Hampir seharian Zain duduk di bangku pojokan kantin, ia nampak setia mengutak atik benda pipih di tangannya dengan sesekali mengangkat kepalanya memperhatikan sekitar. Memperhatikan orang orang yang keluar masuk namun ternyata bukan yang ia harap sama sekali.
" kemana tu anak nggak nongol nongol..." desisnya sedikit ada rasa dongkol di hatinga tiba tiba.
Sepertinya ia telah lelah dan jenuh karena hampir seharian berada di kantin hingga ia pun melupakan panggilan kepala sekolahnya tadi, akhirnya Zain pun memutuskan meninggalkan temat itu dan kembali ke kelasnya.
Namun baru setengah perjalanan ia melangkah, langkahnya terhenti oleh pemandangan yang tersaji di hadapannya sana. Tepatnya di depan kelas 12 Akuntansi dan Manajemen. Kelas Alika dan Amreeta.
Jadi jelaslah...Ohan yang menghampiri gadis cantik berhijab itu.
Sepupunya itu nampak tengah bercengkrama mesra dengan gadis yang ia temui tadi pagi di koridor sekolah. Alika
Ohan dan Alika juga teman keduanya Amreeta nampak bergurau dan tertawa lepas, begitupun Alika, senyumnya berkali kali terlihat sangat lepas meski ia tertawa tak selebar Amreeta, di wajahnya juga tergambar kebahagiaan.
Namun mata Zain hanya terfokus pada interaksi Ohan dan Alika yang tampak mesra.
Tak tahu saja Zain bahwa selama ini mereka bertiga memang seakrab itu apalagi perhatian Ohan pada Alika, hal itu dikarenakan dirinya yang merupakan murid baru di sekolah ini, dan juga dirinya yang selalu masa bodoh dengan sekitarnya.
Zain terus menatap ketiganya dengan tatapan aneh, ada yang berdesir di hatinya melihat Ohan yang berkali kali berusaha mencuri kesempatan untuk memegang tangan Alika di tengah tengah senda gurau mereka.
Meski berkali kali pula gadis itu nampak menepis tangan Ohan.
Oham tampak terus saja mencuri curi kesempatan untuk bisa berdekatan, menarik perhatian bahkan berusaha menggemggam tangan Alika.
Zain melangkah dengan memasukkan tangannya ke dalam kedua saku celananya. Dan ketika ia sampai di antara ketiganya dengan tak tahu dirinya ia menyenggol bahu Alika yang berdiri membelakanginya dan tengah serius berbicara dengan Ohan dengan keras.
Sontak saja Alika yang tidak tahu dan tentu saja juga tidak siap hampir terjungkal mencium lantai kalau saja Ohan dan Amreeta tidak cepat memeganginya.
" Zain...sudah buta mata mu ?! " hardik Ohan pada Zain sambil memegangi lengan dan bahu Alika.
Sedang Zain seperti orang yang tak berdosa saja ia terus melangkah pergi tanpa menoleh sedikitpun.
" awas lo ya..." umpat Ohan hampir mengejar Zain dan ingin membuat perhitungan dengan sepupunya itu namun segera di hentikan oleh Alika.
" sudah biarin Han...mungkin dia nggak sengaja " jelas Alika menghentikan langkah Ohan dengan memegang pergelangan tangan pemuda itu
Ohan menghela nafas,
" dasar sinting tu anak " umpat Ohan lagi yang di amini oleh Amreeta.
🌺🌺🌺🌺🌺
Alika dan Amreeta nampak tergesa gesa menuju kantin, try out untuk hari ini baru saja selesai, kedua gadis itu ingin segera mengganjal perut mereka yang memang sudah keroncongan dari tadi.
Keduanya pun berbagi tugas, Amreeta kebagian tugas membeli es dan Alika yang mengantri makanan.
Karena ini memang waktunya istirahat, maka keadaan kantin memanglah ramai pengunjung.
Alika nampak berdiri di depan etalase kaca kantin, ia ikut mengantri makanan. Suatu tindakan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya
Biasanya ia akan memilih mundur terlebih dahulu ketimbang berdesak desakan seperti itu.
Tiba tiba ia merasakan ada yang menghimpit tubuhnya dari belakang, Alika terkejut bukan main karena tubuh itu terasa semakin menghimpitnya.
Alika mencoba mencari tahu siapa yang berada di belakangnya dengan melihat kearah kaca etalase yang ada di depannya.
Dan betapa terkejutnya ia, ketika ia tahu siapa yang ada di belakangnya dan tengah menghimpitnya kini.
Hampir saja ia terlonjak sangking kagetnya ketika mata mereka bertemu pada pantulan kaca di hadapan Alika.
Tak ada ekspresi apa apa di wajah itu, namun tatapan Zain begitu tajam mengarah pada mata Alika yang ia tatap dari pantulan kaca etalase.
