" I'am not say anything, ya sudah pak saya permisi."
" Thank you Rhea ,kamu memudahkan tugas saya."
" My pleasure."
Hubungannya dengan Rhea memang sedekat itu berbeda ,dengan staff lain yang cenderung kaku dan formal. Setelah Rhea meninggalkan ruangan Tyo memeriksa kembali Cv dari kandidat yang di rekomendasikan Rhea, ia tersenyum simpul saat mengingat candaan Rhea beberapa saat yang lalu.
Siang Tyo mengadakan inspeksi mendadak ke divisi dibawah pimpinanannya saat itu lah kali pertama hatinya berdesir aneh tatkala matanya bersirobok dengan mata cantik milik staff baru yang mulai bekerja, wajah mungil itu di hiasi dengan alis yang hitam legam dan mata yang yang cantik keduanya saling tersipu malu .
" Erghhm, " Tyo pura pura batuk untuk mengatasi rasa groginya karena bertatatapan langsung dengan si pemilik mata cantik itu.
" Ouuh ini yang dimaksud Rhea? Interesting." Ujar Tyo dalam hati.
" Perhatian semua divisi kita sedang jadi sorotan oleh pimpinan, maka dari itu siang ini kita akan rapat untuk mengevaluasi kinerja divisi kita." Ujar Tyo berusaha setenang mungkin dan berusaha terlihat tetap berwibawa meski suasana hatinya tidak karuan.
" Baik pak, oh ya pak Tyo perkenalkan ini Eva pengganti Celine, Eva ini Pak Tyo kepala divisi kita," Rini memperkenalkan keduanya.
Wanita cantik bertubuh mungil ini menyodorkan tangannya kearah Tyo ,untuk kali kedua tatapan mata mereka bertemu.
"Selamat pagi Pak ,saya Eva staff baru." Ucapnya seraya sedikit membungkukkan badan sikap nya terlihat sangat santun.
" Selamat pagi ...Tyo Pranowo, semoga betah bekerja di divisi ini, sudah tahu kan job desknya?." Sahut Tyo.
" Sudah Pak teman teman disini sangat welcome dan membantu." Jawab Eva.
Tyo hanya mengangguk dan mempersilahkan Eva kembali ke kursinya " Ok semua itu saja yang ingin saya sampaiakan ingat on time." Tyo kembali mewanti wanti timnya . Dan seperti yang sudah diagendakan siang itu rapat berjalan dengan tertib, sesekali Tyo mencuri pandang kearah Eva yang duduk di sebelah Rini.
Hatinya kembali berdesir terlebih lagi saat melihat Eva sesekali menyungingkan senyum ,pada sesama peserta rapat, terlihat sangat manis.
" Oouuh **** kenapa nih hati gw? , apa gw sedang jatuh cinta? no no no tidak gw tidak boleh jatuh cinta, perempuan semua sama saja." Terjadi perdebatan hebat di lubuk hatinya.
Waktu berjalan begitu cepat, ia sudah tidak bisa menahan lagi keinginan untuk tahu lebih jauh tentang Eva, dan Rini sebagai teman dekat Eva adalah orang yang cocok untuk di gali informasinya.
" Rin Eva itu personalnya ,seperti apa sih?." Ujar Tyo pada Rini saat mereka tidak sengaja beretemu di sebuah mall di penghujung pekan
" Kenapa pak naksir ya?, sweet sweet." Ledek Rini
" Eeeits siapa bilang?, bertanya bukan berarti naksir loh Rin." kilah Tyo salah tingkah dan wajahnya bersemu merah.
" Naksir kan juga tidak di larang kok Pak, kan sama sama single."
" Dia masih single?." Pancing Tyo.
" Single mom, anaknya cowok 1 orangnya sangat baik tulus imut lagi pak." Rini semakin mengompori Tyo.
"Bisa saja kamu Rin."
" Serius pak ...kalau saya punya kakak cowok dengan senang hati mau saya jodohkan memang sebaik itu orangnya." Sambung Rini dengan mimik muka serius.
Sejak saat itu bayangan sosok Eva kerap membuat fokusnya terpecah, hasrat hatinya begitu menggebu gebu untuk bisa dekat dengan Eva, namun disisi lain ia juga tidak mau gegabah mengingat luka yang pernah ia dapat.
" Oouuh god.. kenapa rasa ini mesti hadir kembali?," keluh Tyo ia berusaha bersikap denial pada perasaaannya.
