Tiga orang itu telah sampai di kantin, sedang Ali ia memutuskan duduk dengan Zain di bangku yang ada di pojokan kantin. Sedang Cecilia entah kemana gerangan gadis cantik itu.
Alika nampak langsung duduk bersama Ohan sedang Amreeta terlihat memesan sesuatu.
beberapa saat kemudian Amreeta telah nampak ikut nimbrung disana setelah sebelumnya membawa nampan berisi minuman juga makanan.
ketiganya sepertinya sedang dalam mode bergurau saat ini, itu dapat terlihat dari mimik wajah Alika yang tersenyum senyum menahan tawa tanpa ia menyadari dirinya yang telah menjadi obyek tatapan sepasang mata yang sedari tadi dia datang, duduk hingga sekarang tengah tersenyum, seseorang itu terus memperhatikannya, menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Sepasang mata itu terus saja menatapnya tak berkedip.
Zain terus menatap gerak gerik Alika, apalagi gadis itu yang tanpa sengaja memang tengah duduk menghadap kearahnya meski jarak keduanya tak begitu dekat. Namun Zain dapat dengan mudah menatap wajah yang sempat membuatnya ingin tahu dan penasaran tadi.
Zain menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, tangan kirinya turut naik pada sandaran kursi sedang tangan kanannya mengaduk aduk minuman di gelas dengan sedotan.
Matanya terus memperhatikan sosok gadis yang tengah bercengkrama dengan kedua teman temannya itu.
Alis yang yang tak begitu tebal juga tak begitu tipis, mata yang bulat namun tak begitu lebar, hidung yang mancung dan...bibir Alika yang mungil dan tipis namun sedikit tebal di bagian bawahnya dan jangan abaikan warna yang merah merekah membuat Zain tanpa sadar menggigit bibir bagian bawahnya.
Alika memang sosok wanita cantik yang tersirat dalam kitab yang Zain pelajari, meski gadis itu berkerudung. Kecantikannya tetap tak dapat di sembunyikan.
Ya...Zain cukup paham akan kriteria kesempurnaan seorang wanita bagi laki laki. Ia memang mempuyai cukup bekal ilmu agama termasuk mempelajari ciri ciri wanita sempurna bagi seorang pria.
Dan kini Zain menemukan ciri ciri itu pada diri Aliaka
Zain, diusiana yang masih 20 tahun, namun ia telah beberapa kali merasakan kenikmatan dunia dari makhluk yang di sebut wanita.
Ya...diam diam pria dingin itu adalah seorang cassanova. Wajah rupawan dan harta yang melimpah membuat banyak wanita yang dengan suka rela melemparkan tubuhnya pada Zain. Tentu saja itu ia lakukan sembunyi sembunyi tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Zain selama ini lebih sering pulang keapartemennya sendiri di banding pulang kerumahnya dan itu memudahkan aksinya. Ingin mandiri itu dalihnya, karena bagaimanapun ia harus mempersiapkan diri sebagai pewaris sang dady.
" jika kau memang seperti yang diucapkan Ricko...dengan yang kau miliki, aku tidak heran jika kau mampu melakukannya " bisik hati Zain.
Bertepatan dengan itu tanpa sengaja, Alika yang mengangkat pandangannya lurus kedepan bersirobok pandang dengan tatapan Zain padanya. Sejenak keduanya saling menatap dalam jarak yang tidak begitu dekat dan juga tidak begitu jauh.
Alika tiba tiba merasakan hawa dingin seakan tiba tiba menerpanya, tubuhnya seketika membeku dan terasa merinding tiba tiba, tatapan Zain di rasanya sangatlah tajam dan tak bersahabat dan juga tak mampu ia artikan. Takutkah ia...tentu saja, Alika sangat takut di tatap seperti itu oleh Zain apalagi sepertinya ia tak pernah melihat anak itu sebelumnya.
Dengan cepat Alika membuang pandangannya ketempat lain, perlahan ia menggeser duduknya hingga ia tak bisa dengan jelas terlihat oleh Zain.
" geser dong Ret..." bisik Alika tiba tiba sambil menggeser Amreeta
" ada apa sih....?! " tanya Amreeta bingung
" gak ada apa apa...di sini panas aja " jawab Alika memang kebetulan tempat yang ia duduki terkena sinar matahari
" o...." Amreeta pun ber o ria.
Beberapa saat kemudian, Alika yang merasa tak lagi nyaman mengajak Amreeta ke kelas.
" Ret...kelas yuk " ajak Alika
" ogah ah...ngapain sih di kelas ?! " tolak Amreeta
" disini aja kali Al...mumpung jam kosong " Ohan ikut ngomong
" mau ngapain sih di kelas ?! " tanya Amreeta pada sahabatnya itu karena melihat gelagat tidak naman pada Alika
" kamu kenapasih Al...kok tiba tiba keringat dingin gini, kamu sakit ? " Amreeta terkejut melihat Alika tang tiba tiba berkeringat dan juga gemetar.
" gak papa..aku sedikit pusing, balik kelas yuk. Kalau enggak aku balik sendiri aja ya, kamu disini aja sama Ohan, lanjutin " ucap Alika sembari berdiri.
Amreeta dan Ohan turut berdiri dan melangkah meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Zain yang terus saja memperhatikan respon Alika tiba tiba meremat sedotan yang ada di tangannya. Ia tak suka sikap gadis itu yang seolah menolaknya.
