Drama (bagian dua)

Sekertaris Yuna masuk ke dalam ruangan Presiden Direktur, ia berjalan menuju meja Ray, siap melaporkan sesuatu.

"Presdir. Kata mereka— nona Ana masih belum kembali." Ucap sekertaris Yuna.

Ray melepas kacamatanya, ia melihat jam tangannya, sudah waktunya makan siang.

"Dimana Yohan?" Tanya Ray.

"Assisten Yohan sepertinya masih belum kembali."

"Aku akan pergi untuk makan siang dengan istriku, sementara urusan perusahaan kau yang urus sampai Yohan kembali."

"Baik presdir. Tapi— presdir. Kenapa anda masih mempercayai assisten Yohan?" Tanya sekertaris Yuna.

Ray menghela nafasnya, ia telah memikirkan ini cukup lama.

"Anggap saja aku memberinya kesempatan kedua. Lagipula, Yohan ada difoto itu bukan berarti dia mengkhianatiku, itu hanya dugaan saja." Ujar Ray.

"Walaupun itu hanya dugaan. Tapi, anda harus tetap berhati-hati, presdir."

"Aku mengerti, kau tidak perlu khawatir."

"Baik presdir."

"Aku pergi dulu, jika ada masalah serius hubungi saja aku."

"Baik presdir."

•••

Direstoran Ana, Alex membuat gadis itu kesal, pria itu memesan banyak menu makanan dengan alasan karena itu gratis.

"Dia bisa membuatmu bangkrut kak." Bisik Kenan, mereka terus melihat Alex yang makan seperti orang kelaparan.

"Nafsu makanmu ternyata besar juga ya tuan Alex." Sindir Ana.

Alex hanya menatapnya dengan senyuman tanpa dosa.

"Aku tidak bisa menyia-nyiakan sesuatu yang gratis."

"Ck. Lain kali aku tidak akan meminta bantuanmu." Ucap Ana sembari meminum habis jus alpukat-nya.

"Kau bisa membuat perutku sakit kalau kau tidak ikhlas mentraktirku."

"Hei, Perutmu mungkin akan sakit karena kau terlalu banyak makan." Ujar Kenan.

"Baiklah baiklah, aku tidak akan makan lagi." Ujar Alex sembari mendorong perlahan piring-piring yang sudah kosong itu menjauh dari hadapannya.

"Dia mengatakan itu setelah memakan habis semuanya." Ucap Kenan.

"Hei bocah, bersikaplah sopan pada orang yang lebih tua darimu." Ujar Alex.

"Ah iya benar, kau memang terlihat sangat tua." Ucap Ana sembari tertawa mengejek Alex, diikuti oleh tawa Kenan yang setuju dengan candaan kakaknya itu.

Mereka terus sibuk mengobrol dan bercanda, sampai tidak tahu kalau mobil Ray terlihat memasuki area parkir restoran itu.

Tak lama kemudian, suami Ana itu masuk ke dalam restoran.

Awalnya Ray tidak menyadari keberadaan Ana yang duduk bersama Alex dan Kenan di meja paling ujung.

Tapi kemudian, suara tawa Ana yang terdengar khas ditelinganya, membuat Ray menoleh dan menyadari keberadaan Ana.

Pria itu menggeram kesal, ketika matanya menangkap sosok Alex yang juga duduk disana.

"Sepertinya kau benar-benar menepati perkataanmu waktu itu. Kau— selingkuh dibelakangku." Ucap Ray, membuat Ana, Kenan dan Alex menoleh ke arahnya.

Ray berjalan mendekat, ia menarik salah satu kursi dan duduk diantara Alex dan Ana.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ana.

"Menangkap basah istriku yang sedang berselingkuh dibelakangku."

"Kalau kau tidak suka, lain kali aku akan selingkuh di depanmu." Ucap Ana dengan santainya, membuat Ray manatap tajam ke arahnya.

