Amreeta duduk di kantin sembari menatap sahabatnya tak berkedip. Sejak hari dimana ia tidak masuk sekolah Amreeta merasa Alika banyak berubah.
Sahabatnya itu lebih banyak diam dan terkadang tiba tiba kaget dan ketakutan. Wajahnya pun terlihat murung dan pucat.
" katakan padaku Al...ada apa, kau ada masalah ? Beasiswa mu bermasalahkah ?!" tanya Amreeta dengan wajah penuh khawatir pada Alika.
Sedang Alika hanya menggeleng.
" tidak ada..." jawab Alika pelan. tiba tiba Ohan datang dan duduk di hadapan Alika agak menyamping.
" Al..kamu sakit ?! Wajahmu pucat sekali ! " tanya Ohan dengan tangan hendak menyentuh pipi Alika namun segera di tepis oleh Alika sembari agak menjauhkan wajahnya dari tangan Ohan.
" aku tidak apa apa, mungkin karena perjalanan jauh, aku masih capek " jawab Alika. bersamaan dengan itu Amreeta tanpa sengaja melihat kearah Pojokan di mana Zain sedang duduk sendirian sembari terus menatap kearah Alika. Seingat Amreeta beberapa hari belakangan ini ia menyadari, di mana ada Alika pasti akan ada Zain juga di sana.
" aku ambilkan makanan ya..." kata Ohan sambil berdiri dan berlalu hendak membeli makanan.
Amreeta mengerutkan keningnya, pasalnya ia sedang memperhatikan gerak gerik Zain yang terus menatap kearah Alika.
Ohan datang dan menyerahkan beberapa macam makanan kepada Alika dan Amreeta kemudian berpamitan keluar.
Amreeta menyeret Alika pergi dari tempat itu menuju kedepan kelas keduanya.
" Al....katakan padaku dengan jujur, kau ada masalah dengan Zain ?! " tanya Amreeta langsung pada pokoknya.
" Zain...? Zain siapa ?! " tanya Alika balik, ia sungguh tak tahu nama yang di maksud oleh Amreeta.
Alika memang tak tahu nama pemuda yang telah merenggut mahkotanya itu. Yang ia tahu hanya wajahnya tapi tidak dengan namanya.
" ya Tuhan Al...Zain, Zain sepupunya Ohan....anak pindahan itu. Masak kamu gak tahu sih Al " terang Amreeta, sedang Alika mengernyitkan keningnya tanda ia kurang paham,
tanpa ia sadari Zain yang sedari tadi berdiri tidak jauh darinya karena memang sengaja ia mengikuti Alika. Wajahnya sudah terlihat semakin masam.
Tadi ia sudah hampir saja tak bisa mengendalikan diri saat melihat Ohan hendak menyentuh wajahnya. Sekarang....
" aku tidak tahu " jawab Alika kemudian.
Sontak jawaban Alika itu membuat wajah Zain semakin merah padam.
" Apa apaan dia, dia bilang tidak tahu aku....apa maksudnya, bahkan milikkupun bukannya dia sudah tahu semua " oceh Zain tak terima dalam hati. Dengan cepat ia melangkah mendekat kearah dua gadis itu kemudian dengan sengaja ia menyenggol bahu Alika.
Alika sedikit oleng karena senggolan Zain padanya namun dengan sigap pemuda itu menangkap tubuh Alika dan menariknya dalam dekapannya, ada yang berdesir di hati Zain dan kerinduan yang tiba tiba terasa membuncah di hatinya, di tatapnya dengan sendu mata gadis dalam dekapannya itu kini. sejenak keduanya saling menatap.
Alika segera menarik dirinya dari rengkuhan Zain dan mundur beberapa langkah menjauh dari Zain.
Zain menatap tajam kearahnya kemudian berlalu begitu saja dengan cepat dari tempat itu.
Ia sangat kecewa dan sakit hati melihat respon Alika padanya.
" dia Zain...sekarang kau sudah tahu ?! " Pertanyaan Amreeta membuat Alika tersadar dari keterkejutannya.
" ah...apa ?! " tanya Alika kebingungan
" dia Zain, yang tadi menabrakmu itu Zain. Dia sepupu Ohan....anaknya yang punya sekolah ini " Amreeta menjelaskan dan sungguh penjelasan Amreeta membuat kepala Alika semakin pusing dan seperti mau pecah.
" yakin kau tidak ada masalah dengannya ?! " tanya Amreeta lagi menegaskan. Alika menggeleng perlahan lalu mesuk kedalam kelas begitu saja.
Amreeta nampak kebingungan sendiri melihat reaksi sahabatnya itu. Pasalnya wajah Alika semakin memucat seperti orang ketakutan.
🌺🌺🌺🌺🌺
" yakin gak mau bareng aku Al ?! " tanya Amreeta lagi pada Alika yang menolak di antar olehnya.
" hmmm...sudah pulanglah lebih dulu, aku masih ada sedikit perlu " jawab Alika
" ok ok...aku duluan ya..." pamit Amreeta, dan segera setelah kepergian Amreeta, Alika melangkah denga cepat menuju perhentian bis. Rencananya hari ini ia akan ke perpustakaan kota yang jaraknya hampir setengaj jam perjalanan dengan kendaraan angkutan umum.
Suasana bus sangat ramai, Alika memang jarang naik Bus, biasanya ia lebih memilih naik angkutan umum bukan bis atau lebih sering di antar oleh Amreeta pulang ke asramanya.
Tidak ada bangku untuknya duduk, dan ia harus berdiri, ketika ia sibuk menjaga dirinya agar tidak berdesakan dengan penumpang lain atau menahan tubuhnya agar tidak oleng karena bus yang mengerem mendadak tiba tiba ada yang merangkul bahunya.
Membuatnya sedikit berjarak dengan penumpang pria yang sedari tadi nampak terus memperhatikannya dan seakan akan mencari waktu yang tepat untuk berkenalan dengannya.
Alika menoleh sedikit keatas dan betapa terkejutnya ia begitu ia tahu siapa yang memeluknya kini.
Jantungnya seakan ingin meloncat keluar, ia mencoba mengurai dekapan pria itu.
" diamlah...atau kau ingin aku menciummu disini " ancam Zain pada Alika. Ya....pemuda yang mendekap bahu Alika itu adalah Zain.
Sejak tadi Zain memang terus mengikuti Alika tanpa sepengetahuan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
pen tak geplak kepala zein
2024-09-01
0
Rita Riau
dasar Zain lucnut,,,
2023-10-23
0
🌺zahro🌺
aduhhhhj zain kamu mau aku tabokk,kamu gak kasian sama anak gasikku hahh👹👹
2023-09-29
0