02
0
Dede Dahlia
ih kok aku bacanya serem ya thor say 🤔
2024-01-31
0
Berdo'a saja
ada yang sudah menunggu fey
2023-12-05
0