Drrrt drrt drrt
Terdengar panggilan masuk di ponselnya dan ada Nama Harsha tertera di layar, secepat kilat ia mnekan tombol accept.
"Brooo... apakabar sudah lama ya kita tidak ngumpu?, gimana kabar yang lain?." Ucapnya dengan semangat.
" Baik broo,.. justru itu kita mau ngumpul nih nanti malam, ikut kan?." Todong Harsha to the point.
" Jelas dong.. kangen juga dengan kebersamaan kita tempat biasa kan atau tempat lain."Tanya Tyo.
" Masih sama .. but promise jangan nyusahin yaa ." Ujar Harsha ledek Harsha.
" Hahahhaha hahhahahha, promise malam ini under control okay."
" Sip".
Malam itu Tyo dan kawan kawannya sesama eksekutif muda, menghabiskan malam untuk menghilangkan penat setelah lima hari berjibaku dengan kerasnya dunia korporasi di tengah hingar bingar dentuman music di sebuah club elit di bilangan cilandak.
" Gimana.. sudah dapat pengganti Litha?." Harsha membuka obrolan di meja, depan bartender.
" Tidak semudah itu, she's really limited person,."
" Itu artinya loe, gagal move on."
" Not really ... maybe just need a little bit longer." Tukas Tyo.
" Come on broo, life must go on."
" I know.. but i dont know how to say, gw benar benar seperti mati rasa."
Uhuuuuk uhhhuk uhhhuk uhhhk !
Harsha tersedak wine yang sedang dia sesap,usai mendengar perkataan Tyo, mukanya tampak memerah.,
"Jangan bilang loe ,udah ganti haluan hiiiii," Harsha bergidik ngeri ,dengan ekspresi muka yang jijik.
Buuuugh!
Tyo meninju lengan Harsha setelah mendengar ucapannya.
" Sembarangan....loe benar benar imaginatif ya kampret, gw masih normal!," Dengus Tyo dengan muka kesal.
" Alhamdullilah kalau gitu."Sahut Harsha sambil nyengir ,tanpa perasaan bersalah sedikit pun.
" Ada sih yang gw incer ,but the problem is she a single mom."
" Ketemu dimana? ,loe masuk club duda dan janda?." Celetuk Harsha dengan muka polos ,lagi lagi Tyo di buat geram dengan celetukan Harsha yang kadang seenak udelnya.
Bughhhhh !
Tyo kembali meninju pangkal lengan Harsha yang kekar, sehingga temannya itu meringis kesakitan.
" Aww! Sakit kampret!." Pekik Harsha.
"Do i look , so desperate?."Tanya Tyo sambil menunjuk wajahnya.
" Lah kan gw nanya, ada yang salah?." Sahut Harsha dengan acuh tak acuh.
" Dia staff baru, di divisi yang gw pimpin."
" Ooouh."
Mendengar kedua sahabatnya memekik ,Hilman yang baru saja kembali dari toilet menjadi penasaran menghampiri keduanya.
" Apaan sih kayaknya seru nih?, ada inceran baru ya?." Tanya Hilman .
" Radar loe kalau ,masalah perempuan tajam ya ." Celetuk Tyo
" Oouh ya jelas .. untuk masalah ginian insting gw, tidak perlu di ragukan ya kan Sha." Sahut Hilman seraya mengerlingkan matanya kearah Harsha.
" Eiiits No, jangan bawa bawa gw ,gw mah innocent." Sergah Harsha.
" Innocent pala lu peyang!, gw rusak gara gara ajaran loe nih ." Bantah Hilman.
Sejurus kemudian mereka bertiga terbahak bahak ," Hhahahaha , hahahhahaha. hhahhaah."
" Cabut yuk, hampir pagi nih."Ujar Armand yang tiba tiba sudah berdiri di belakang mereka bertiga seraya melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Weees kepala suku , gimana yang tadi gak loe bungkus Man?."Ledek Hilman.
" Bungkas bungkus loe kira nasi?, gak lah ilfil gw gak nyambung diajak ngobrol cakep doang ." Sahut Armand.
"Loe cari yang otaknya Spek pentium 8?, loe salah tempat kampreet." Sambung Hilman lagi.
"Ya gak setinggi itu juga , setidaknya ya gak ngang ngong ngang ngong." Dengus Armand.
" Hhahahahha. hahhahahhaha. hahhahahhaah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments