Zain yang sedang kacau dan merasa frustasi karena tidak dapat menemukan bahkan hanya sekedar melihat Alika saja selama tiga hari ini, memutuskam mau menerima ajakan Ali untuk berlaga di sirkuit. Hal yang sudah sedikit lama ia tinggalkan karena ancaman sang ayah.
Balapan adalah salah satu hal yang sering di lakukan oleh Zain. Entah itu di sirkuit atau bahkan balap liar yang di jalanan yang pasti sangat berbahaya bagi keselamatannya juga keselamatan orang lain.
Pukul tiga sore Zain dan Ali juga beberapa temannya yang biasa mengikuti Zain dan Ali berlaga telah berada di sirkuit.
Zain telah nampak berada diatas motor balapnya. Suara peluit di tiup, Zain melesat tak terkejar menembus setiap lap jalur sirkuit itu dengan liarnya dan terkesan membabi buta.
Zain membuat semua yang ikut bertanding dengannya kali ini ketar ketir.
Ali menatap sahabatnya dengan tatapan yang sedikit aneh. Tak pernah ia lihat Zain berlaga seperti itu.
Zain seperti orang yang tengah menumpahkan segala kekesalannya. Ia seakan tengah banyak pikiran dan permasalahan. Zain terlihat seperti orang yang tengah kehilangan arah.
Dengan sabar Ali mengikuti Zain di belakangnya takut terjadi sesuatu pada sahabatnya itu, hingga Zain menyelesaikan putarannya dengan kecepatan waktu yang di atas rata rata. Ali segera mendekat kearahnya.
" ada apa...ada masalah ?! " tanya Ali begitu keduanya telah duduk di tribun. Di tatapnya wajah sahabatnya itu sejenak.
Zain tak menjawab pertanyaan Ali. Matanya menatap keseliling. Hari telah mulai gelap pertanda malam telah menggantikan siang.
" kau melihat Ohan ?! " tanya Zain setelah memastikan ia tak melihat Ohan sejak tadi.
Bahkan sejak mereka baru memasuki tribun tadi sore.
Ali turut mencari cari dengan matanya sosok yang ditanyakan Zain padanya.
" sepertinya memang dia tak ikut hadir hari ini..." jawab Ali kemudian
" hmmm....menurutmu apa dia sibuk ?! " Zain mencoba mengorek keterangan. Pasalnya meski keduanya sepupu, Zain tak begitu akrab dengan Ohan meski sepupunya itu yang terlihat lebih mengakrab kepadanya.
" entahlah...hanya saja beberapa hari ini Ohan seperti orang sibuk "
" sibuk apa ?! " Zain kembali bertanya sembari mengerutkan keningnya.
" jasa antar jemput ceweknya kayaknya " jawab Ali spontan dengan tersenyum tanpa berpikir apapun, sementara Zain yang mendengarnya seketika meradang.
Darahnya seakan mendidih. Kepalanya terasa berdenyut.
Ia tahu siapa yang di maksud Ali sebagai cewek Ohan.
" dia milikku " desis Zain dalam hati.
" mau kemana ?! " tanya Ali yang melihat Zain berdiri hendak berlalu dari sana.
" lapar...aku mau makan " jawab Zain.
" ok...ayo ikut aku, aku tunjukkan rumah makan lezat, aku jamin kau akan kecanduan makan di sana zain " ajak Ali sembari merangkul bahu Zain dan pemuda itu pun menurut saja.
" pakai mobil mu saja, biar motor disini nanti aku yang urus " kata Ali
" hmmm...." jawab Zain mengiyakan.
" nanti antar aku pulang ok " Ali
" hmm.." sekali lagi hanya itu yang keluar dari mulut Zain dan Ali sama sekali tidak keberatan.
Baginya sudah biasa mendengar Zain hanya berdehem sebagai jawaban.
Mobil Zain yang di kendarai Ali memasuki sebuah parkiran rumah makan yang terlihat sangat asri dan luas serta tampak bersih.
Ada banyak tanaman hias di sisi halaman parkir itu.
Kolam ikan yang berisi ikan ikan koi juga terlihat di sana.
Bonsai bonsai yang tertata rapi dan di bentuk dengan begitu epiknya.
