Pshycopath

Ok... tapi aku tidak bisa, janji hahahha." Ucap Dyah sambil tertawa meledek seraya menutup telfon,Tyo mendengus kesal dengan apa yang terjadi. Ia hanya bisa pasrah dengan segala kemungkinan yang bakal ia hadapi kedepannya nanti. berbulan bulan Dyah tidak pernah lagi menganggunya , dan naifnya Tyo menyimpulkan bahwa Dyah sudah melupakan segala hal yang pernah terjadi diantara mereka.

Dugaan Tyo salah,dalam diamnya Dyah rupanya sedang merancang strategi untuk membalaskan sakit hatinya pada Tyo.  Entah bagaimana ia bisa mendapatkan akun sosmed Eva,dia mulai meneror Eva,namun Eva tidak pernah menceritakan padanya dan tidak menyangka sama sekali bahwa teror yang ia terima ada kaitannya dengan dirinya.

Eva hanya bercerita pada Rini jika ia mendapat teror di sosial medianya , sama sekali tidak menyangka jika itu berkaitan dengan Tyo. saking  vulgar dan intensnya  teror yang di lancarkan membuat mentalnya sedikit down.Eva menjadi pemurung dan membuat Rini menanyakan  apa yang terjadi diantara mereka berdua saat keduanya bertemu  di pantry kantor

" Tyo....sorry ya boleh aku bertanya sesuatu yang agak Privacy?, tapi sorry ya jangan tersinggung bukan maksud aku ikut  untuk campur.." Ucap Rini dengan mimik muka serius.

" Tentang apa Rin?."Sahut Tyo  dengan sedikit heran.

''Tentang kalian berdua....aku lihat Eva tertekan banget belakangan ini agak berubah sikapnya , menjadi lebih pendiam dan pemurung, dia mendapat teror yang agak horror ,ada apa sebenarnya ini? aku sudah baca sih isi dm yang dia terima sepertinya semacam cinta segitiga yang melibatkan kamu." Ujar Eva menejelaskan .

" Maksudnya? ...cinta segitiga ? horor gimana Rin? ,aduh coba kamu jelaskan secara detail Rin ,agak slow loading nih hahahha maklum banyak beban." Ujar Tyo sambil  terkekeh ,untuk menutupi  kebingungannya.

Rini menjelaskan semua apa yang Eva ceritakan padanya, Tyo mengatupkan mulutnya rapat rapat tangannya mengepal dan gemetar membuat Rini merasa sedikit  heran dengan reaksi Tyo.

" Kamu kenapa? jadi benar dugaanku semua ini ada hubungannya dengan kamu?." selidik Rini.

" Ya ....semua ini memang ada kaitannya denganku Rin ." Sahut Tyo pelan.

"Kurangnya dia apa sih Tyo? kok tega kamu menduakan dia?, sorry aku agak intervensi tapi aku sedikit kecewa sama kamu Tyo."Seloroh Rini dengan ekspresi wajah yang sedikit masam.

" Aku tahu Rin aku salah, kamu benar dia memang nyaris tidak ada kurangnya, aku saja yang tidak bersyukur ." Sahut Tyo dengan nada menyesal.

" Sekali lagi sorry ya Tyo, kalau aku lancang  tapi sebagai sesama wanita dan terlebih lagi sebagai sahabatnya aku juga merasa sakit hati."Sahut Rini berusaha membela Eva sahabatnya.

Tyo manggut manggut mendengar penjelasan Rini , ia mengkhawatirkan keadaan Eva karena  perbuatannya Eva terkena imbasnya. Tyo tidak membuang membuang waktu setibanya  di ruang kerjanya  ia segera menghubungi. Eva usai berbicara dengan Rini sahabat mereka.

" Assalamualaikum, gimana keadaan mu sayang?."Sapa Tyo.

" Waalaikumsalam, baik Mas."Jawab Eva.

" Mas mau bicara ,suatu hal sama kamu," Lanjut Tyo.

" Tentang apa Mas?, serius amat hihihi." Sahut Eva sambil tertawa kecil.

" Besok saja Mas ke sana ya." Ujar Tyo mengurungkan niatnya untuk bertanya perihal teror yang Eva terima.

Keesokan harinya saat mengunjungi  Eva di apartemennya  Tyo menjelaskan jika dia sudah tahu apa yang Eva alami  dari Rini, dan mengatakan sedikit kekecewaannya mengapa Eva justru lebih dulu memberi tahu Rini di banding dirinya.

" Begini loh Mas.. rasanya terlalu kekanak kanakan kalau hal hal seperti ini pun saya cerita kan pada Mas, lagian saya anggap itu kerjaan orang stress kok, jadi saya beri tahu Rini  untuk jadi obrolan ringan pengisi jam makan siang." Eva menjelaskan alasan mengapa ia tidak mmeberi tahu Tyo soal teror yang ia alami.

