Zain dengan sabar dan telaten memasangkan helm di kepala Alika setelah ia berhasil membawa gadis cantik berhijab itu keluar dari angkutan umum dan membawanya ketempat motornya yang di parkir sembarang arah oleh dirinya sendiri tadi.
" cepetan naik..." perintah Zain kemudian
" aku mau pulang " jawab Alika, mati matian gadis itu menahan rasa takutnya berdekatan dengan pemuda itu.
Tanpa banyak bicara, Zain mengangkat tubuh kecil Alika dan menaikkannya keatas motornya. Membenarkan celana panjang yang digunakan Alika karena celana itu yang sedikit naik keatas sehingga memperlihatkan betisnya yang putih.
Kemudian menarik rok panjang Alika kebawah. Setelahnya dia sendiri naik keatas motornya. Memakai helmnya dan menarik kedua tangan Alika untuk di lingkarkan pada perutnya. Alika berusaha menariknya namun gagal karena Zain memegangnya dengan sangat erat.
Beberapa detik kemudian Zain melajukan motornya meninggalkan tempat itu dengan hanya menggunakan satu tangannya untuk menyetir.
Sementara itu dari seberang jalan, seorang pemuda yang berada di depan kemudi mobilnya nampak menatap interaksi Zain dan Alika dengan tatapan penuh kebencian.
" sudah kuduga...kau juga tertarik pada gadis itu Zain " desis Ricko menahan geram. Ia meremat setir yang ia genggam.
Ia semakin menggeram mengingat Zain yang telah menghajarnya habis habisan beberapa hari yang lalu di hadapan banyak orang.
" aku bersumpah akan membalasmu Zain....tak akan aku biarkan kau tertawa begitu saja Alika, dasar cewek murahan " umpat Ricko kemudian melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
" aku tidak mau mati muda....menyetirlah dengan benar " ucap Alika ketus pada Zain yang menyetir hanya dengan satu tangan yakni tangan kanannya karena tangan kirinya sibuk memegang lengan Alika yang melingkar di perutnya.
" kalau begitu peluk aku " jawab Zain
Alika terdiam tanpa menjawab sedikitpun.
" baiklah...ayo kita mati muda sama sama " kata Zain lagi sembari meningkatkan kecepatan laju motornya.
Sontak Alika melingkarkan kedua tangannya pada perut Zain, Zain sedikit menarik kedua lengan Alika hingga tubuh gadis itu semakin merapat kepadanya.
" jangan dilepas...atau kau akan lihat kenekatanku " Ucap Zain. Bibirnya sedikit melengkung keatas tanda ia sedang tersenyum.
Zain sungguh bahagia, hatinya terasa berbunga bunga. Tak pernah ia merasa sebahagia ini sebelumnya.
Ia berjanji, dia tidak akan pernah melepaskan Alika sampai kapanpun. Tidak perduli dengan perasaan Ohan nantinya, atau Alika yang tidak mencintainya.
Dia akan memaksa dan membuat Alika mencintainya. Apapun yang terjadi. Tekatnya sudah bulat di dalam hatinya.
Hampir setengah jam perjalanan, kini Zain telah memarkir motornya di parkiran apartemennya dan menggenggam tangan Alika dengan erat menuju apartemennya.
Sesampainya di sana, Zain segera membawa Alika masuk dan meninggalkannya di ruang tamu.
Apartemen Zain sangat luas dan berlantai dua, desain ruangannya sangat minimalis namun berkesan mewah dan elegan.
Sebenarnya Alika di buat berdecak dan terkagum kagum. Namun gadis itu lekas menyembunyikan semua kekagumannya mengingat bagaimana pemuda itu memperlakukannya malam itu.
Hatinya sungguh sakit, apalagi sekarang Zain bersikap seolah olah dirinya berkuasa atas dirinya.
" minumlah..." Zain tiba tiba berdiri di hadapan Alika sembari menyodorkan minuman dingin kepadanya. Alika menggeleng. Dia memang haus tapi ia enggan menerima apapun dari pemuda itu.
" aku mau pulang " kata kata yang terlontar dari mulut Alika membuat Zain menatapnya tajam.
Tentu saja tatapan Zain membuat Alika menjadi ketakutan. Dengan spontan gadis cantik bermata bulat itu menunduk sembari memundurkan tubuhnya beberapa langkah kebelakang.
Zain tak tinggal diam, ia menarik pergelangan tangan Alika kemudian membawanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu itu setelah sebelumnya ia meletakkan botol minuman dinginnya di atas meja.
" mau apa kamu, minggir...aku mau pulang " sentak Alika ketika Zain tiba tiba merebahkan kepalanya di atas pangkuan Alika.