Menimbulkan rasa takut yang aneh di hati Alika, tubuhnya sudah berkeringat dingin, tak pernah ia sedekat ini dengan seorang pria.
Meski dengan Ohan sekalipun tek pernah ia berinteraksi sedekat ini. Ia selalu berusaha menjaga dirinya.
Sedetik kemudian Alika merasa ada yang meraih lengannya dan seketika membuatnya semakin terkejut hingga memutus pandangnnya dengan Zain.
" Alika..." panggil Ohan sembari meraih lengan Alika
" Ohan..." jawab Alika, reflek gadis itu segera menyampingkan tubuh Zain kesamping karena merasa terhalangi.
Begitupun dengan Ohan, pemuda itu meraih lengan Alika kemudian menariknya perlahan dari kerumunan dan khususnya himpitan Zain setelah sebelumnya ia meminggirkan tubuh Zain ke samping terlebih dahulu.
Zain mengepalkan tangannya erat erat dengan tatapan matanya terus tertuju pada kaca etalase yang menampilkan pemandangan Ohan menarik perlahan pergelangan tangan Alika dan keduanya kini nampak tengah berbicara.
" Amreeta mana ?! " tanya Ohan pada Alika
" beli minuman " jawab Alika cepat dan sedikit terbata, ia belum mampu menguasai dirinya dari rasa terkejutnya dan rasa takutnya karena himpitan Zain tadi.
" duduklah di sana..aku sudah antrikan tempat duduk buat kita, biar aku yang antri " pinta Ohan
" disini terlalu ramai...kau pasti tidak nyaman bukan ? berkerumunan seperti ini bukan dirimu bukan ?! " tambh Ohan lagi, sungguh Ohan sangat memahami kebiasaan gadis itu begitu detail.
Alika tersenyum lebar pada Ohan tanpa ia sadari setiap pergerakannya menjadi perhatian pria yang masih berdiri membelakanginya namun terus memperhatikannya dari pantulan kaca etalase kantin di depannya.
" makasih ya Han..." ucapnya manis
" heem...udah sana, buruan nanti pegel lagi kaki kamu kelamaan berdiri "
" apaan sih..." omel Alika kemudian ia pun berlalu dari sana menuju meja yang tadi di tunjukkan Ohan padanya tanpa menoleh sedikitpun pada Zain.
Sepeninggal Alika, Ohan berdiri sambil melipat kedua tangannya didada. Ia melirik tak suka pada Zain.
Entah mengapa ketika tadi pertama kali ia masuk ke kantin dan ia melihat Zain berdiri di belakang Alika ia merasa sepupunya itu mempunyai maksud lain pada gadis cantiknya itu.
" sedang apa kau disini....tumben ada di antrian " terdengar kata kata Ohan menyindir Zain
" tidur...buta lo ?! " jawab Zain ketus kemudian mengambil piring yang telah berisi makanan di meja di depannya.
Ohan mencebikkan bibirnya seakan tak percaya pada ucapan Zain.
" minggir lo..." ucap Zain sambil mendorong bahu Ohan kesamping dengan kasar, sepertinya Zain mencoba membalas perlakuan Ohan yang menyampingkan tubuhnya tadi.
" hei hei hei...santai bro...darah tinggi lo " umpat Ohan jengkel dengan sikap Zain padanya.
Zain memang tak pernah bersikap baik pada semua sepupunya. Ia sangatlah arrogant dan sikap itu sudah biasa bagi Ohan.
Namun entah kenapa kali ini, melihat sikap Zain pada Alika membuat hatinya tak terima dan tidak suka.
Ohan datang kemeja Alika dengan membawa nampan berisi tiga mangkok soto daging lengkap dengan kerupuk dan jajanan lainnya.
Di meja itu telah duduk Amreeta juga Alika dan juga tiga gelas besar es cicau di meja.
Amreeta menggosok gosokkan kedua tangannya ketika Ohan telah ada di dekatnya
" woahhh...ini nih....yang di tunggu tunggu, buruan sini Han dah laper bingit ini, tenaga ku benar benar terkuras habis karena try out tadi " oceh Amreeta sambil mengambil semangkuk soto dari nampan.
Alika tersenyum lucu melihat tingkah sahabatnya itu. Kemudian ketiganya nampak makan dengan lahapnya. Tanpa menghiraukan sedikitpun seseorang yang duduk membalakangi ketiga orang itu.
Ia yang hanya mengaduk aduk makanan di depannya tanpa menikmatinya sesendok pun.
Zain memang tak bisa makan di keramaian seperti itu, apalagi makanan kantin yang baginya kurang higienis.
" kau tahu Han...Alika sudah berhasil mendapatkan beasiswa seratus persen " Amreeta berucap di tengah tengah makan siang ketiganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
sabar al
2024-08-31
0
Al Fatih
Zain serem yaaa
2024-05-08
0