" dia memang sok jual mahal seperti itu..jangan heran, itu adalah salah satu triknya. gayanya aja sok cupu padahal dia itu suhu " tiba tiba Zain mendengar Ricko berbisik di telinganya.
Zain memang terlalu fokus memperhatikan Alika hingga ia tak menyadari kehadiran Ricko yang juga menyadari arah perhatian Zain.
🌺🌺🌺🌺🌺
Pagi yang cerah, hari ini hari sabtu. Hari dimana semua siswa kelas 12 akan mengakhiri masa tenangnya karena minggu depan sudah akan di adakan berbagai tryout.
Dua orang pemuda tampan nampak keluar dari mobil yang mereka tumpangi.
Berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas mereka.
Dua orang pemuda tampan itu adalah Zain dan Ohan.
Ohan nampak menyunggingkan senyum lebar tatkala matanya menatap seorang gadis berhijab berjalan kearahnya dengan menundukkan wajahnya.
Gaya berjalan seseorang yang sangat di kenal Ohan. Dan tidak ada pagi yang indah seindah paginya yang berawal dengan menatap wajah sang pujaan hati
Malayka Khumaira Rasyid.
" Alika.. " panggil Ohan pada Alika ketika jarak mereka telah dekat dan seperti biasa Alika tak akan menyadari keberadaannya jika ia tak menyapa terlebih dahulu.
Mendengar namanya di panggil, Alika mendongakkan wajahnya dan segera tersenyum manis dan sangat manis bahkan kepada Ohan. Namun sayang...senyuman manis itu seketika pudar saat Alika menyadari tak hanya ada Ohan di hadapannya.
Zain menyandarkan tubuhnya di dinding kelas juga satu kaki kirinya sedang kaki kananya ia jadikan tumpuan. kedua tangannya ia lipat di depan dada dan matanya tak lepas menatap Alika tanpa ekspresi apalagi sepatah kata.
" mau kemana ?! " tanya Ohan lembut, namun Alika seketika merasa panik. Ia mati matian menenangkan dirinya dari ketakutan yang tiba tiba menghinggapinya.
" hei...Alika " panggil Ohan lagi
" eh..iya, itu mau ke perpus balikin ini buku " Alika tergagap sembari menunjukkan buku yang sedang ia peluk.
" oh...Amreeta mana ?! " tanya Ohan lagi
" belum dateng kayaknya, aku pergi dulu Ohan " jawab Alika dan buru buru hendak berlalu namun Ohan segera mengejarnya dan menangakap tangan Alika untuk menghentikan langkah gadis itu, tanpa Ohan sadari tindakannya itu membuat raut wajah Zain berubah dan ia menatap tak suka
" biar aku antar " tawar Ohan setelah berhasil menghentikan langkah Alika yang nampak terburu buru.
" ekhmmm..." Zain berdehem berusaha menghilangkan perasaan aneh yang tiba tiba ia rasakan karena melihat adegan Ohan menghentikan Alika dengan menggenggam tangan gadis itu.
" kamu masih disini ?! " Ohan baru menyadari Zain masih ada di sana
" menurutmu ?! " tanya Zain balik dengan ketus dan dengan raut wajah menyeramkan menurut Alika dan semakin membuat gadis itu merinding ketakutan.
Entah kenapa Alika sendiri bingung, kenapa ia bisa setakut itu pada pria yang kini turut berdiri dihadapannya itu. Padahal sebelumnya ia tak pernah tahu apalagi mengenal pemuda itu.
" tumben nungguin biasanya juga kamu gak pernah perduli " jawab Ohan masih dengan tangan menggenggam tangan Alika.
Zain melangkah maju, tiba tiba ia menarik tangan Alika yang digenggam Ohan bukannya menarik tangan Ohan. Ohan mengerutkan keningnya sambil melotot melihat tangan Alika yang berpindah pada tangan Zain namun segera di tarik dengan cepat oleh gadis itu.
" kau lupa kita berdua di tunggu di ruang kepsek " Jawab Zain pada Ohan namun matanya terarah tajam pada Alika.
Entah kenapa ia merasa tak suka gadis itu seakan menolaknya terang terangan. Tadi ketika Ohan menggenggam tangannya dia diam saja, tapi giliran ia yang pegang gadis itu buru buru menariknya.
" permisi aku pergi dulu " kata Alika sembari memutar tubuhnya dengan cepat, ia ingin secepat mungkin menghindar dari tatapan Zain.
" habis ini aku tunggu di kantin Al...!! " teriak Ohan
" All....!! " ulang Ohan lagi karena merasa tak mendapat respon dari Alika, sejurus kemudian gadis itu nampak mengangkat satu tangannya keatas tanda mengiyakan tanpa menoleh kearahnya.
Zain masih terus menatap tak berkedip punggung yang makin menjauh itu.
Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya mendengar ajakan Ohan dan di iyakan begitu saja oleh gadis itu.
Dengan langkah lebar Zain meninggalkan Ohan menuju kantin
" hai...katanya mau ke ruang kepsek " teriak Ohan melihat sepupunya itu tak melangkah menuju ruang kepsek
" kamu aja..." jawab Zain, membuat Ohan memberengut kesal.
" dasar sinting, tau gini aku temenin Alika aja ke perpus " omel Ohan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
zain jangan bikin alika takut
2024-08-31
0
Al Fatih
zain...., apakah nanti kau akan membahayakan kehidupannya Alika?
2024-05-08
0
Rita Riau
thor aku mampir di lapak mu
seru nih,,,
2023-10-23
0