"Sejak kapan teror ini kamu terima?, kenapa sih sayang kamu tidak pernah cerita smaa Mas hmm?." Tanya Tyo

" Kan sudah saya bilang Mas ....kalau saya juga tidak begitu ambil pusing, saya anggap  kerjaan orang stres ." Kilah Eva.

" Ini tidak bisa di biarkan sayang, coba tunjukan sama Mas isi dm nya." Desak Tyo.

"Untuk apa  Mas?....  lagian dia pakai akun fake sudah lah Mas ,jangan buang buang waktu kita untuk orang yang kurang kerjaan seperti ini." Sergah Eva.

" Sudah buka saja, Mas ingin tahu, " Tyo kembali mendesak Eva untuk menunjukan isi dm Dyah.

Eva segera membuka akun media sosialnya  di laptopnya,  dan  mereka bersama sama membaca isi  dm yang di kirimkan oleh si peneror.

Tyo mengatupkan rahangnya rapat rapat  sehingga menimbulkan gemeretak gigi yang saling beradu,tangannya mengepal dan terlihat gemetar setelah membaca apa isi dm yang Dyah kirimkan.

" Bangsat!." Desis Tyo, Eva sontak terkejut melihat reaksi Tyo .

" Mas istighfar Mas,... inilah yang saya takutkan makanya saya enggan, memberi tahu Mas ." Ujar Eva.

" ini sudah keterlaluan! tidak bisa di biarkan  harus di beri pelajaran ." Tyo kembali mendengus dengan nada emosi

" Mas  sudahlah Mas ...memangnya kenal siapa pelaku teror ini?, siapa dia Mas?." Tanya Eva penasaran.

Tyo tidak berkata sepatah katapun  dia segera menscreen shoot semua isi dm yang masuk ke akun sosial media Eva, dan dikirimkannya ke nomor pribadinya.Tyo sudah tahu siapa pelakunya yang tidak lain adalah  Dyah,namun ia tidak ingin Eva tahu  bahwa teror  itu ada sangkut pautnya dengannya.

Keesokan harinya  setibanya di kantor dan susana kantor masih sepi, ia segera menghubungi Dyah menanyakan  tentang teror yang ia lancarkan pada Eva.

" Sudah kubilang jangan sentuh dia!, keterlaluan kamu." Cecar Tyo tanpa basa basi.

" Eeergh ada apa ini pagi pagi main marah marah saja,  ooouhh  yang itu? segala sesuatunya kan pasti ada resikonya." Sahut Dyah terdengar santai dan terkesan menyepelekan..

" Tapi kenapa harus dia? ,apa salah dia sama kamu?!." Cecar Tyo.

" Tidak ada!... tapi aku mau kamu tahu rasa sakit yang aku rasakan , yaitu dengan jalan menyakiti orang terdekat mu! satu hal lagi  dia harus  tahu manusia macam apa  orang yang  dekat dengan dia that's all!." Sahut Dyah enteng.

" Keterlaluan kamu ,benar benar keterlaluan!." Dengus Tyo.

"Cermin  di rumah kamu  buram?, retak? atau malah  tidak ada  cermin sama sekali?!." Tukas Dyah sarkas.

"Enough Dyah, ...kamu tidak merasa menyesal ?,menyakiti orang yang sama sekali tidak ada salah sama kamu?."Tanya Tyo.

" Di bilang merasa menyesal  eerhhm gimana ya?,kalau kamu menyesal tidak dengan tindakan kamu yang menganggap aku hanya sebagai tempat penyalur hasrat mu?!." Dyah membalikan pertanyaan.

" Hey!.... ini jelas konteksnya berbeda!, kamu itu bukan korban!,jangan membalikan fakta!." Bentak Tyo sengit.

Dyah lagi dan lagi menutup telefon di saat Tyo belum selesai berbicara, kentara sekali jika Dyah memang sengaja mempermainkan emosi Tyo. Dengan geram Tyo kembali menghubungi Dyah untuk memintanya agar tidak menganggu Eva.

" Kita selesaikan semua ini sekarang!, katakan apa maumu , yang jelas aku mau kamu jangan  pernah menyentuh Eva mengerti kamu?!." Ujar Tyo.

" Nothing, aku tidak menginginkan apapun dari kamu, aku hanya ingin kamu akui bahwa janin yang ada di rahim ku ini adalah darah daging kamu!." Ujar Dyah sengit.

