Ohan yang terlihat sumringah segera berdiri dan melangkah menemui Amreeta dan juga Alika di pintu kelas sana meninggalkan teman temannya tanpa sepatah kata.
" yakin aku.. tu cewek matre abis, dia tau mana yang pohon korma dan mana yang pohon beringin " ucap Ricko dengan nada dongkol menarik perhatian pria tampan yang duduk di hadapannya sembari mengutak atik hand phonenya dari tadi.
Tidak ada yang tahu bahwa Ricko punya dendam pribadi pada Malayka karena cintanya yang pernah di tolak mentah mentah oleh gadis itu ketika mereka masih kelas 11.
Dan akhirnya, pemuda itu sering menyebarkan berita fitnah tentang Alika di seantero sekolah membuat semua orang semakin membencinya.
Kata kata Ricko kali ini mampu menarik perhatian seorang Zaidan Almeer Al kahfi atau biasa di panggil Zain, putra tunggal pengusaha perhiasan ternama yang juga pemilik beberapa yayasan pendidikan besar bertaraf Internasional dan beberapa hotel terkenal di luar negri. Osmand Almeer Al kahfi.
Ibunya adalak kakak kandung dari ibu Ohan, Almayra Razack Al fatih. Zain memiliki garis wajah yang tegas dan berwibawa. Alisnya tebal, rahangnya terlihat tegas, hidungnya mancung khas orang timur tengah, kulitnya putih kemerahan bibirnya tebal dan rambutnya hitam sedikit ikal. Namun pria tampan beralis tebal itu terkenal sangat dingin.
Ia telah berusia 20 tahun, ya usia Zain dua tahun lebih tua di banding usia anak seumuran di kelasnya.
Itu di karenakan ia yang kerap kali keluar masuk sekolah karena kegemarannya berkelahi dan balapan liar yang akhirnya membuatnya berakhir dengan di do dari sekolah.
Zain memang tidak pernah memakai latar belakang keluarganya untuk urusan apapun. Jadi tidak heran jika tidak ada pengistimewaan bagi dirinya di instansi instansi sekolahnya sebelumnya.
Dan di sekolah milik dadynya ini adalah yang terakhir baginya, karena jika tidak dadynya akan memulangkan ia ke Mesir dan menyerahkan pengawasan putra mahkotanya itu pada sang abah yang cara didiknya seperti militer.
Dan ancaman itu ternyaa cukup ampuh untuk seorang Zaidan Almeer Al kahfi. Terbukti pria itu yang terlihat anteng dan tak pernah tersandung masalah sejak setahun yang lalu menjadi murid di sekolah itu.
Ricko terus berkata kata buruk tentang Alika sepeninggal Ohan,
" murahan.." terdengar Sandi menimpali ucapan Ricko.
Zain mengerutkan keningnya, ia sedikit memiringkan kepalanya guna mengetahui siapa wanita yang di maksud teman temannya itu sebagai pacar sepupunya juga yang telah menjadi bahan perbincangan mereka kini.
Tapi sayang ia tak mampu melihatnya karena tertutup badan Ohan juga teman perempuan Ohan satunya yang tadi melambaikan tangan pada Ohan.
" tu cewek gak malu apa sama pakaiannya..." tambah Ipung
" mana ada malu, tu pakaian cuman kedok buat dia narik perhatian cowok cowok " saut Ricko lagi
" segitunya lo sama tuh cewek...emang lo pernah dekat sama dia ? Padahal selama tiga tahun kita sekelas yang gue tahu Alika cuman dekat sama si Ohan...atau jangan jangan lo cemburu karena Alika lebih milih Ohan di banding elo " kata kata Ali tiba tiba membuat Ricko tertohok.
" kampret lo...mana ada gue suka sama cewek modelan tu cewek, gak level gue.." sombong Ricko
Ali mencebikkan bibirnya
" mana ada lo gak level sama dia, yang ada dia yang gak level sama lo. Tu tadi kayak yang lo bilang...si Ohan pohon kurmanya lha elo pohon beringinnya. Dia masih waras kali Ko....makanya lebih milih Ohan di banding milih elo " timpal Ali semakin membuat Ricko merah padam.
Ali memang sering kali berseberangan pendapat dengan Ricko dan tak segan segan membantah ucapan pemuda tengil itu meski mereka telah bersahabat lama, sejak smp.