"Kak, aku bawa kunci mobilmu, nanti biar aku saja yang membawanya pulang." Bisik Kenan pada kakaknya. Setelah itu, Kenan pergi dengan membawa kunci mobil Ana. Sebenarnya, pria itu sedang kabur karena tidak ingin ikut campur dengan pertengkaran orang dewasa.

"Kenan— "

Ana ingin menghentikan adiknya itu. Tapi, Kenan sudah terlihat berjalan menjauh dari restorannya itu.

"Kelihatannya— kau makan banyak sekali tanpa peduli dengan suamimu yang belum makan apapun." Ujar Ray sembari memandangi piring-piring kosong di depannya itu.

Ana melirik ke arah Alex, ia memberi pandangan pada Alex untuk memberitahu siapa yang sebenarnya memakan semua makanan itu.

"Engg— kak Ray. Sebenarnya— yang memakan semua makanan itu adalah aku. Ana hanya makan sedikit dan minum jus saja." Ujar Alex.

"Aku tidak bertanya padamu, pergilah! Jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain. Dan ingat! panggil istriku dengan benar. Dia itu kakak iparmu, lancang sekali kau memanggilnya hanya dengan menyebut namanya saja." Ucap Ray tanpa menatap adik beda ibunya itu.

Ana menggelengkan kepalanya pada Alex, melarang Alex pergi dari sana, gadis itu kembali memandang Alex dengan penuh arti,

Jangan pergi sialan! Kau harus membantuku menghadapinya.

Maaf, tapi aku tidak punya kekuatan untuk membantumu. — Alex balas menatap Ana dengan tatapan menyesal.

"Ehem." Ray berdehem kesal ketika melihat keduanya malah saling bertatapan.

"Aku akan pergi." Ujar Alex, ia bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan kedua suami istri itu.

"Kau terlihat tidak rela melihatnya pergi." Kata Ray.

"Bukan urusanmu!" Jawab Ana, ketus.

"Buatkan aku makanan. Aku lapar!" Ujar Ray.

"Pesan saja pada pelayan restoran."

"Aku ingin kau memasaknya sendiri untukku" Kata Ray.

"Aku bukan pembantumu!"

"Kau lupa dengan surat perjanjian itu?!"

Ana menatap Ray jengkel. Gadis itu terlihat mendengus kesal karenanya.

"Apa yang ingin kau makan?!" Tanya Ana.

"Apapun yang kau masak." Jawab Ray. Lalu kemudian, Ana berdiri dari duduknya. Gadis itu berjalan dengan langkah malas menuju dapur restoran.

Setelah beberapa menit berlalu, Ana datang dengan membawa semangkuk mie instan. Lalu, memberikannya kepada Ray.

"Kau memberiku mie instan? Apa hanya ini yang bisa kau masak?" Protes Ray yang membuat Ana menghela nafasnya, kesal.

"Saat aku bertanya padamu, apa yang ingin kau makan, kau bilang— apapun yang aku masak! Jadi, terserah aku ingin memasak apa. Kalau kau tidak mau, aku akan memakannya sendiri." Ujar Ana.

Gadis itu mulai mengambil sendok dan garpu. Tapi, ketika ia ingin memakan mie-nya, Ray langsung menarik mangkuk itu dan memakan makanan yang ada di dalamnya.

Melihat sikap Ray itu, Ana hanya bisa menghembuskan nafasnya, kemudian meletakkan garpu dan sendoknya ke atas meja sembari menatap Ray yang makan dengan lahap.

"Ray— kalau kau terus menggangguku, aku takut pada akhirnya kau akan jatuh cinta padaku." Kata Ana.

Perkataannya itu membuat Ray yang sedang makan, tersedak mie yang dimakannya.

"Kau sengaja mengatakannya saat aku sedang makan kan?! Kau sengaja membuatku tersedak ya?!"