Sepertinya sang pemilik rumah makan mengambil kosep alam untuk rumah makannya itu
Zain mendongak ketika ia telah keluar dari mobilnya. Ia merasa tertarik untuk mengetahui apa nama rumah makan itu.
" RUMAH MAKAN CIANJUR "
Nama rumah makan yang didatangi Zain dan Ali itu.
Kedua pemuda tampan itu telah duduk disebuah meja kursi yang berada agak di tengah tengah ruangan itu. Sengaja keduanya tidak mencari tempat yang terbilang privat.
Ali melihat lihat daftar menu yang ada di meja denga seriusnya, sementara Zain tengah sibuk mengutak atik smart phone nya.
Alis Zain terlihat mengerut, ketika ia melihat pesan yang ia kirim hingga berpuluh puluh pesan ke sebuah nomor yang hanya centang satu sejak tiga hari lalu.
Kembali ia berdecak, ia ingat dirinyalah yang telah membanting hand phone Alika hingga menjadi berkeping keping lantaran gadis itu yang menerima panggilan dari Ohan ketika di apartemennya.
Rencananya ia ingin membelikan hand phone gadis itu sebagai ganti hand phonenya yang ia banting setelah unas. Tetapi nihil ia bahkan tak melihat gadis itu sama sekali selama tiga hari ini. Dan hampir tak bersama selama seminggu lebih.
Zain menarik nafas dalam dalam, tangannya beralih pada aplikasi berisi foto foto. Di tatapnya foto Alika yang ia ambil diam diam ketika gadis itu tengah berada di perpus hampir sepuluh hari yang lalu.
Tangannya mengelus foto di geleri hand phone nya itu. Tak dapat ia pungkiri ia begitu merindukan gadis itu.
" mau pesan apa tuan ?! " sebuah suara yang sangat di hafal Zain dan sangat dirindukannya membuatnya mendongak.
Untuk kesekian kalinya Zain merasa daranya mendidih dan naik ke ubun ubun. Tubuhnya bergetar dengan hebat. Tangannya yang berada di bawah meja seketika mengepal begitu ia melihat pemilik suara itu.
Memakai rok panjang lurus kebawah dan kemeja pres body yang memperlihat kan lekuk tubuhnya meski ia tetap berkerudung.
Zain menatap nyalang pemilik suara itu.
Sejenak mata keduanya bertemu, dan ada keterkejutan di mata pemilik suara itu. Juga tersirat rasa takut di mata itu.
Segera gadis itu mengalihkan pandangannya ketempat lain, namun berbeda dengan Zain. Pemuda itu menatap tajam gadis yang ia nilai berpakaian terlalu sexy itu.
" jadi pesan apa tuan ?! " tanya gadis pelayan itu lagi dengan sopan kepada Ali.
" ayam bakar dan cumi bakar ya mbk....minumnya silahkan di sesuaikan dengan makanan pesanan saya saja " jawab Ali yang kemudian di catat oleh gadis pelayan itu yang tak lain adalah Alika.
Ya..gadis itu adalah Alika, ia memang sudah lama bekerja di rumah makan ini.
Zain tak pernah tahu itu. Akan tetapi Ohan sudah pasti tahu akan hal itu.
" kau Zain... ?! " tanya Ali kepada Zain tanpa melihat kearah Zain.
" samakan saja denganmu " jawab Zain dengan terus menatap Alika dengan tajam.
" jadi pesanan yang sama dua porsi ya mbak " Ali menerangkan
" baik...mohon tunggu sebantar " kata Alika dengan sopan kemudian segera berlalu dari tempat itu.
Ali mengerutkan keningnya melihat Zain kemudian ia mengikuti arah tatapan Zain.
Ali tersenyum tipis.
" dia memang bekerja di sini, kamu tidak tahu itu Zain ?! " kata Ali.
Zain tak menjawab tapi hanya mengalihkan pandangannya kepada Ali.
" Ohan sepertinya tak keberatan sama sekali ceweknya bekerja disini " tambah Ali lagi membuat Zain semakin meradang di buatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
lanjut
2024-09-01
0
🌺zahro🌺
ketemu lagi deh alyka sqmq zain
2023-09-29
0
Mukmini Salasiyanti
mau kabur
..
tapi
pesanaran...... 😘🙃🏃♀️🏃♂️
2023-08-28
0