Hampir saja baku hantam tak terlakkan jika saja suara Cecilia sang most wanted sekolah itu gak masuk kelas dan bergegas masuk mencari Zain.
" sayang....aku cariin dari tadi ternyata kamu disini " celoteh Cecilia. Zaidan tak bergeming ia tetap terfokus pada benda pipih di tangannya.
" Zain....!! " panggil Cecilia lagi
" apaan sih....berisik " Zain mulai terganggu
" cacing kremi " omel Ali dan mendapat pelototan dari Cecilia, kemudian ia beranjak pergi dan tampak ikut nimbrung dengan Ohan. Dan hal itu tak lepas dari mata Zain. Entah kenapa tiba tiba ia merasa kepo dengan cewek yang terdengar di bela Ali tadi.
" kantin yuk..laper " ajak Cecilia lagi, Zain pun segera berdiri.
" hmmm....ayo " jawab Zain, Cecil sedikit agak terbelalak karena ia tak butuh memaksa seperti biasa untuk mengajak Zain. Tapi ia langsung mengggeret tangan Zain.
Sampai di pintu Cecil berhenti sejenak, ia menatap jutek gadis berhijab yang kini nampak sangat menunduk di hadapan Ohan.
Melihat hal itu Ohan sedikit maju dan menyilangkan tangannya membuat pelindung untuk gadis yang tak dapat terlihat jelas wajahnya itu karena sangking menunduknya ia.
" dasar posesif..." cibir Cecilia sembari melanjutkan langkahnya menggeret Zain.
Zain melirik sejenak gadis itu, namun ia tetap tak mampu melihat dengan jelas wajah gadis itu.
Sementara Zain dan Cecilia ke kantin, Ohan terus berbincang dengan wajah ceria
" maaf ya Han...aku telat balikin buku kamu " kata Alika sambil menyerahkan buku ditangannya pada Ohan.
" ada apa dengan buku ini ?! " tanya Ohan bingung
" kata Reta kamu mencariku tadi, kukira kamu mu ambil buku kamu ini..." jelas Alika membuat Ohan tersenyum bodoh.
" sudah ku doger....tu buku cuman modus Ohan doang " Amreeta mencebik sambil menyenggol bahu Alika pelan.
" buat kamu aja, aku udah punya yang baru kok " jawab Ohan akhirnya
" weiiii...pada ngapain sih berdiri terus dari tadi, kantin yuk cari apa gitu " tiba tiba Ali mendekat
" ok ayo..." sambut Amreeta juga Ohan, namun berbeda dengan Alika. Gadis itu nampak memasukkan bukunya kedalam tas.
" mau kemana Al ?! " tanya Ohan
" aku ke perpus dulu..." jawab Alika hendak segera berlalu namun segera di tarik oleh Amreeta.
" gak ada...gak ada acara perpus perpusan, sekarang waktunya kita santai dulu....ayo "Amreeta langsung menarik tangan Alika untuk mengikutinya menuju kantin.
Tanpa ia tahu perasaan Alika yang tiba tiba merasa tidak tenang. Alika memang sedikit merasakan tantrum jika berdekatan dengan teman laki lakinya sejak masuk sekolah tiga tahu lalu.
Hal itu karena diskriminasi juga intimidasi mereka terhadap dirinya. Ia sangat terluka mendengar mereka mengatainya murahan karena dekat dengan Ohan, ia dikatai tak tahu karena dia yang bukan siapa siapa berani sekolah di sekolah elit ini. Juga tatapan tatapan menghina dan meremahkan mereka terhadapnya.
Bagi Alika...hanya Amreeta dan Ohan orang yang baik padanya sejak mereka bertemu dan berteman tiga tahun lalu. Dan beruntungnya Alika selama tiga tahun dirinya dapat satu kelas dengan Amreeta yang selalu menjadi garda terdepan yang membelanya selain Ohan.
Sedang Ohan, mereka beda jurusandan tentunya tidak satu kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
semangat alika
2024-08-31
0
Al Fatih
pembullyan itu memang sdh mendarah daging nampaknya,, entah dgn alasan apapun bisa jadi alasan utk membully,, lebih cantik,, lebih pinter,, tp dari maaf ekonomi k bawah sasaran empuk bngt ...,, semoga qta bisa mendidik anak2 qta utk TDK bermental pembullyan dan jgn smpe anak qta juga jadi sasaran bully an,, oleh Krn itu harus d didik utk kuat....
2024-05-08
0