Ana memandang Ray tanpa rasa bersalah, ia menatap pria itu dengan ekspresi datarnya.

"Sayang sekali."

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kau tidak tersedak sampai mati?" Ucap Ana.

Ray membelalakkan matanya, ia menatap tajam ke arah gadis itu. Tapi, Ana sama sekali tidak terpengaruh dengan tatapan yang Ray berikan padanya. Ana membalas tatapan itu dengan tatapan tanpa dosa.

"Dasar psychopath." Cibir Ray.

"Jangan berharap aku mencintaimu." Ucap Ray, lagi.

"Aku tidak mengharapkannya. Aku hanya berkata kau bisa jatuh cinta padaku kalau kau terus menggangguku. Jadi, berhentilah mengusikku kalau kau tidak ingin jatuh cinta padaku." Ujar Ana.

Ray ingin membalas perkataan Ana itu. Tapi, ketika ia baru saja ingin membalas perkataan itu, tiba-tiba ponselnya berdering.

Sebuah pemberitahuan panggilan masuk dari sekertaris Yuna tertera di layar ponselnya.

"Pergilah, kau terlihat sangat sibuk." Ucap Ana.

"Benarkah? Tapi, sepertinya kau terlihat sangat kecewa."

"Berhentilah bercanda! Angkat panggilanmu dan pergi sini. Badanku sudah terasa gatal karena terlalu lama berdekatan denganmu!"

Ray ingin sekali memaki dan menyumpahi istri kurang ajarnya itu, tapi ia tak punya waktu untuk melakukannya. Lagipula, saat ini dirinya sedang berada di tempat umum, reputasinya akan hancur jika publik melihatnya sedang memaki istrinya dimuka umum.

"Aku akan pergi. Tapi bukan berarti aku melepaskanmu. Tunggu saja, aku akan menghukummu dirumah nanti." Ucap Ray sembari menampilkan sebuah senyum seringaiannya. Setelah itu, ia berlalu pergi dari dalam restoran.

Kepergian Ray membuat Ana menghembuskan nafasnya, lega. Akhirnya ia bisa terbebas dari pria itu, walau hanya untuk beberapa jam kedepan.

