bab 14

Lima belas menit perjalanan, Zain menghentikan motor sportnya di depan sebuah resatauran mewah.

" mau apa ?! " tanya Alika

" kita makan..aku lapar " jawab Zain hendak turun dari motornya.

" aku tidak mau makan disini "

" lalu..."

" terserah padamu...jika kau makan di sini silahkan, biarkan aku pergi " Jawab Alika, ini adalah kesempatan baginya pergi dari pemuda itu, pikirnya.

Alika sudah hendak turun dari motor mewah Zain itu tapi tiba tiba saja Zain mencekal lengannya.

" mau makan di mana ?! " tanya Zain Kemudian, kini giliran Alika yang menelan ludahnya dengan kesulitan.

Alika menghembuskan nafasnya.

" yakin kamu mau makan di tempat pilihanku ?! " Alika setengah mencibir membuat Zain mengerutkan keningnya. Tapi kemudian ia mengangguk juga.

Dengan dagunya Alika mengkode Zain untuk kembali melanjutkan perjalanan keduanya.

Sampai di sebuah alun alun Alika meminta berhenti, Zain menelan ludahnya sendiri melihat Alika berjalan kesebuah tenda makanan. Setelah memesan ia duduk lesehan di atas tikar yang di gelar di atas rumput.

Zain berdiri saja dengan sesekali mengedip ngedipkan matanya tanda ia kebingungan harus bersikap.

Ia tak pernah makan di tempat seperti itu, belum lagi harus duduk di atas tikar di ruangan terbuka. Zain menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sebenarnya.

Alika diam saja tanpa meminta atau memperhatikan Zain. Ia sibuk melihat anak anak kecil yang berlarian di tengah alun alun.

" kau yakin mau makan disini ?! "tanya Zain sembari menyentuh pundak Alika, gadis itu memiringkan bahunya menghindari sentuhan Zain.

" tentu saja...kalau kau jijik, pergi saja " jawab Alika cuek membuat Zain geram di buatnya. Pemuda itu menghentakkan kakinya di tanah kemudian menjatuhkan pantatnya di sisi Alika.

Tak berapa lama pesanan Alika datang. Alika meletakkan piring berisi nasi pecel dengan lauk lengkap di hadapan Zain. Ada telur, ayam goreng, daging juga hati dan ampela ayam, jangan lupakan sayur yang di siram bumbu kacang sangat menggugah selera sebenarnya. Tapi bagi Zain yang tak pernah makan makanan seperti itu, ia bergidik ngeri.

Seketika Zain melototkan matanya melihat makanan itu. Sekali lagi Ia bergidik ngeri melihatnya.

" makanan apa ini, kenapa seperti banyak sampah disini " omel Zain sedang Alika menyantap makanannya tanpa menghiraukan Zain sedikitpun.

Zain berganti menatap Alika tak berkedip, bisa bisanya gadis itu makan begitu lahap sementara dirinya tersiksa begini.

" kemari kau " Zain menarik pinggang Alika untuk lebih dekat padanya.

" apa sih..." Alika mengerutkan keningnya tidak suka.

" a...." Zain membuka mulutnya.

Alika mengerutkan keningnya, ia bingung dengan tingkah Zain

" apa maksudnya ?! " pikir Alika tak paham

" suapi aku " pinta Zain kemudian, Alika terdiam

" hei...suapi aku " Zain mengulang kata katanya karena Alika yang hanya terdiam

" kau ingin aku menciummu di sini ?! Suapi aku " pinta Zain lagi.

" bukan di piring itu, tapi piringmu...pakai sendok mu " sambung Zain lagi ketika melihat Alika hendak mengambil piring yang tergeletak di tikar.

Alika menyuapi Zain dengan wajah masam, tapi ia tidak berani menunjukkannya pada Zain. Ia takut pemuda itu akan melaksanakan ancamannya.

Zain tersenyum tipis sambil mengunyah makanannya.

" enak juga... ternyata rasanya tak semengerikan penampilannya " oceh Zain sendirian karena Alika sama sekali tak menghiraukannya.

Drama makan di alun alun selesai, Zain melanjutkan masuk ke dalam sebuah masjid setelah sekali lagi mengancam Alika agar tidak menghilang seperti di perpus tadi.

Selesai melaksanakan shalat, Zain tersenyum untuk kesekian kalinya melihat Alika duduk di emperan masjid menunggunya.

" manis sekali " bisik Zain melihat Alika yang duduk menunggunya.

Ia jadi membayangkan jika ia sudah menikahi Alika nanti, kemudian gadis itu yang selalu menunggu kedatangannya membuat pemuda itu semakin senyum senyum sendiri. Zain mengulurkan tangannya membantu Alika untuk berdiri selanjutnya ia melanjutkan berkendaranya.

Pukul empat sore Zain memasuki gerbang asrama, dan begitu ia membuka helmnya sang satpam langsung mempersilahkan ia masuk.

" apa yang kau lihat ?! " tanya Zain ketika satpam itu terus memperhatikan Alika yang ada di boncengannya dan sepertinya tertidur.

" tidak ada tuan muda " jawab pak Sabar satpam asrama sembari menggeleng

 " apa yang kau lihat ?! " Zain mengulangi pertanyaannya pada pak Sabar.

