Zain sudah seperti orang yang kesetanan, ia mencium dengan paksa bibir Alika. Kemudian berpindah kearea leher Alika.
Alika mendorong dengan kuat tubuh Zain namun sayang, ia sungguh tak mampu melakukannya.
Hingga Zain yang berhasil menarik dan membawanya ke atas tempat tidur.
Sekuat tenaga Alika terus memberontak, namun usahanya tetap nihil. Pemuda itu berhasil membuka dengan paksa pakaiannya membenamkan wajahnya di dada Alika.
" kau harum sekali sayang, aku tak rela jika berbagi dengannya.." racau Zain sambil terus menyesap bukit kembar Alika.
Tak ia hiraukan tangisan Alika yang memilukan, yang ada di otaknya kini hanya ingin menghapus setiap jejak Ohan di tubuh gadis itu.
Zain telah berhasil melepas seluruh pakaian Alika begitupun dengan dirinya.
Ia menekan kedua tangan Alika dikedua sisi tubuh gadis itu, sementara kakinya menjepit kedua kaki Alika agar gadis itu tak bisa melawannya lagi.
Zain membelalakkan mata ketika ia merasa kesulitan menembus pertahanan Alika.
Hingga Alika menjerit kesakitan dan ia dengan cepat meraup bibir gadis itu. Berharap ia mampu sedikit mengurangi rasa sakit yang dirasakan gadis itu karena ulahnya.
"shittt...." umpatnya dalam hati, sadarlah ia kini. Gadis yang kini tengah berada di bawah kungkungannya itu ternyata masih perawan.
Namun segera senyum tersungging di bibirnya, ia adalah yang pertama bagi gadis itu. Bisiknya dalam hati
Zain mendekap kuat tubuh Alika, kemudian mencium bibirnya dengan sangat lembut sebelum akhirnya ia melanjutkan aksinya bergerak naik turun di bawah sana.
Alika tak henti hentinya meneteskan air matanya antara rasa sakit di bagian intinya dan rasa hancur yang kian menyeruak di dalam sanubarinya. Alika semakin hancur tatkala ia merasakan tubuhnya yang semakin di guncang pemuda di atasnya kini.
Sedikitpun ia tak pernah melihat kearah Zain, ia jijik sekaligus katekutan kepadanya.
Hingga Zain mengerang kemudian kembali memeluk erat gadis itu sembari membenamkan wajahnya di ceruk leher Alika dengan manjanya.
Zain terus mengulangi perbuatannya pada Alika, ia seakan tak mampu mengendalikan dirinya yang seakan sudah kecanduan dengan tubuh Alika meski tak ada sedikitpun balasan dari gadis itu atas semua cumbuannya. Zain tak perduli.
Tak pernah ia merasakan menginginkan seperti yang ia rasakan kini pada tubuh Alika. Ia yang biasanya di inginkan, kini ia sangat menginginkan.
Hingga jam di dinding menunjukkan angka satu, Zain baru menyudahi semua ulahnya. Ia membaringkan tubuhnya di sisi Alika kemudian menutupi tubuh polos gadis itu berikut dirinya sendiri dengan selimut kemudian menarik gadis yang masih terus terisak itu kedalam dekapannya.
Ia mengelus surai panjang dan harum itu penuh kasih kemudian mencium puncak kepala Alika sembari menghirup harum rambut Alika.
Tak dapat ia gambarkan betapa bahagianya dirinya kini mengingat dirinya adalah yang pertama untuk gadis itu. Senyum manis terus tersungging di bibirnya.
Sungguh keadaan yang berbanding terbalik dengan Alika yang kini terus meratapi nasibnya. Ia hancur sehancur hancurnya. Apa yang harus ia lakukan kini.
Apa yang akan di katakan pada Ohan.
" tidurlah...ini sudah malam " bisik Zain di telinga Alika kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher Alika dengan lengan kanannya memeluk erat tubuh yang masih tak memakai apapun itu.
Keduanya masih sama sama polos, Zain tak berniat memakai pakaiannya kembali begitupun dengan Alika, ia tahu gadis itu hendak bergerak namun dengan gerakannya yang semakin erat memeluk ia pun melarang Alika memakai pakaiannya lagi.
Entah apa yang diinginkan oleh Zain.
Zain terus mendekap Alika hingga nafasnya terdengar teratur yang menandakan ia telah tertidur pulas.
Alika pelan pelan beranjak dari tidurnya setelah sebelumnya ia menyampingkan lengan kekar Zain di atas tubuhnya.
