" Wait.. nahhh done ya udah gw siap siap dulu ya, see you selamat memandang foto adik gw ..tapi di larang tertarik apalagi ingin memiliki." Tyo sudah tidak bisa menahan hasrat tertawanya , ia tertawa terbahak bahak membayangkan reaksi Hilman dan kawan kawan yang lain.
Benar saja saat ia tengah berpakaian ponselnya tidak berhenti berdering, notif pesan singkat pun bertubi tubi mendarat di ponselnya , lima belas menit kemudia ia telah rapi dan buru buru keluar rumah.ponselnya kembali berdering kali ini Harsha yang menghubunginya.
" Sha... errghh dimana nih?." Ujarnya berbasa basi sedikit karena sebenarnya ia tahu bahwa semua teman temannya sudah berkumpul di club yang sudah di sepakati.
"Sambar gledek matamu, kok yo pede ngirim anumu itu yow." Maki Harsha.
" Anu apa? main marah marah aja loe."Sergah Tyo pura pura ,tidak tahu apa apa.
" Cucak rowomu kuwi....apes bener dikira foto adikmu beneran, uaseeeem tenan!." Tyo tidak dapat menahan ketawanya mendengar Harsha dan teman temannya memaki maki dirinya dengan aneka sumpah serapah.
" Eerhh eeerh ... Bapak Bapak harap sabar dilarang sarkas apalagi anarkis , not my fault salahkan tu Hilman yang tidak bertanya lebih lanjut main suruh kirim aja." Elak Tyo.
Tidak lama ia telah sampai di club tempat ia dan teman temannya berkumpul saat week end, tawa mereka pun pecah saat mengingat kekonyolan yang ia lakukan.
Sepanjang malam mereka larut dalam hingar bingar dentuman music, yang di mainkan oleh dj yang sedang perform.
" Bro kamu masih kan berhubungan sama Litha?," ujar Hilman setengah berbisik di telinga Tyo.
"Kenapa memangnya?" Sahut Tyo.
" Enggak belakangan loe agak aneh sih menurut gw, soalnya kan selama ini Litha is yor world."
" its over! almost 6 month we break up."
" Ouups, i' m so sorry bro , no wonder."
" Its okay, but life must go on."
" thats Right.. cheeers ." Sahut Hilman seraya membenturkan gelas winenya ke gelas milik Tyo.
Mereka semakin Asyik dalam euforia sesaat, saat Tyo hendak menuangkan kembali wine kedalam gelasnya Harsha merebut botol itu dan menyuruh teman yang lain menjauhkan dari jangkauan Tyo.
" Kontrol Bro.. kita disini untuk happy jangan konyol, masalah gak usah di fikirkan namanya juga hidup."
" You know nothing, yang merasakan sakitnya itu gw broo "
" I know.... sudah lah forget it, makanya mencintai sewajarnya, jangan goblok gini kan akibatnya?." Ujar Harsha seraya menoyor kepala Tyo.
" Tidak ada yang salah dengan mencintai, tapi logika harus di kedepankan jangan kasih 100% hati kita, sisakan sedikitnya 40% sebagai spare kalau something happen gak hancur hancur banget ya udah gw ketoilet dulu"Ujar Harsha seraya melenggang meninggalkan Tyo.
Menjelang pagi hari mereka akhirnya memutuskan untuk pulang, kerumah masing masing.
" Bisa nyetir gak loe bro," Ujar Harsha tampak mengkhawatirkan keadaan Tyo yang sempoyongan.
" Dont worry be happy, perempuan ****** itu akan dapat karmanya,kurangnya gw apa cobaaa, semua gw kasih tapi dia nolak dasar munafikkk." Tyo mulai menceracau.
" Kurangnya gw app- apaaa. dimana kurangnya guaa, gw ganteng banyak cewek yang ngejar tapi gw setiaa kerjaan gw bagussss bajingaaaaan!." Suara Tyo bertambah kencang membuat teman temannya kalang kabut.
" Shhht," Hilman dengan secepat kilat ia membekapkan tangan ke mulut Tyo ,sementara Harsha membantu Hilman menopang tubuh Tyo yang mulai limbung dan memapahnya menuju mobil sementara yang lainnya membuka pintu mobil dan merebahkan Tyo di kursi tengah.
"Emang parah sihh, dengar dengar sih ceweknya nikah dengan laki laki lain." Celetuk Hilman.
" Wedokan yo ngono kui, tapi aku tetep ra seneng karo lanangan." Timpal Harsha.
" Kampreet, hahahhahhaahhaha." Timpal yang lainnya ikut nimbrung.
