Zain melotot menatap Alika yang memberikan jaket kepadanya sembari mendorongnya keluar kamarnya hingga beberapa langkah menjauh dari pintu kamar Alika.
" kooperatiflah tuan muda...pak Sabar hanya menjalankan peraturan yang di buat keluarga anda, jadi....jangan mempersulitnya lagi " ucap Alika kemudian ia masuk kedalam kamarnya dan menguncinya dari dalam tanpa menoleh sedikitpun kearah Zain lagi.
Di dalam kamar Alika dapat bernafas lega, ia sedikit mengintip keluar.
Zain menatap nyalang kedua orang yang kini menunduk dengan dalam di hadapannya. Ia kenakan dengan kasar jaket yang tersampir di pundaknya.
Zain melangkah dan berdiri didepan jendela Alika.
" tunggu aku besok pagi...kita berangkat bersama, jika kau ingin tahu bagaimana nekatnya aku, maka pergilah lebih dulu dan tinggalkan aku " selesai mengucapkan ancamannya Zain berlalu begitu saja dengan mengendarai motor sport mewahnya.
Di dalam kamar Alika tertegun mendengar ancaman Zain padanya. Ia sungguh tak tahu kenapa dirinya bisa tiba tiba terlibat dengan pria nekat dan gila itu, setidaknya itulah gambaran seorang Zain di mata Malayka Khumaira Rasyid
Baginya Zain sangat jauh berbeda dengan Ohan. Ohan sangatlah baik, lembut dan yang terpenting Ohan sangatlah sopan.
Tak pernah sekalipun pemuda itu kurang ajar atau memaksakan kehendaknya padanya meski berkali kali Ohan menyatakan perasaannya padanya dan dirinya yang tak kunjung mengiyakan meski sebenarnya ia memiliki perasaan yang sama terhadap pemuda itu.
Sedangkan Zain.....Alika bergidik ngeri saat teringat perilaku Zain padanya.
Zain tak pernah menyatakan apapun padanya, bahkan tatapan matanya cenderung mengintimidasi dirinya. Tapi kenapa sekarang tiba tiba pemuda itu seolah mengklaim dirinya adalah miliknya.
Tubuh Alika merosot kebawah terduduk di lantai. Ingatannya kembali kepada malam di mana ia harus kehilangan kebanggaan yang ia miliki sebagai seorang wanita secara paksa dan sangat tragis baginya.
Sungguh ia merasa hidupnya sangatlah menyedihkan, apa yang telah ia perbuat hingga Tuhan menghukumnya dengan cara seperti ini.
Sesuatu yang ia jaga kemurnniannya untuk pasangan halalnya nanti. Sesuatu yang akan ia pertanggung jawabkm kelak di hadapan sang penciptanya.
Alika kembali terpuruk. Ia kembali menangis dalam diam dan kesakitan.
Pagi hari pukul enam, Zain telah berdiri di depan pintu kamar Alika. Alika yang hendak keluar terkejut bukan main melihat keberadaan Zain di depan pintu kamarnya.
Tanpa banyak kata, Zain langsung menggandeng tangan Alika dan membawanya ke mobilnya yang ia parkir di depan gerbang asrama itu. Keduanya kini berada di dalam mobil mewah Zain.
Dan untuk pertama kalinya Alika berada di dalam mobil mewah Zaidan Almeer Al kahfi.
Tak ada pembicaraan sedikitpun di antara keduanya. Zain sesekali melirik kearah gadis yang kini duduk disisinya itu. Hatinya sungguh bahagia, bahagia yang tak dapat ia lukiskan dengan kata kata. Bahagia yang tak dapat ia tuliskan dalam sebuah tulisan.
Diam diam ia telah jatuh cinta sejatuh jatuhnya kepada gadis itu dan dalam waktu yang sangat singkat.
sungguh jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia tak akan pernah melepas Alika dari sisinya meski apapun rintangan yang akan menghadangnya nanti.
Bibir Zain sedikit melengkung keatas, hingga kata kata Alika menyapa gendang telinganya.
" turunkan aku di depan...atau kalau tidak kau tidak akan pernah melihat ku lagi " mati matian Alika memberanikan diri mengancam Zain. Ia sungguh tidak ingin ada yang tahu dirinya berada di dalam mobil milik sang pewaris Al kahfi itu terutama Ohan.
Zain mendengus dan menatap dengan tajam Alika ketika ia telah menghentikan mobilnya di halte perhentian yang tidak jauh dari sekolah.
Di tatap seperti itu oleh Zain, sebenarnya Alika sungguh takut.
" jaga batasanmu....jangan dekat dengan siapapun selain aku, kau dengar " Zain kembali mengancam dan membuat Alika jengah.
" buka pintu dan berhenti mengancamku, siapa kau bagiku " entah keberanian dari mana hingga Alika mampu mengatakannya yang jelas ia merasa jengah harus selalu menuruti pria pemaksa itu, namun akibatnya sungguh tak pernah terpikirkan sedikitpun oleh gadis berhijab itu sebelumnya.
Zain meraih bahu Alika agar gadis itu menghadap kearahnya kemudian ia menarik tengkuknya dan mencium bibir Alika dengan rakus
Alika memukuli dada Zain berkali kali namun pemuda itu tak kunjung menghentikan aksinya. Ia terus me***** bibir gadis itu dengan menatap matanya. Seolah ia ingin mengatakan " inilah jika kau berani melawanku "
Hingga Alika yang seperti tak mampu bernafas Zain baru melepas ciumannya di bibir Alika.
" kau bukan anak kecil lagi yang tidak tahu siapa aku bagimu bukan ?! " kata Zain lagi masih dengan memegang tengkuk Alika, sementara Alika dengan wajah merah padam melempar pandangannya keluar kaca mobil sembari mengatur nafasnya yang ngos ngosan.
Zain membersihkan bibir Alika yang basah karena ulahnya dengan ujung jarinya. Kemudian ia membuka kunci pintu mobil dan dengan cepat Alika segera keluar dari mobil Zain itu.
Zain terus menatap punggung Alika hingga bayangan gadis itu menghilang masuk ke dalam gerbang sekolah, Zain baru melajukan kendaraannya dan masuk ke parkiran sekolah.
Zain baru saja keluar dari mobilnya ketika Ricko memasuki parkiran. Dan setelah Zain meninggalkan tempat itu ia baru keluar dari mobilnya.
Ricko menatap penuh kebencian pada Zain. Sejak hari di mana Zain yang menghajarnya hari itu hubungannya dengan Zain memburuk.
Dan tadi, ia melihat Alika keluar dari mobil pemuda itu, dan itu sungguh semakin membuat ia membenci kedua orang itu.
Alika yang telah terang terangan menolaknya dahulu dan Zain yang kini telah diam diam mendekati Alika menurutnya.
🌺🌺🌺🌺🌺
Ujian unas telah berlangsung, dan ini adalah hari terakhir unas.
Selama hampir seminggu itu pula Zain tak menemui Alika sekalipun. Ia hanya memastikan keberadaan gadis itu dengan mendatangi kelasnya namun tanpa menemuinya.
Hal itu di karenakan ia yang harus fokus terhadap nilai unasnya.
Kali ini ia harus memperoleh nilai yang sempurna jika tidak ingin di kirim ke Mesir.
Zain tak bisa semaunya sendiri lagi sekarang. Kini ia merasa ada beban tanggung jawab di bahunya juga tanggung jawab menjaga sebuah hati.
Ya Zain merasa Alika adalah tanggung jawab yang harus ia pikul di atas bahunya sejak hari di mana ia menumpahkan darah keperawanan gadis itu.
Dan juga hati yang harus ia jaga ialah hati Alika. Ujian Nasional telah berakhir tiga hari yang lalu, namun Zain tak dapat melihat atau bahkan bertemu dengan Alika.
Seoalag gadis itu menghilang begitu saja sejakntiga hari lalu. Zain telah mendatangi asrama Alika beberapa kali namun hasilnya tetap nihil.
Dirinya sama sekali tak menemukannya.
Zain melempar kunci kontak motornya begitu saja di atas tempat tidurnya. Pikirannya sungguh kacau. Satu minggu hanya melihatnya dan kini telah tuga hari dirinya tak melihat gadis itu sama sekali membuatnya kepalanya seperti mau pecah.
Apalagi jika ia berfikir Ohan tengah bersama Alika, darahnya seperti mendidih. Jantungnya seakan berdetak lebih kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
kemana alika🤔🤔
2024-09-01
0
Siti Nina
Ceritanya sangat menarik tapi knpa yg like nya sedikit ya,,,🤔
2024-05-04
0
Rita Riau
moga Zain secepatnya bertanggung jawab sama Alika 🙏🥰🥰
2023-10-23
1