Alika melangkah sedikit cepat kearah perpustakaan kota setelah turun dari bus dan meninggalkan Zain begitu saja ketika pemuda itu tengah menelpon seseorang.
Alika berharap Zain akan kehilangan jejaknya, karenanya ia melangkah dengan cepat dan segera masuk ke dalam perpustakaan. Tapi harapannya sama sekali tak terwujud, dan nihil.... pemuda itu kini telah berada di belakangnya tepat sembari memasukkan kedua tangannya kedalam kedua saku celananya sertam menatap tak berkedip dua orang yang tengah bercakap cakap.
" mbak Alika....lama tidak kesini ?! " sapa penjaga perpustakaan yang adalah seorang pria muda yang usianya sedikit lebih tua dari umur Alika.
Zain menatap penjaga perpustakaan kota itu dengan tatapan tidak suka, ia memang tidak suka melihat keakraban penjaga perpustakaan kota itu pada Alika.
" terakhir waktu nyari buku sastra itu kan ?! " sambung penjaga perpus itu lagi seolah tidak menyadari keberadaan pemuda itu.
" eh..iya mas, lagi sibuk aja " jawab Alika juga ramah membuat Zain semakin meradang di buatnya.
" sekarang mau nyari apa ? Atau mau lihat lihat dulu ?! "
" iya itu aku...." Alika tak dapat meneruskan kalimatnya karena Zain yang berdehem dengan keras sehingga menarik atensi perhatiannya.
" ekhemmmm......" dehem Zain dengan keras.
Alika melirik tidak suka pada Zain kemudian ia pamit masuk kedalam kepada penjaga perpus itu seolah ia paham dengan arti deheman Zain yang tidak suka melihat dirinya berakrab akrab dengan penjaga perpustakaan itu.
Sementara sang penjaga perpus mengerutkan keningnya melirik kearah Zain penuh tanya
" aku lihat lihat dulu kedalam ya mas...." pamit Alika
" iya mbak iya....kalau gak ketemu ketemu nyari aku saja ya " goda penjaga perpus itu mengabaikan saja tatapan Zain yang tajam kearahnya namun kemudian Zain tetap mengikuti langkah Alika masuk kedalam perpustakaan itu tanpa sepatah kata.
Zain tetap setia mengikuti langkah demi langkah Alika menelusuri setiap koridor perpustakaan mencari buku yang ia cari, meski Alika tak menghiraukannya sekalipun Zain tetap sabar mengikuti langkah gadis itu.
Hari telah sangat siang ketika Alika sedikit tergopoh gopoh mendekat kearah meja penjaga perpustakaan.
" mas...tolong buruan di catat ya, aku pinjam yang ini " pinta Alika
" ah iya mbk Alika.." dengan cepat buku yang di pinjam Alika itu di catat. Kemudian setengah berlari Alika segera keluar dan mencari angkutan umum diikuti tatapan mata kebingungan dari penjaga perpustakaan itu.
Alika berhasil memdapatkan angkutan umum dan kebetulan angkutan itu sudah ramai jadi bisa langsung berangkat. Alika bernafas dengan lega.
Ia merasa telah berhasil lepas dari Zain.
Tadi di dalam perpustakaan Zain terus mengekorinya dan mengikuti setiap langkah kakinya.
Tapi kemudian pemuda itu menerima telepon dan itu di manfaatkan baik baik oleh Alika.
Baru sekitar lima menit angkutan umum itu melaju, tiba tiba angkutan yang di tumpangi Alika mendadak berhenti, semua penumpang termasuk Alika melongok kedepan.
Dan betapa terkejutnya Alika melihat ada yang sengaja membuat angkutan yang ia tumpangi berhenti mendadak begitu saja.
Mata Alika melotot tidak percaya, jantungnya seakan meloncat keluar, seketika ia merasakan hawa dingin menyergap tubuhnya dan tubuhnya pun tiba tiba bergertar.
Sebuah motor sport mewah berhenti menghadang laju angkutan umum yang ia tumpangi. Pemuda dengan badan yang sangat tegap dan tentu saja menggambarkan bahwa ia hidup dengan sangat baik dan serba berkecukupan serta berasal dari strata ekonomi yang tinggi nampak turun dari kendaraan itu. melepas helmnya dan segera melangkah mendekat kearah angkutan yang di tumpangi Alika.
Zain melongok kedalam angkutan itu dengan wajah datar dan tampannya. Tak ia hiraukan sama sekali tatapan memuja dan terpesona para penumpang angkot yang rata rata adalah kaum hawa kearahnya.
" turun kamu...." perintah Zain kepada Alika setelah matanya menemukan sosok Alika yang duduk di pojokan dan menghadap ke belakang keluar kaca seolah tak menyadari keberadaan Zain di sana.
Zain menjadi geram
" hei kamu....turun cepat " perintah Zain membuat semua atensi penumpang angkot itu kini menuju kearah Alika.
" mbak...." panggil seorang penumpang di sebelah Alika sembari menyentuh pundak Alika dan menunjuk Zain dengan dagunya.
Alika hanya terdiam membisu.
" turun nggak...." perintah Zain lagi.
" mbak... mending mbak turun, diselesain dulu baik baik masalahnya sama masnya " sopir angkot itupun seperti jengkel dengan ulah Zain dan Alika.
" saya bukan masnya....saya calon suaminya " jawab Zain ketus membuat sang sopir terperanjat begitupun semua penumpang angkot yang mendengar ucapan Zain.
Seketika mereka menelisik kearah Zain dan Alika bergantian. Alika sungguh di buat tak punya muka dengan ucapan Zain barusan.
" bukannya mereka masih pada kecil kecil "
Seperti itu monolog sebagian orang itu pada Alika dan juga Zain.
" ya ya ya....terserah kamu, mbak buruan gih turun....di kejar setoran ini " jawab sang sopir kemudian.
Zain mendengus mendengar ucapan sopir itu.
Alika akhirnya pun mengalah. Ia berdiri dan Zain dengan sigap meraih tangannya membawa Alika keluar angkutan umum itu.
Sebelum menggeret Alika kearah motor mewahnya, Zain lebih dulu memberi lima lembar uang warna merah kepada sopir angkot itu.
" nih...buat ganti setoran kamu, jangan berani kamu berkata kasar lagi padanya " hardik Zain membuat sang sopir angkot mendelik di buatnya. Sedang Alika wajahnya nampak merah padam tak tahu lagi dengan apa yang kini ia rasakan.
" apa maksudnya...bukannya aku sudah membantunya ? Gila kali tu orang, tapi tak apalah kayaknya tajir banget dia...." oceh sang sopir angkut itu sembari mengibas ngibaskan lembaran uang merah itu di wajahnya kemudian kembali melajukan kendaraannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
ya allah sabar al
2024-09-01
0
🌺zahro🌺
kasihan kamu alyka
2023-09-29
0