Akhirnya mereka memutuskan menunggu pagi di parkiran club, karena semua juga sedikit kliyengan meski tidak separah Tyo.
Tyo mengerjap kerjapkan matanya saat matanya terasa silau dengan pantulan sinar matahari yang menerobos kaca mobilnya ia berusaha bangun meski kepalanya terasa berat, ia sedikit kebingungan dan sesaat kemudian baru menyadari bahwa ia tidur di dalam mobil.
Dikursi pengemudi ia melihat Hilman dan Harsha tertidur pulas, dengan sisa kekuatan yang ada Tyo berusaha membangunkan keduanya
" Maan.. man bangun kita ada dimana ini?." Bisik Tyo
Hilman mulai membuka mata dan menoleh kesekililing, sama terkejutnya dengan Tyo ia pun sedikit panik dan langsung membangunkan Harsha.
Mereka turun dari mobil dan membilas wajah mereka dengan air mineral yang ada di dalam mobil , setelah merasa segar mereka berbincang sebentar kemudian, memutuskan untuk masuk ke mobil masing masing.
" Bisa nyetir kan loe?." Harsha memastikan sekali lagi keadaan sahabatnya itu, yang di sambut dengan acungan Jempol oleh Tyo.
Tyo berusaha untuk fokus saat dalam perjalanan pulang berusaha sekuat tenaga menahan rasa mual yang mendesak meronta keluar dari kerongkongannya ,keringat dingin membanjiri keningnya dan punggung bagian belakang meski suhu Ac mobilnya bagai di kutub utara.
Ia menarik Nafas lega saat mobilnya memasuki gerbang kompleks perumahan tempat tinggalnya, dengan tergesa gesa ia memasukkan mobilnya kedalam garasi dan berlari secepat kilat karena sudah tidak dapat menahan rasa mual yang mendesak dari perutnya.
Hari berganti minggu , minggu beranti bulan tidak terasa perpisahannya dengan Litha sudah menginjak tahun kedua, sedikit banyaknya ia sudah bisa mulai move on dan menghapus semua kenangan tentang Litha.
Tok tok tok !
" Masuk .."
" Siang pak ini data data karyawan, yang di rumahkan akibat imbas pandemi."
" Baik, nanti saya periksa, terimaksih."
" Jika tidak ada hal lain, saya permisi." Pamit Marsha.
Tyo hanya mengiyakan dengan mengangguk, ia segera memeriksa data beberapa karyawan yang menurutnya sangat berkompeten namun bernasib apes saat pandemi covid 19, kini setelah keuangan perusahaan membaik dan revenew perusahan stabil ia ingin mengajukan agar beberapa nama yang dirumah di panggil kembali untuk menempati posisi yang kosong.
Tok tok tok!
" Masuk." Sahut Tyo.
Kali ini Rhea staff hrd yang masuk keruangannya.
" Siang Pak Tyo Ini data kandidat yang masuk untuk menggantikan posisi yang di tinggalkan Celine." Rhea menyodorkan cv seorang kandidat perempuan.
" Woow ini intersting but agak berumur ya?,memang berapa kandidat yang masuk untuk mengisi posisi ini Rhe?." Tanya Tyo.
" Total ada 20 tapi sudah saya kerucutkan menjadi top 5,dan menurut saya yang sedang bapak review cv nya ini the best kandiddat loh pak." Jelas Rhea.
" Can you give explaination kenapa kamu mengatakan kandidat ini the best?,bukan karena sentimen karena berasal satu daerah kan?." Selidik Tyo.
" Tentu saja tidak Pak, saya profesional dan memilih beliau pure karena kecakapan beliau."
Dengan seksama Tyo mendengarkan penjelasan Rhea secara rinci ,mengapa ia merekomendasikan untuk menghire kandidat tersebut. Tyo manggut manggut karena penjelasan Rhea sangat masuk akal.
" Tidak salah perusahaan menempatkan kamu sebagai hrd, saya setuju dengan kamu ya sudah buatkan jadwal untuk interview kandidat ini dan hire beliau."
" Oh ya pak wajah kandidat ini , tidak sesuai umur loh?."Canda Rhea sambil mesem mesem penuh arti.
" Maksudmu Rhe?." timpal Tyo sambil pura pura menggaruk kepalanya, yang sebenarnya tidak gatal.
"Wajahnya lebih muda dari usianya dan mungil."
Tyo ikut tersenyum mendengar ucapan Rhea.
"Kamu mau jadi ,mak comblang yaa?."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments