Melabrak

Ia  tidak menghiraukan sama sekali tatapan heran orang orang di kantornya yang melihat keadaan dia saat itu,Tyo mengendarai mobilnya bak kesetanan menuju cafe milik Dyah.  Setibanya  di depan  di cafe milik Dyah  ia bergegas turun  dan dengan kasar ia  membanting pintu mobilnya  serta merta  langsung menerobos masuk kedalam cafe elit  yang masih tampak  sepi pengunjung."

'"Selamat pagi,silahkan masuk." Sapa Pegawai  dengan ramah namun tidak di hiraukan oleh Tyo.

" Dyaaah!..... keluar kamu!." Teriak Tyo lantang.

Tangannya melibas apa saja yang ada di depannya sambil terus  berteriak , karyawan yang berjaga pagi itu ketakutan melihat  Tyo mengobrak abrik tempat mereka bekerja , sekuriti menerobos masuk dan berhasil menenangkan Tyo .

"Paak ...paak tenang pak, jangan bikin keributan disini." Ujar dua orang sekuriti yang langsung memegangi tangannya. Tyo meronta sekuat tenaga  dan melayangkan bogem keawajah salah satu sekuriti yang memegangi tangannya.

Bugggh!

Melihat temannya di serang   sekuriti lainnya menjadi terpancing emosinya dan balik menyerang Tyo  cafe itu menjadi semakin kacau karena menjadi ajang perkelahian, jerit ketakutan membahana dari dalam cafe di pagi itu hingga membuat  seorang  pria paruh baya berwajah oriental  tampak  tergopoh gopoh  turun dari lantai dua.

"Ada apa ini ribut ribut?!." Ujar Pria paruh baya itu dengan suara lantang matanya liar penuh kilatan amarah sambil  mengedarkan pandang seluruh ruangan.

"Jangan ikut campur! ... suruh bosmu yang sakit jiwa itu keluar!."Pekik Tyo sambil menudingkan  jari kearah pria paruh baya itu.

" Lancang kamu! ....saya bos disini,! kamu siapa hah?!  berani beraninya buat kekacauan disini!." Gertak pria paruh baya itu  sambil menatap tajam kearah Tyo.

" Mana perempuan sakit jiwa itu! , Dyaaaah keluar kamu!." Tyo masih saja berteriak memanggil Dyah hingga membuat geram laki laki paruh baya di depannya.

PLaaaak!

Sebuah tamparan yang keras telak mendarat di wajah Tyo tanpa sempat ia menghindar, Tyo meringis  sambil meraba sudut bibirnya ia melirik  kearah  telapak tangannya,  ada  bercak darah di telapak tangannya akibat tamparan yang ia terima baru saja.

Tyo menjadi meradang mendapat perlakuan seperti itu, ia mengambil ancang ancang hendak membalas tamparan lelaki berwajah oriental itu ,namun dua sekuriti itu dengan sigap menghadang dan memelintir tangannya.

" Lepaskan!." seru Tyo namun kedua sekuriti tidak mengindahkan seruannya.

" Lepaskan dia!." Perintah laki laki paruh baya pada kedua sekuriti yang memegangi tangan Tyo.Kedua sekurity itu patuh mengikuti  perintah atasannya mereka  segera melepaskan Tyo.

"Kamu siapanya, perempuan ****** itu hah?!." Tanya Pria paruh baya itu dengan tatapan menyelidik, Tyo menjelaskan jika ia mencari Dyah karena telah membuat kekacauan di keluarganya, akhirnya mengalir cerita dari  Pria paruh baya itu tentang Dyah.

" Sudah lama saya lempar perempuan ****** itu kembali kejalanan, jangan pernah cari dia lagi disini mengerti?!."Tukas pria paruh baya itu , Tyo mulai faham siapa Pria paruh baya yang masih menyisakan gurat ketampanan di wajahnya meski usia tidak lagi muda, di tambah lagi  penampilannya yang  eye catching, sehingga jauh dari kesan tua.