Dengan menahan sakit di selangkangannya ia dengan cepat memakai pakaiannya yang masih bisa ia gunakan. Memakai kerudungnya.
Agak lama ia mencari kunci kamar itu ke arah tadi Zain melempar kunci itu.
Ketemu, Alika segera membuka pintu dan berjalan terseok seok meninggalkan tempat itu
ia tak menoleh sedikitpun kebelakang, tak ia hiraukan tatapan aneh orang orang padanya.
Alika berhasil mendapatkan taksi dan sampai di asramanya pukul tiga pagi. Beruntung ia kenalan Ohan hingga penjaga mengizinkannya masuk tanpa banyak tanya.
Sesampainya di dalam kamarnya, Alika tak mampu lagi menahan dirinya. Ia masuk kedalam kamar mandi dan menangis sejadi jadinya disana.
Sudah hampir satu jam gadis itu berada di dalam kamar mandi, ia terus mengosok tubuhnya dengan sabun dan sangat kasar. Ia merasa sangat kotor dan jijik pada dirinya sendiri.
Ada banyak jejak yang di tinggalkan Zain di sana. Alika semakin menangis meski tak lagi bersuara. Tenggorokannya rasanya telah kering karena ia menangis terlalu lama.
Hingga akhirnya tubuhnya limbung dan merosot kebawah. Alika tak sadarkan diri sendirian di dalam kamar mandi dengan tubuh yang masih basah.
Sementara itu, Zain yang tiba tiba terbangun meraba raba sisi tempat tidurnya karena ia yang tak lagi merasakan hangat di tubuhnya.
Ia membuka mata dan segera melompat dari pembaringan begitu tak menemukan sosok Alika lagi di sisinya.
Sadar dirinya tak memakai apapun, ia segera meraih boxer dan celananya. Matanya menyadari tak ada lagi pakaian Alika di sana.
Ia melangkah cepat ke arah kamar mandi dan membukanya, namun ia tak menemukan siapapun
Kini perhatiannya tertuju pada kunci kamar yang menggantung di pintu
" shitt...." umpatnya sambil menjambak rambutnya, ia mendongak. Jam di dinding menunjuk angak tiga lebih.
Cepat cepat ia meraih kemejanya dan tak lagi memperhatikan penampilannya, Zain berlari keluar kamar menuju lift. Sekeluarnya ia dari lift Zain berlari cepat kearah parkiran mobilnya.
Zain berhasil keluar area parkiran hotel, matanya ****** menatap kesegala arah.
" kemana kamu....akhhhhh, bagaimana aku bisa ketiduran " katanya
" di mana kamu, kemana kamu pergi, pulang...tapi di mana kamu tinggal akhhh...." sekali lagi Zain berteriak sambil memukul stir.
Ia tak tahu sama sekali tentang Alika, ia bahkan tidak tahu gadis itu tinggal di asrama.
Hingga hari menjelang terang Zain tetap tak menemukan Alika. Ia pun memutuskan untuk kembali pulang ke apartemennya dengan raut wajah penuh kekecewaan.
Kenyataan sungguh tak sesuai ekspektasi, kemarin setelah menggagahi Alika ia berniat mengajak gadis itu berjalan jalan di pagi hari menikmati indahnya pemandangan puncak dan sarapan berdua saja.
Dan dengan hanya memikirkannya saja Zain sudah menyunggingkan bibirnya, tapi apa...gadis itu meninggalkannya begitu saja.
Ah ..ini adalah yang pertama kalinya baginya, di tinggalkan begitu saja setelah adegan panas di ranjang.
Apalagi hanya dirinya yang bergerak dari awal hingga akhir. Kesannya hanya dirinya yang memberikan servis dan bukan dirinya yang di servis.
Sungguh lucu...pikirnya. Biasanya ia yang di puaskan dengan di servis bukannya malah menservis seperti tadi malam.
" Alika..." bisiknya.
Kembali senyum tersungging di bibir Zain mengingat malam panasnya tadi malam bersama Alika dan menyadari Ohan atau siapa pun tidak pernah melakukannya pada Alika.
Atau Alika benar benar menjaga dirinya dengan benar selama ini.
" kau milikku sekarang dan sampai kapanpun...hanya milikku " bisik Zain pelan sembari mengelus bibirnya mencoba merasakan kembali bibir Alika di bibirnya dengan duduk disisi pembaringannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
menakutkan km zein
2024-09-01
0
🌺zahro🌺
seseram itukah kamu zain
2023-09-29
0