Pak Po bingung harus menjawab apa pertanyaan yang diajukan Refald. “Iya juga ya Pangeran, enaknya mau diapain setan pelempar bola api tadi? Sungguh kepala berharga saya jadi benjol begini.”
Refald terus memelototi Pak Po sambil mengepalkan kedua tangannya. Fey mencoba menggenggam tangan sang kekasih agar tidak terbawa emosi saat berhadapan dengan Pak Po. Karena yang terpenting sekarang bukanlah mengurusi kebloonan pocong tampan itu, melainkan cara untuk menemukan semua teman-teman Fey.
“Sudahlah Refald. Lupakan masalah ini, yang penting kita cari dulu di mana teman-temanku. Aku yakin mereka terjebak dalam dunia yang berseberangan dengan kita. Lihat para dedemit yang ada di sekelilingmu, mereka terus mengamati kita.”
Ucapan Fey membuat Refald tersadar. Harusnya ia memang sudah tidak kaget lagi punya anak buah model pocong seperti Pak Po. Nggak ada takut-takutnya sama sekali. Wajah Refald kembali serius dan yang dikatakan Fey memang benar.
“Apa kau tahu di mana keberadaan teman-teman Fey? Bukanlah kau tadi ada di dunia lain?” tanya Refald mulai tenang dan tidak mempermasalahkan lagi masalah banaspati.
“Ada banyak pintu dunia lain Pangeran, saya tidak ingat tadi keluar di bagian yang mana.”
Refald langsung memejamkan mata. Ia merasa ada yang mempermainkan dirinya. Fey jadi semakin takut karena demit yang berdatangan ke tempat ia berada saat ini malah semakin bertambah.
“Siapa mereka Refald? Kenapa malah semakin banyak?” tanya Fey sembunyi di balik punggung kekasihnya.
Refald tak langsung menjawab, pak Po langsung berada di belakang Fey untuk melindunginya dan tentu saja itu atas perintah Refald melalui telepati. Tak hanya Pak Po, para pasukan dedemit Refald yang lain juga datang dan mengepung Refald dan Fey untuk memberi perlindungan khusus jika dedemit penunggu alam liar ini mencoba menyerang keduanya.
“Tenanglah Honey. Selama ada aku dan pasukanku, kau aman.” Mata Refald perlahan mulai membuka dan menyala terang lurus ke depan.
Sebuah tombak panah melesat cepat dan Refald dengan sigap bisa menangkapnya dengan hanya satu tangan saja. Sementara tangannya yang lain menggenggam erat tangan Fey.
Musuh masih tak terlihat dan serangan tombak-tombak itu terus berdatangan dari berbagai arah. Untung pasukan demit Refald bergerak cepat dan melumpuhkan semua tombak itu sehingga Fey dan Refald tetap aman.
“Keluarlah kalau kau berani! Jangan main petak umpet. Kau mencoreng nama baik dunia perdemitan saja!” teriak Refald terkesan menantang.
Pandangan mata Fey dan Refald terus mengarah ke depan di kegelapan hutan. Mereka semua menunggu apakah dedemit yang menyerang Refald itu akan keluar atau menyerang lagi.
Tiba-tiba saja, muncul sepasang pria dan wanita berparas tampan dari kegelapan hutan dan terus mengarah ke tempat Fey dan Refald berada. Fey kaget dan bingung, mereka manusia atau bukan. Tapi mereka berjalan. Artinya pasangan itu adalah manusia.
“Refald siapa mereka? Sepertinya yang laki-laki terluka,” bisik Fey.
“Tetaplah dekat denganku Honey, jangan pernah percaya pada apa yang akan mereka katakana nanti.”
“Kenapa? Mereka kan manusia. Mungkin mereka juga sama tersesatnya seperti kita.”
Belum juga Refald sempat menjawab, pasangan itu datang menyapa Refald dan Fey. “Kalian tersesat ya?” tanya si pria tampan.
“Kau yang menyerang kami barusan?” tanya Refald hati-hati.
“Itu hanya alat jebakan yang kubuat untuk berjaga-jaga kalau ada iblis atau setan yang mendekat. Ternyata kalian hanya manusia.”
“Apa kau melihat sekelompok orang lewat sini. Total ada 4 orang, 3 pria dan 1 wanita.” Refald mencoba menanyakan keberadaan teman-teman Fey. Tapi dengan penuh waspada.
“Wanita?” tanya si wanita.
“Iya, ciri-cirinya rambutnya, cepak, tinggi dan langsing. Kulitnya agak kecoklatan. Sedangkan yang laki-laki memakai pakaian kasual ala pendaki. Kalian melihat mereka?” terang Fey.
Si wanita dan si pria itu saling pandang dan sangat mencurigakan. Mereka seolah mengisyaratkan sesuatu yang tak diketahui oleh Fey, tapi mungkin sudah diketahui oleh Refald karena kekasih Fey itu bukan sembarang manusia biasa.