" tidak ada tuan muda " kembali pak Sabar menjawab dengan jawaban yang sama, meski pertanyaan membuncah di pikirannya.

Biasanya Ohan yang sering mencari Alika, meski keduanya tak pernah terlihat hanya berdua. Bahkan tadi siang Ohan balik dua kali hanya untuk mencari Alika.

Lalu sekarang, kenapa justru putra sang pemilik yayasan yang malah sedang bersama Alika.

Apa yang terjadi...cinta segitigakah. Pikir Pak Sabar.

" di mana kamarnya ?! " tanya Zain lagi.

" oh..yang itu tuan muda, nomor dua dari pojok " jawab Pak Sabar menunjuk kamar Alika.

Zain mengarahkan motornya kesana, ia tidak segera turun dari motornya. Zain berdiam diri di atas motor. Ia tahu Alika tertidur di bahunya karenanya ia tak langsung turun.

Selang hampir lima belas menit Alika terbangun, ia segera turun dari motor itu dengan menahan malu.

" bisa bisanya aku ketiduran " rutuk Alika dalam hati, baru saja ia hendak masuk kedalam Zain sudah masuk lebih dulu dan merebahkan tubuhnya di kasur tempa tidur Alika.

Alika mengerutkan keningnya.

" apa apan dia...." omel Alika, tentu saja hanya dalam hati. Ia mengambil pakaian ganti dan segera berganti di kamar mandi.

Sekeluarnya ia dari kamar mandi ia melihat Zain telah tertidur lelap di kasurnya.

Alika mengeluarkan buku dari tasnya dan segera membacanya.

Senin depan sudah unas, ia tidak boleh gagal monolognya.

Alika sangat serius membaca ketika tiba tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya.

Seketika Alika gemetar di buatnya, jantungnya berdegup lebih kencang.

Zain meletakkan dagunya di bahu Alika sembari terus memeluk gadis itu dari belakang. Dapat ia rasakan Alika yang gemetaran karena ulahnya.

" kau belajar terlalu keras " bisiknya di telinga Alika

" aku bukan kamu..." jawab Alika ketus, ia berusaha melepaskan diri dari pelukan pemuda itu tapi Zain justru semakin memperat pelukannya di pinggang gadis itu.

" katakan padaku...dimana kamu ingin kuliah ?! " kata Zain. Tapi Alika tak menjawabnya.

Tak mendapatkan jawaban dari Alika, pemuda itu pun diam sembari tangannya yang masih melingkar di pinggang Alika turut membuka lembar demi lembar buku yang di baca Alika membuat gadis itu berdecak kesal

Beberapa detik kemudian suara panggilan terdengar untuk Alika.

" lepasin...ada yang nyari aku itu " Alika menghentak tangan Zain di punggungnya dengan kasar lalu segera berdiri dan melangkah kearah pintu yang memang di buka oleh Alika. Zain menatap Alika penuh arti.

" iya bu Ani dan pak Sabar...ada apa ?! " tanya Alika dengan sopan

" itu mbk....barusan mas Ohan nanya " Kalimat pak Sabar terpotong.

" nanya apa ?! " Zain yang tiba tiba berdiri di belakang Alika melayangkan pertanyaan dengan tatapan membunuhnya sehingga membuat Pak Sabar dan bu Ani gelagapan.

" itu..itu...mas Ohan nanya apa mbak Alika sudah pulang apa belum " Pak Sabar menjawab menahan takut.

Beberapa kali bertemu Zain yang datang ke beberapa yayasan milik mereka bersama kedua orang tuanya, sedang pak Sabar yang selalu bertugas menemani membuat pria paruh baya itu tahu betapa dingin dan kerasnya watak tuan muda di hadapannya itu.

" lalu menurutmu dia sudah pulang atau belum ?! " Zain kembali melayangkan tanya

" sudah tuan muda " jawab pak Sabar sambil menunduk

" lalu....apa kau masih belum tahu harus menjawab apa ?! " bentak Zain.

" iya tuan muda...tapi masalahnya ini, ini sudah habis jam bertandangnya " Pak Sabar terpaksa memberanikan diri

" sialan kau....kau mengusirku hah ?!! " bentak Zain lagi

" maaf tuan muda..tapi ini peraturan yang...." kata kata pak Sabar kembali terputus, tapi kali ini karena jawaban Alika

" iya pak Sabar...sebentar lagi tuan muda juga sudah mau pulang kok " potong Alika sembari memberikan jaket kepada Zain sembari sedikit mendorong pemuda itu keluar pintu

Zain melotot kearah gadis itu.

" pulanglah....ini sudah malam, jangan marahi mereka karena mereka hanya menjalankan perintah." ucap Alika tak menggubris pelototan mata Zain padanya.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

semangat al

2024-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 bab 2
3 baba 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9 ( malam kehancuran Alika )
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 Draft 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 episode 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23 ( perpisahan )
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 Draft
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 115
117 bab 116
118 bab 117
119 bab 118
120 bab 119
121 bab 120
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
Episodes

Updated 131 Episodes

1
BAB 1
2
bab 2
3
baba 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9 ( malam kehancuran Alika )
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
Draft 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
episode 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23 ( perpisahan )
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
Draft
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 115
117
bab 116
118
bab 117
119
bab 118
120
bab 119
121
bab 120
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!