" Sakit jiwa kamu!, aku  sudah bilang tunggu anak itu lahir ,lalu kita lakukan test dna!, kalau terbukti itu memang  darah dagingku aku siap bertanggung jawab, tapi kalau tidak terbukti aku akan tuntut kamu dengan pencemaran nama baik cam kan itu!" Gertak Tyo dan balik mengintimidasi Dyah

" Bajingan memang kamu!." Pekik Dyah dan memutus panggilan.

Sejak terakhir mereka berbicara Dyah tidak lagi melancarkan teror pada Eva, namun Tyo tetap waspada dan meminta Eva untuk menonaktifkan akun medsosnya.  Seperti yang di katakan Harsha  beberapa waktu yang silam bahwa ia harus lebih berhati hati pada Dyah ternyata benar adanya.

Dyah memang tidak lagi meneror Eva, tapi  hal yang tidak di duga duga terjadi !  Dyah datang menyambangi kediaman Ibunya dan mengatakan jika ia di hamili oleh Tyo, keluarganya menjadi marah besar atas pengakuan Dyah.

Pagi ituTyo baru saja mengehempaskan tubuhnya di kursi kerjanya tiba tiba ponselnya berdering, keningnya berkerut saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, tidak biasanya kakak lelaki tertuanya menghubungi dirinya sepagi itu. Tyo segera menekan tombol accept pada ponselnya, namun belum sempat ia menyapa  kakak lelakinya sudah menghardiknya.

" Tyoo.... keterlaluan kamu!, Almarhum bapak dan juga Ibu mendidik kita semua  dengan susah payah, begini balasan kamu?! awas saja kalau sampai  terjadi apa apa sama Ibu gara gara ulah kamu!." Labrak Mas Handaru kakak lelakinya, tanpa  basa basi dan tanpa bertanya dulu akan kebenaran cerita yang di terima,tentu saja Tyo  kaget bercampur kesal dengan sikap kakak lelakinya.

" Mas.... ada apa ini ? nek ngendiko mbok di tata dulu,  ada apa ini sebenarnya? Kok misuh misuh tidak jelas ." Tanya Tyo dengan bingung .

" Halah... rasah kakean cangkem kurang ajar kamu!, untung saja kita beda kota kalau tidak  tidak? tahu apa jadinya"Sergah kakak lelakinya masih dengan nada emosi.

" Mas, coba jelaskan dulu ada apa ini." Tukas Tyo.

"Diam kamu!... satu hal yang perlu kamu ingat kalau sampai terjadi apa apa sama Ibu, Mas yang pertama akan menghajar kamu."Tukas kakak lelakinya tanpa sedikitpun memberi penjelasan ataupun kesempatan pada dirinya.

Karena tidak ingin suasana semakin keruh dan memanas Tyo menutup telfonnya,  dan memilih untuk menghubungi Mbak Tyas untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Pada awalnya kakak perempuannya pun bicara dengan nada emosi namun akhirnya luluh setelah  di bujuk Tyo.

Kakak perempuannya menjelaskan bahwa seorang perempuan datang kerumah mereka dalam keadaan hamil besar ,mengadu pada Ibu mereka bahwa ia di hamili olehnya. Mendengar apa yang yang terjadi Tyo tidak dapat menahan emosinya lagi.

" Bajingaaaan!, saya bisa jelaskan Mbak ,ini sama sekali tidak benar fitnah ini."Bantah Tyo berapi api.

" Fitnah bagaimana? orang dia memberikan foto foto kalian\, bahkan foto di h***. atau kamu mau bilang ini rekayasa digital?" Tukas kakak perempuan dengan nada satire.

" Tapi ceritanya tidak seperti yang kalian bayangkan, saya akan bereskan semua ini." Sahut Tyo

" Masalah benar atau tidaknya semua ini ,yang jelas Mbak secara pribadi sangat kecewa Tyo, adik lelaki yang Mbak banggakan ternyata seperti ini...oalah gustiii." Seloroh kakaknya.

" Mbak tolong dengar dulu.... aku tidak minta untuk di bela, tapi Mbak harus tahu bahwa semua ini tidak benar, ini fitnah Mbak!." Tyo kembali membantah semua fitnah yang di lancarkan oleh Dyah.

" Tyo ...Mbak tidak tahu kebenarannya seperti apa, yang jelas kami kecewa dan malu atas perbuatan kamu." Ujar kakak perempuannya dengan suara yang terdengar parau.

Tyo tidak bisa membayangkan perasaan Ibunya,  saat ini yang jelas ia sangat mengkhawatirkan keadaan Ibunya namun ia tidak punya keberanian untuk bertanya pada keluarganya, karena sudah bisa di pastikan akan mendapat caci maki.

 Ia bergegas keluar kantor meskipun masih jam kerja ,dengan langkah terburu buru dan  ekspresi wajahnya  terlihat sangat marah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!