Pria paruh baya   tangannya terlihat  sibuk  dengan ponselnya, sejurus kemudian pria paruh baya itu bangkit dari posisinya dan terlihat tengah berbicara dengan seseorang.

Sambil beberapakali melayangkan pandangan kearah Tyo, tanpa di duga selang lima menit kemudian sebuah mobil polisi   tampak berhenti di depan cafe ,dua orang polisi  menerobos masuk dan menghampiri pria paruh baya  itu. ketiganya terlibat perbincangan singkat ,  sejurus kemudian keduanya bergerak kearah Tyo.

" Selamat pagi maaf saudara terpaksa kami amankan dan bawa kekantor , berdasarkan laporan pemilik cafe saudara , sudah membuat kekacauan  yang menimbulkan kerugian ." Ucap salah  satu  Petugas polisi dan bergegas mengamankan Tyo.

" Bawa dia!." Ucap pria paruh baya itu pada dua orang petugas  dari kepolisian .

Tyo bersikap kooperatif  namun sempat negosiasi  ,agar diizinkan mengendarai mobil pribadinya.

" Maaf tidak bisa karena di khawatirkan saudara melarikan diri, mobil saudara  rekan saya yang akan membawa nya menyusul kekantor." Tolak petugas kepolisian itu.

Tyo segera menghubungi Marsha dan menjelaskan permasalahannya, bahwa kini ia di tahan di kantor polisi.

" Marsha tolong  sampaikan ke Pak Ardan saya terkena masalah, sekarang saya di kantor polisi." Ujar Tyo begitu sudah tersambung dengan Marsha melalui panggilan telefon

" App-apaa? bagaimana bisa pak? baik segera saya beri tahu Pak Ardan." Sahut Marsha terdengar panik.

" Panjang ceritanya Sha, saya tidak bisa berlama lama bicara di telefon."Tukas Tyo seraya menutup telefonnya.

Tyo menjalani introgasi  yang panjang dan melelahkan dan  polisi juga memintai semua saksi yang melihat kejadian di pagi hari itu,   tidak menunggu lama  Pak Ardan   atasannya  di kantor datang menemuinya dan menanyakan   duduk perkaranya.

"Ada apa ini Tyo?." Ucap Pak Ardan terlihat tenang dan berwibawa, PakArdan tampak  manggut manggut mendengar  penjelasan Tyo.

" Lain kali jangan gegabah... tetap pakai kepala dingin, kamu tenang saja biar saya selesaikan." Ujar Pak Ardan  menepuk bahu Tyo dan beranjak meninggalkan Tyo

Cukup lama Pak Ardan berbincang dengan polisi dan pria paruh baya pemilik cafe ,akhirnya Tyo di pngggil untuk mendatangani sejumlah dokumen dan akhirnya  di bebaskan hari itu juga.

Saat baru saja ia melangkahkan  kakinya keluar  dari pintu ,tampak dari kejauhan  Eva dan Rini berjalan tergopoh gopoh kearahnya.

" Mas, kok bisa  sampai seperti ini? ." Tanya Eva  dengan nada cemas.

" Panjang ceritanya, nanti mas ceritakan." Sahut Tyo sambil berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan polsek.

Meskipun lega karena sudah keluar dari  kantor polisi namun Tyo masih kesal karena ia sama sekali  tidak tahu keberadaan Dyah, kini hidupnya benar benar dalam masalah besar karena Dyah  tak ubahnya seorang psychopath.

Ia menceritakan apa yang ia alamai pada Harsha  tentang Dyah.

" Kan gw sudah bilang  ...sedikit banyaknya gw pernah belajar tentang kejiwaan, jadi gimana sekarang?." Tanya Harsha dengan nada prihatin.

" Eva di teror.. dan dia mendatangi keluarga gw, mengaku kalau gw menghamili dia dan tidak mau bertanggung jawab." Jawab Tyo

"Gilaaa ini benar benar  gilaa..... ,  Gw tidak tahu mau komentar apa, kalau sudah begini." Seloroh Harsha sambil menggeleng gelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan apa yang menimpa sahabatnya.

" Itu dia.... dan sekarang dia entah dimana pun, gw tidak tahu." Tukas  Tyo

" Lah loe bilang dia punya cafe di kemang ?,tinggal samperin dan bereskan semua." Timpal Harsha.Tyo mengusap wajahnya berkali kali dengan gusar.

" This is another problem.. cafe itu punya Sugar daddynya nya i dont know ada masalah apa di antara mereka, sugar daddynya bilang sudah  tidak bersama lagi mereka."

" Gw turut prihatin  broo,  coba gw bantuin cari info tentang dia ."

" Thank's Sha."

Harsha meminta waktu dua hari untuk bisa mencari  tentang siapa Dyah, selama itu pula Tyo  di buat gelisah  hidupnya benar  benar kacau,  awal dari masalah ini adalah kebodohannya yang  terlalu menuruti hawa nafsunya.

Drrt drrrt.

Ponselnya bergetar  Tyo  secepat kilat menyambar ponselnya,saat melihat nama Harsha tertera di layar

" Ya broo, gimana hasilnya?."Tanya Tyo penuh harap.

" Speechless! dia pernah di rehabilitasi karena penyalah gunaan narkoba, dan penyerangan terhadap  sesama pengunjung club, dia ini bisa di bilang unstable mentality." Jelas Harsha.

"Selain itu?,"tanya Tyo.

" Nama aslinya Resty Triandini\, pernah kuliah di universitas ***** jurusan hubungan internasional tapi statusnya mengundurkan diri  dia  anak bungsu dari dua bersaudara." Jelas Harsha rinci.

"Jadi Dyah Hapsari itu identitas palsu?, dia anak bungsu?."Gumam Tyo

" Yupss. ... saudaranya laki laki dan mereka terpisah sejak kecil , selain  itu  gw dapat alamat lengkapnya, tapi tidak tahu  masih tinggal disana atau tidak."

" Thank's a lot Sha, sorry jadi ngerepotin." Ujar Tyo  sedikit sungkan.

" Tidak perlu sungkan sungkan, selagi gw bisa bantu pasti gw akan bantu." Sahut Harsha sambil menyebutkan alamat tempat tinggal Dyah.

Tyo  sudah  bertekad bulat untuk menjernihkan masalah ini pada keluarganya, akibat kekacauan yang di buat Dyah hubungan dengan keluarganya menjadi sedikit renggang, ia menghubungi teman semasa kuliahnya yang masih menetap di sana untuk melacak alamat  yang di berikan oleh Harsha.

"Hallo, Her gimana kabarnya?, masih ingat  tidak  karo aku?."Ujar Tyo menyapa teman lamanya yang bernama Herlambang.

" Baik kabarku alhamdullilah, heheh sepurane iki sopo yow? maklum faktur u." Jawab Herlambang.

" Tyoo  yang tinggal di ngesrep  itu loh," Sahut Tyo menjelaskan siapa dirinya.

" Oalah Yo... gimanan kabarmu?, sombong yaa udah  sukses di jakarta jarang ikut reuni." Seloroh Herlambang.

Beberapa sat kedua teman satu almamater itu saling reuni meski hanya melalui telfon, tawa canda mewarnai pertemuan mereka.

" Her  sepurane aku ada perlu, mau minta tolong  kira kira bisa tidak?." Ujar tyo sejurus kemudian

" Tolong apa?  sekiranya aku bisa ya pasti aku bantu, konco kenthel kok." Sahut Herlambang hangat tidak ada yang berubah dari teman semasa kuliahnya itu.

Tyo segera menceritakan masalah yang sedang ia hadapi, ia menjelaskan betapa hidupnya menjadi kacau akibat masalah yang di timbulkan oleh Dyah.

" Oalahh kok iso ? yo wes mengko nek aku libur yow, tak parani."

" Suwun yow Her,  bener bener wedokan iki ."

" Hhahahhaaha, makanya yang lurus lurus saja hidup itu jangan cari penyakit ,kalau keluarga sudah di libatkan malah  jadi runyam." Sahut Herlambang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!