Bila Pak Po dan kedua teman pocongnya sedang sibuk berghibah ria, maka lain halnya dengan Refald yang mulai merasakan ada bahaya besar. Tidak hanya Refald yang merasakan bahwa tersebut, semua demit yang ada di hutan Gunung Ajn ini juga merasakan hal sama. Mendadak, mereka menjauh seolah menghindari bahaya tersebut.
“Honey, kau tunggu di sini!” ujar Refald mulai cemas.
“Ada apa Refald? Apa yang terjadi?” tanya Fey ikut takut juga.
Refald tidak langsung menjawab, ia malah berlari cepat kea rah sungai yang tak jauh dari tempat mereka berkemah dan kembali sambil membawa gumpalan air besar dalam genggaman tangannya lalu ia siramkan pada api unggun yang ia nyalakan dekat tenda.
Seketika, api unggun itupun padam dan suasana menjadi sangat gelap. Refald menyalakan senter cadangan agar Fey tak merasa ketakutan.
“Hutan ini sedang dalam bahaya. Di balik bukit sana sedang terjadi kebakaran hebat.” Refald memberikan penjelasan alasan kenapa dia mematikan api unggun.
Dan benar saja, di kejauhan tampak kobaran api besar menyala terang menghabiskan sebagian hutan di balik bukit tempat yang Refald bicarakan tadi. Jika kobaran api itu tak segera dipadamkan, bisa jadi api-api ganas itu akan segera sampai ke tempat Fey berada.
“Honey, tetaplah di sini. Aku akan ke sana untuk memadamkan apinya.”
“Kau akan ke sana sendirian?” tanya Fey mencemaskan kekasihnya walau ia tahu Refald itu sangat kuat dan tak takut pada apapun.
“Tentu, kau jangan khawatir, aku akan minta Pak Po untuk menemanimu. Kau jangan ke mana-mana sebelum aku kembali, oke.” Refald mencium kening Fey dan ia langsung melompat ke langit-langit diikuti pasukan demit nya yang lain kecuali Pak Po.
Fey menengadah menatap kepergian suaminya dengan hati tak karuan. Ia tak bisa mencegah ataupun menghalangi keinginan kekasihnya untuk menyelamatkan hutan yang sedang terbakar. Sebab, sama seperti Refald, Fey juga sangat suka gunung dan semua keindahan alamnya.
“Bagaimana bisa tiba-tiba hutan terbakar, pasti ada pemicunya,” gumam Fey pada dirinya sendiri. Refald sudah tidak tampak lagi dari pandangannya.
“Kebanyakan kebakaran hutan, disebabkan karena ulah jahil manusia Putri. Mereka yang menjelajah alam kadang ada yang membuang putung rokok sembarangan dan menimpa semak belukar yang kering kerontang akibat musim kemarau ini. Tapi ada hal lain juga, yang membuat alam marah sehingga mereka sengaja membakar diri. Dua hal itu bisa jadi pemicu kebakaran hutan,” terang Pak Po sambil mengikuti arah pandang Fey.
Fey yang heran, langsung menatap salah satu anak buah kesayangan Refald. “Wuah, Pak Po, tumben kau pintar? Darimana kau tahu semua itu? Refald yang memberitahumu?” tanyanya setengah meledek Pak Po.
“Saya tidak pernah paham kalau Pangeran yang menjelaskan Putri. Saya tahu karena semua demit penghuni hutan ini yang memberitahu ….”
Belum juga Pak Po selesai bicara, tiba-tiba kedua teman-teman Fey datang dan memanggil-manggil nama Fey. “Fey! Kaukah itu! ini aku Mia dan Nura! Kau bisa dengar suaraku?”
Fey langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dan langsung berlari memeluk Fey dan Mia. Di belakang sudah ada Alex dan Yoshi. Mereka semua lega karena bisa bertemu Fey dis sini meski mereka bingung karena di tengah hutan dalam keadaan gelap gulita begini, Fey sendirian.
“Kau sungguh sendirian di hutan ini menunggu kami?” tanya Yoshi tak percaya ada wanita seberani Fey. Ini hutan, bukan mall.
Wanita zaman sekarang kalau pergi ke mall sendirian adalah hal yang lumrah. Tapi ini hutan rimba, ada kalanya makhluk halus dan binatang buas lewat dan berseliweran. Dan fey malah dengan beraninya ada di hutan ini sendirian, malam-malam pula.
“Ya nggaklah Kak, aku bersama Refald tadi, tapi dia sedang pergi karena ada urusan. Sebentar lagi dia kembali,” terang Fey mengagetkan semuanya.
“Apa? Refal ada di sini? Sejak kapan?” tanya Nura, Mia, Yoshi dan Alex bersamaan.
Fey sadar kalau dia hampir salah bicara. Tidak mungkin ia memberitahu siapa Refald sebenarnya. Gadis itu mencari alasan tepat untuk menutupi kebenaran tentang Refald.
“Sebenarnya, dia … sudah hiking dari kemarin. Dia sengaja menungguku di sini untuk memberi kejutan. Tadi aku sama dia, tapi sepertinya, ia melupakan ponselnya di atas makanya ia kembali naik untuk mengambil ponsel itu aku diminta menunggu di sini sampai ia kembali dan ia yakin kalian akan datang kemari juga,” terang Fey dan alasannya sangat logis bin masuk akal.
Yoshi dan Alex manggut-manggut takjub. “Wuah, gila si Refald. Kalau kayak gitu, kami jelas bukan apa-apanya bila dibandingkan stranger tingkat internasional seperti dirinya. Naik gunung saja udah kayak jogging bagi dia.”
Kedua senior Fey semakin kagum saja pada Refald. Dan tidak berani bersaing lagi dengan kekasih hati Fey itu. Namun, Mia dan Nura tidak percaya begitu saja karena mereka tahu kalau tunangan Fey itu bukan manusia biasa.
Feypun paham dan memberikan penjelasan diam-diam apa yang sedang terjadi termasuk hilangnya Ucun dan Destra. Jelas Mia dan Nura sangat kaget tapi Fey meminta temannya untuk bersikap tenang dan biasa-biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Sedangkan kedua kakak kelas Fey sangat terkejut melihat kobaran api di bukit tempat Refald berada saat ini. Sama halnya Refald dan Fey, jiwa pecinta alam Yoshi dan Alex juga tinggi. Kedua laki-laki itu memutuskan untuk mencegah kobaran api merambat semakin lebar.
Mereka berdua memutuskan, untuk pergi ke temp[at api itu berasal untuk mengecek keadaan. Awalnya, Fey tidak setuju karena itu terlalu berbahaya, tapi Yoshi tetap keukeuh. Ia tidak bisa tinggal diam saja melihat hutan yang ia cintai terbakar oleh api.
“Kami hanya akan mengecek kondisi hutan, kalau bahaya, kita akan turun, jika masih bisa dipadamkan, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan. Kami juga khawatir pada suamimu itu. meski dia sudah pro, tak seharusnya dia naik ke Gunung Ajn ini sendirian. Apalagi ada kebakaran hutan. Kalian tetap di sini, kalau perlu sebaiknya kalian kembali turun dan minta bantuan penduduk desa.”
“Jangan,” sergah Alex. Tidak baik meminta mereka turun bertiga sendirian. Jumlah mereka ganjil. Ingat Bro, kita ada dio Gunung Ajn. Jangan sampai di tengah perjalanan nanti mereka …”
Yoshi langsung membekap mulut Alex agar tidak meneruskan kata-katanya. “Stop! Jangan katakana itu, Bro. Jangan bikin mereka takut.” Yoshi memperingatkan dan Alex paham. Pria tinggi berkulit hitam tapi tampan itu menatap Fey dan kedua temannya. “Sepertinya, pos 1 ini adalah tempat paling aman bagi kalian. Jangan pernah naik ke atas, ataupun turun sendirian. Kalian bertiga tidak boleh terpisah. Apapun yang terjadi harus tetap sama-sama. Kalian mengerti.”
Nura tidak menjawab karena gemetar ketakutan. Mia apalagi, kaki dan tubuhnya sudah gemetar sejak tadi. Hanya Fey yang tampak sangat tenang karena ia tahu semua aturan Gunung Ajn ini dari Refald.
“Kami paham, kami akan menunggu kalian kembali. Kalian juga harus hati-hati,” ujar Fey sangat sangat tenang.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
‧✮nuna_Ghieta❥
ada lupa sma pingaan ya
2024-01-03
0
Berdo'a saja
lupa sama yang pingsan
2023-12-06
0
Dende Kesie
ih ngeri juga ya,...
2023-09-12
0