Terpopuler

Comments

Romatua Siburian

Romatua Siburian

ada perjanjian tapi tak jelas mana pihak 1 masa pihak 2 yg kasar

2022-09-17

0

xyxy<3

xyxy<3

ya ampun Ana masa iya badanmu gatal berdekatan dgn babang Ray🤣🤣🤣

2021-08-19

0

xyxy<3

xyxy<3

Ana: Sayang sekali
Ray:Apa maksudmu?
Ana: Kenapa kau tidak tersedak sampai mati

Me:🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2021-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 PERKENALAN TOKOH
2 The Beginning
3 Larangan dari Ana
4 Tamu Penting (Datangnya Tuan Raymond)
5 Seperti Pernah Bertemu
6 Lintasan Memori
7 Kesal dengan VIP
8 Tertarik
9 Ancaman dari Ray
10 Pengganti
11 Surat Perjanjian
12 Tree Park
13 Pra Nikah
14 The Night Wedding
15 Malam Setelah Pernikahan
16 PERKENALAN TOKOH PENDUKUNG
17 Satu Atap
18 Teman atau Musuh
19 Drama (bagian satu)
20 Drama (bagian dua)
21 Pneumotoraks
22 Act Your Age
23 The Butterfly Effect
24 Bantuan
25 Brother
26 Clear the Obstacles
27 Keep On Walking
28 Satu Keping Puzzle
29 Kesetiaan Yohan
30 Senja
31 Pamit
32 Fight for My Life
33 Helenium (Air Mata)
34 Harapan
35 Alam Bawah Sadar
36 Wake Up
37 Hati yang Berkata
38 Malam Hari
39 Twits Someone's Arm
40 Permainan Anita
41 Stupid
42 Saran dari Alex
43 Ternyata
44 Kejahatan yang Terungkap
45 Water-lily
46 The Little Secret
47 Thank u 4 Love Me
48 Yohan dan Alex
49 Tentang Kehidupan
50 Tak Sengaja Bertemu
51 Pagi Hari di Rumah Ana
52 Mengantar Makan Siang
53 Berdamai
54 Permintaan Yuna
55 Pertengkaran
56 Harmoni
57 what's wrong
58 Khawatir
59 Meanwhile
60 Dua Garis Merah
61 Hadiah Terindah
62 Night
63 Life
64 Morning Day
65 Some thing
66 Hope
67 How
68 Until
69 Maybe
70 Email Anonim
71 Kebenaran dan Kebohongan
72 Try (1)
73 Try (2)
74 Kekecewaan
75 Memahami
76 Perkara hati
77 Kebahagiaan Kecil
78 Transformasi
79 The Destiny
80 Baby's Breath
81 Episode spesial : Yohan dan Rachel (Nana)
82 Episode spesial : Alex dan Rachel (Nana)
83 Episode spesial : Miya dan Yohan (Goodbye love)
84 Episode spesial : Rachel Story
85 Episode spesial : Alex Story
86 Episode spesial : Miya Story
87 The last episode spesial : Ray, Ana, dan Yuan
Episodes

Updated 87 Episodes

1
PERKENALAN TOKOH
2
The Beginning
3
Larangan dari Ana
4
Tamu Penting (Datangnya Tuan Raymond)
5
Seperti Pernah Bertemu
6
Lintasan Memori
7
Kesal dengan VIP
8
Tertarik
9
Ancaman dari Ray
10
Pengganti
11
Surat Perjanjian
12
Tree Park
13
Pra Nikah
14
The Night Wedding
15
Malam Setelah Pernikahan
16
PERKENALAN TOKOH PENDUKUNG
17
Satu Atap
18
Teman atau Musuh
19
Drama (bagian satu)
20
Drama (bagian dua)
21
Pneumotoraks
22
Act Your Age
23
The Butterfly Effect
24
Bantuan
25
Brother
26
Clear the Obstacles
27
Keep On Walking
28
Satu Keping Puzzle
29
Kesetiaan Yohan
30
Senja
31
Pamit
32
Fight for My Life
33
Helenium (Air Mata)
34
Harapan
35
Alam Bawah Sadar
36
Wake Up
37
Hati yang Berkata
38
Malam Hari
39
Twits Someone's Arm
40
Permainan Anita
41
Stupid
42
Saran dari Alex
43
Ternyata
44
Kejahatan yang Terungkap
45
Water-lily
46
The Little Secret
47
Thank u 4 Love Me
48
Yohan dan Alex
49
Tentang Kehidupan
50
Tak Sengaja Bertemu
51
Pagi Hari di Rumah Ana
52
Mengantar Makan Siang
53
Berdamai
54
Permintaan Yuna
55
Pertengkaran
56
Harmoni
57
what's wrong
58
Khawatir
59
Meanwhile
60
Dua Garis Merah
61
Hadiah Terindah
62
Night
63
Life
64
Morning Day
65
Some thing
66
Hope
67
How
68
Until
69
Maybe
70
Email Anonim
71
Kebenaran dan Kebohongan
72
Try (1)
73
Try (2)
74
Kekecewaan
75
Memahami
76
Perkara hati
77
Kebahagiaan Kecil
78
Transformasi
79
The Destiny
80
Baby's Breath
81
Episode spesial : Yohan dan Rachel (Nana)
82
Episode spesial : Alex dan Rachel (Nana)
83
Episode spesial : Miya dan Yohan (Goodbye love)
84
Episode spesial : Rachel Story
85
Episode spesial : Alex Story
86
Episode spesial : Miya Story
87
The last episode spesial : Ray, Ana, dan Yuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!