" aku lelah sekali hari ini....hari ini untuk pertama kalinya kau membuatku naik bis dan belum lagi kau membawaku berputar putar tak karuan, lalu dengan seenaknya kau meninggalkan aku begitu saja " omel Zain dan mulai memeluk pinggang Alika.
" kamu harum sekali...." kata Zain lagi dengan pelan.
Zain sadar, Alika trauma kepadanya dan ia tak mau itu terus berkelanjutan.
Ia melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Alika dan menelusupkan wajahnya di perut gadis itu.
Ia merasakan tubuh Alika yang bergetar hebat, Zain semakin mengeretkan pelukannya pada Alika.
" kendalikan dirimu..kau tidak boleh takut padaku, kau hanya milikku. Hanya aku yang berhak menyentuhmu " ucap Zain dengan lirin namun masih bisa didengar Alika dengan jelas.
Gadis itu hanya terdiam membisu, ia merasa tak ada gunanya melawan. Sejenak ia memejamkan matanya. Tubuhnya tak lagi bergetar seperti tadi. Jantungnya pun seakan telah berdetak dengan normal.
Hampir satu jam Zain tertidur dengan posisi seperti itu. Ia sungguh merasakan kenyamanan dengan tidur berada di pangkuan Alika. Hingga suara Alika berbicara di telephon dengan seseorang membangunkannya.
" iya han...aku baik baik saja tidak usah khawatir " ucap Alika tetap melanjutkan perbincangannya meski kini Zain telah bangun dan duduk di sisinya dengan muka bantalnya
" aku sedikit ada perlu Han diluar ...nanti aku hubungi...." Alika belum sempat melanjutkan kata kata nya Zain telah merebut smart phone itu dan membantingnya dengan keras di lantai.
" pyar....." hp Alika berhamburan kemana kemana, ia menatap terkejut dan bercampur sedih hp nya yang tak mungkin lagi bisa di gunakan.
Ia semakin sedih mengingat ia mati matian bekerja lembur demi bisa membeli hand phone itu.
Alika terus terdiam mematung di tempatnya duduk, sementera Zain menatapnya dengan tajam.
" berhenti berhubungan dengan pria lain selain aku, atau kau ingin aku melakukannya lagi seperti malam itu padamu ? " bentak Zain pada Alika.
Sekali lagi Alika terdiam membisu, tubuhnya kembali bergetar hebat. Keringat dingin membasahi keningnya. kata kata Zain barusan benar benar melemparkan ingatannya pada kejadian malam itu. Jiwanya kembali seakan terpukul.
Zain memdekat dan mendekap Alika dalam pelukannya. Alika meronta berusaha menolak Zain. Tapi lagi lagi ucapan Zain mampu membuatnya mematung.
" berhenti menolakku....atau kau ingin aku melakukan lebih padamu ?! " bisik Zain yang sontak melihat Alika terdiam.
" aku mau pulang....aku mau pulang " Alika mati matian mengumpulkan keberaniannya membentak Zain.
Zain menghela nafas dalam dalam. Tidak akan mudah membuat gadis ini jatuh cinta padanya ternyat. Pikir Zain...namun demikian, kemudian ia nampak berdiri dan mengambil sebuah kunci. Tak berselang lama ia melempar kembali kunci itu dan mengambil kunci lainnya.
Ia memutuskan memakai motor saja agar Alika memeluknya seperti tadi pikir Zain.
" ayo..." ajak Zain sambil membenarkan letak kerudung Alika
" jangan menolakku " ancam Zain lagi ketika Alika akan menarik kepalanya dari tangan Zain dan sukses membuat gadis itu diam.
" cup " Zain mengecup sekilas bibir Alika kemudian ia menarik tangan Alika keluar dari apartemennya. Tak ia hiraukan mata Alika yang melotot kearahnya.
" jangan dihapus...atau kau ingin aku malakukannya lagi " ucap Zain sembari terus melangkah.
" brengsek..." umpat Alika pada Zain sembari membuang muka kelain arah.
Sementara Zain hanya tersenyum simpul mendengar makian Alika padanya.
Ia terus menggandeng tangan Alika menuju lift untuk kemudian melangkah menuju tempat motornya di parkir.
Sungguh hari ini suasana hati Zain sangat bahagia hingga ia tak bisa melukiskannya. Sungguh ia tak ingin hari ini berlalu begitu saja.
Namun hal itu berbanding terbalik dengan apa yang di rasakan Alika.
Gadis itu benar benar merasa hancur dan tubuhnya sangat menjijikkan. Bagaimana mungkin pemuda ini menyentuhnya seenaknya begitu saja tanpa ia bisa berbuat apa apa. Ia sungguh malu dengan hijab yang melekat di kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Rita Riau
kesian Alika,,,
2023-10-23
0
🌺zahro🌺
pengen aku bejek bejek si zain itu
2023-09-29
0