“Tentu kami tahu. Kalian lurus saja ke dalam hutan itu. kalau ketemu persimpangan belok kanan saja,” tunjuk wanita itu.
“Benarkah?” seru Fey senang. Tanpa sengaja, Fey melihat sepatu mereka terbalik. Lebih tepatnya, kaki pasangan ini terbalik.
Namun Fey tidak mempermasalahkannya karena mungkin pasangan ini menyandang disabilitas. Mereka berdua tampak aneh dan misterius, tapi ramah dan tidak pelit dengan petunjuk. Bau mereka juga wangi. Entah parfum apa yang digunakan, Fey tidak tahu.
“Terimaksih, kalau begitu kami permisi,” ujar Refald.
“Mau kami temani?” tawar mereka tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh Refald.
“Tidak terimakasih, kami bisa pergi sendiri. Permisi.” Tanpa menunggu waktu lama, Refald langsung menggandeng tangan Fey pergi diikuti oleh seluruh pasukan demit Refald.
Semua demit itu menatap tajam pasangan sejoli yang sepertinya bisa melihat pasukan Refald. Namun karena tidak ada perintah apapun dari Refald, Pak Po dkk tak melakukan apa-apa. Mereka juga tidak protes terkait kedatangan pasangan sejoli misterius itu.
Refald dan Fey memasuki hutan rimba yang gelap gulita. Keduanya hanya mengandalkan sinar bulan dan lampu senter yang terpasang di kepala Fey. Akhirnya, keduanya sampai di persimpangan jalan seperti yang dikatakan pasangan sejoli tadi.
Fey hendak melangkah kea rah kanan tapi Refald malah menariknya dan mengambil jalur kiri. “Lewat sini, Honey,” ujar Refald sambil menggandeng tangan Fey.
“Kok ambil jalur kiri? Kata mereka kan ambil jalur kanan,” tanya Fey bingung.
“Sudah kukatakan, jangan percaya pada apa yang mereka katakana. Kalau mereka bilang jalur kanan artinya sebaliknya.”
“Tapi kenapa?”
“Merekalah biang penyesat jalan menuju kematian. Jalur kanan yang mereka beritahu itu menuju ke jurang yang masih berhubungan dengan jurang tempat kau dan aku jatuh sebelumnya. Ketahuilah Honey Bunny. Mereka bukan manusia. Mereka jiwa yang tak bisa kembali pada jasadnya. Mereka korban keganasan alam juga. Mereka tak ingin mati sendiri, makanya mereka sering menyesatkan orang lain agar orang-orang bernasib sama seperti mereka.”
Fey terkejut bukan kepalang mendengar penjelasan Refald. Ia sampai tak tahu harus berkata apa.
“Kau lihat kaki mereka kan? Mereka tidak melayang seperti hantu pada umumnya. Tapi kaki mereka terbalik. Dan bila kau melihat mereka diantara kedua kakimu, kau akan lihat kalau mereka bukanlah manusia. Mereka tidak punya kaki.”
“Hah? Hiii … kok serem sih? Padahal mereka cantik dan tampan, pasangan serasi pula. Ternyata mereka ... setan,”pekik Fey. Untung ada Refald didekatnya, kalau tidak Fey mungkin akan pingsan.
“Lebih tampan mana dengan saya Putri?” sahut Pak Po ikut nimbrung.
“Lebih tampan kekasihku! Puas kau!” sengal Fey dongkol dan Refald tersenyum bangga pada calon istrinya.
Pak Po cemberut dan teman-temannya mulai meledeknya. “Syukur! Makanya jadi demit jangan kepedean. Kena sengal kan kau!”
“Lagian kau itu nggak pernah ngaca apa Pak Po? Jelas di mata tuan Putri Fey hanya ada pangeran Refald seorang,” tambah Mas Gen sehingga Pak Po semakin manyun.
“Inilah yang membuat saya ingin segera punya pacar. Pokoknya kalian berdua harus menikah secepatnya setelah ini supaya saya bisa menikah juga. Iya kan teman-teman! Kalian mau menikah juga, kan?” Pak Po malah memprovokasi teman-temannya.
Refald berhenti berjalan dan balik badan menghadap para pasukannya. “Bagaimana kalau aku menikah sekarang? Kalian setuju kalau jadi saksinya?” tanya Refald malah ganti menggoda Fey.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Mutia Anggraini
udah tau masih ada di hutan, msh sempat " x membahas pernikahan 💪💪💪💪💪💪💪💪💪😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
2024-02-17
0
Dede Dahlia
pak po mah oneng nya sudah melebihi kapasitas di luar batas.boleh kali getok kepalanya pak poci soalnya gemes banget aku sumpah 😡😂😂
2024-02-01
0
‧✮nuna_Ghieta❥
sellu ngadi2 pak po😁😁
2024-01-03
0