Pria kecil berumur sepuluh tahun itu duduk termenung di bawah pohon, sesekali tangannya mengusap matanya yang barair.
"Hai." Sapa seorang gadis kecil yang tersenyum kearahnya, gadis kecil itu menyodorkan es krim nya kepada pria kecil itu.
"Aku tidak suka es krim."
"Es krim itu penghibur saat kau sedih dan marah, itu kata mamaku." Ujar Gadis kecil itu sembari duduk disamping pria kecil. Setelah duduk, ia kembali menyodorkan es krimnya.
Si pria kecil itu akhirnya mau menerima es krim itu. Tapi, ternyata ia menerimanya bukan untuk dimakan melainkan dibuang.
Gadis kecil hanya menatapnya tanpa ekspresi, kemudian tersenyum kearah pria kecil itu.
Ia mengusap-usap pelan kepala pria kecil dengan lembut,
"Tak apa, semua akan baik-baik saja. Itu— kata mamaku saat aku sedih."
Pria kecil itu mendengus kesal mendengarnya, ia benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran si gadis kecil yang masih tampak masih berumur enam tahun.
"Apa mama-mu juga mengajarkan untuk tidak sopan kepada orang lain?" Tanya pria kecil itu.
Gadis kecil menggelengkan kepalanya,
"Tidak." Jawabnya.
"Kalau begitu jangan menyentuh kepala orang lain sembarang, aku ini lebih tua darimu!" Ujar pria kecil itu sembari menepis tangan si gadis kecil.
"Mamaku selalu mengelus kepalaku saat aku sedih."
"Aku tidak sedih!"
"Aku melihatmu menangis tadi." Ucap gadis kecil dengan nada polosnya.
"Aku tidak menangis!" Pria kecil itu terus menyanggah setiap perkataan yang di lontarkan si gadis kecil.
"Aku tidak berbohong, aku benar-benar melihatnya tadi, kau menangis."
"Aku bilang tidak ya tidak!" Sanggah si pria kecil dengan nada tingginya.
Gadis kecil yang dibentak oleh pria kecil hanya diam tak ber-ekspresi, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu kemudian, sebuah senyuman kembali terukir di wajahnya.
Gadis kecil mengambil sesuatu dari dalam tasnya, ia mengeluarkan sebuah sapu tangan yang merupakan sapu tangan kesayangan-nya. Lalu, dengan perlahan-lahan, gadis kecil itu menghapus sisa air mata yang ada di wajah si pria kecil.
Pria kecil itu pun terkejut dengan tindakan si gadis kecil, namun walaupun terkejut, ia tetap diam.
"Kalau ingin berbohong itu harus pandai." Ujar si gadis kecil seraya memberikan sapu tangannya itu kepada pria kecil.
"Apa itu kata mama-mu juga?" Tanya si pria kecil.
Gadis kecil menggelengkan kepalanya,
"Bukan, itu aku sendiri yang menyatakannya." Jawab si gadis kecil.
"Siapa namamu?" Tanya pria kecil.
Gadis kecil itu terlihat menampilkan sebuah senyuman lebar ketika mendengar pertanyaan itu.
"Namaku An.."
"Angel!" Panggil seorang wanita yang tengah berjalan mendekati mereka.
"Kau baik-baik saja? Kau membuat mama khawatir sayang." Ujar wanita itu sembari memeluk si gadis kecil.
"Maaf, karena sudah membuat mama khawatir. Oh iya ma, ini temanku." Ucap si gadis kecil, ia menunjuk ke arah pria kecil itu.
"Oh benarkah? Halo— siapa namamu?" Tanya ibu si gadis kecil.
"Halo bibi, panggil saja saya Ray." Kata Pria kecil yang bernama Ray itu sembari membungkuk hormat kepada ibunya gadis kecil.
"Angel, temanmu sangat sopan sekali, kelihatannya dia lebih tua darimu. Jadi— kau harus memanggilnya kakak ya."
"Halo— kak Ray." Ucap gadis kecil itu.
"Ah iya, halo Angel."
"Kau juga akan memanggilku angel ya? Selama ini hanya mama yang memanggilku seperti itu. Kata mama aku seperti malaikat baginya, jadi dia memanggilku angel." Ujar gadis kecil.
Ibu si gadis kecil bernama Angel itu hanya tersenyum melihat anaknya yang tengah berbincang akrab dengan Ray kecil.
"Jadi itu bukan namamu?"
Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, "Nama panggilanku yang sebenarnya itu— An~"
"Tuan. Tuan. Tuan." Ucapan gadis kecil itu tersamarkan oleh sebuah panggilan dari seseorang, membuat Ray membuka matanya perlahan.
"Apa tuan baik-baik saja?" Tanya Yohan, ia sengaja membangunkan tidur Ray, karena Ray terus menyebut kata 'Angel' berulang kali. Yohan pikir tuannya sedang bermimpi buruk.
"Aku hampir mengetahui nama aslinya. Kenapa kau membangunkanku?!" Teriak Ray kesal.
Delapan belas tahun yang lalu, setelah mengenal gadis kecil itu, ia sering datang ketempat itu untuk bertemu dengan gadis kecil. Tapi, kedekatan mereka itu hanya berlangsung selama satu tahun.
Karena waktu itu tiba-tiba ibu Ray mulai sakit parah, Ray harus pergi untuk menemani ibunya yang hendak berobat keluar negeri. Sebelum pergi, waktu itu ia menunggu gadis kecil untuk berpamitan. Tapi sepertinya, di hari terakhir pertemuannya dengan si gadis kecil, gadis kecil bernama Angel itu tidak datang.
Angel itu seperti malaikat penyemangat hidupnya, ia adalah seseorang yang memberinya semangat saat dirinya merasa tertekan dengan kondisi keluarganya. Sebenarnya hari itu ia menangis karena ayahnya tiba-tiba membawa pulang seorang wanita dan anak laki-laki yang berbeda empat tahun darinya. Lalu, tiba-tiba ayahnya bilang kalau wanita itu adalah ibu keduanya dan anak laki-laki itu adalah adiknya.
"Saya pikir tuan mengalami mimpi buruk lagi. Tuan kembali memanggil nama Angel."
"Apa aku memanggil nama itu lagi?"
"Iya tuan."
"Sudah lama aku tidak memimpikannya."
Aku berharap kita bisa bertemu lagi Angel, dan aku berharap bisa mengetahui nama aslimu. Hah— andaikan aku tahu nama aslimu, mungkin saat ini aku sudah menemukanmu. — Batin Ray.
"Yohan."
"Iya tuan." Jawab Yohan.
"Apa kau sudah mendapatkan kabar tentangnya?" Tanya Ray.
"Maafkan saya tuan, kami sudah berusaha mencarinya. Tapi itu sangat sulit, karena informasi tentangnya sangat sedikit, dan juga— kita tidak tahu nama aslinya."
Ray terdiam, ia tahu kalau mencari seseorang yang sudah sangat lama tidak dijumpainya, itu sangat sulit. Bahkan ia sendiri tidak tahu nama asli gadis itu. Ray hanya terus berharap jika suatu hari nanti tuhan akan mentakdirkan mereka untuk bertemu kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
tenang aja rey.....jodohmu dket sekali
2021-11-06
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Samar² aku ingat ceritanya tapi aku lupa 😌😌😌
Semangat baca ulang 🤭🤭🤭
2021-10-22
0
Fafa Adieq Bosky
Ok fix si Ana adalah Angel ... semoga Ray tidak bersikap buruk pada Ana
2021-01-15
1