Ternyata

" You're welcome.. pokoknya semangat supaya cepat selesai dan kamu bisa tepati janji mu untuk wisata kuliner." Balas Eva.

" Hahhahaaha okay,   kalau itu sih bisa kok kapan kamu mau?." Ujar Tyo.

" Dont take serious, bercanda  kok hehehe." Balas Eva lagi.

" Serius juga no problem Va, aku  bersedia kok."

Hubungannya dengan Eva semakin dekat dan  mereka sudah kerap kali jalan berdua, hanya saja ada hal yang mengganjal di pikiran Tyo, sampai sejauh ini Eva belum   mendekatkan dirinya dengan putranya Devan.

" Va kapan kamu  perkenalkan aku dengan Devan?," Desak Tyo.

" Wait a bit longer .. tidak semudah itu aku, memperkenalkan lawan jenis pada anakku." Kilah Eva.

" Okay, i fully understand." Sahut Tyo dengan nada terdengar kecewa.

" Please .. ini benar benar tidak mudah buat aku Tyo,  aku tidak mau kehilangan wibawa ku di depan  anak lelaki ku nanti tiba saatnya pasti  kalian akan berkenalan ." Tukas Eva.

" Okay ..aku akan  sabar menunggu ,hingga saat itu tiba."

Tyo perlahan mulai menyadari bahwa perasaaannya pada Eva mulai mengalami kemajuan yang signifikan, mulai ada rasa gelisah jika  Eva tidak memberikan kabar meskipun begitu belum ada status yang jelas mengenai sattus hubungan mereka.

Tyo masih mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan pada Eva.

Drrt drrrt drrrt

Ponselnya bergetar saat ia tengah menyimak  materi yang di sampaikan oleh dosennya. Tyo  secara sembunyi sembunyi melirik pada layar ponselnya.

 Hilman memanggilnya , Tyo  membiarkan panggilan itu berakhir dengan sendirinya, ia menjadi gelisah dan  sesekali melirik arlojinya berharap   kelasnya segera berakhir.

Tyo menarik nafas lega  saat akhirnya kelas Pak danu  berakhir ,ia segera  meraih ponselnya dan menghubunggi Hilman." Sorry broo gw di kelas tadi whats upp man." Ujar Tyo seraya melangkah kelaur dari  ruang kuliah,

" Oooouhh,  ,,,biasa  broo  ayoklah gabung, udah lama  kita gak nongkrong  nih." Sahut Hilman.

" Sabtu ya ..gw gak ada jadwal kuliah."

" Okay sip ,tar gw kasih tahu yang lain."

Sabtu malam Tyo menepati janjinya berkumpul dengan teman temannya, kehangatan dan keseruan bersama temannya sudah lama tidak ia rasakan karena padatnya jadwal kuliah dan kerjaan di kantornya.

" Wess.... lama tidak ngumpul kok, makin segar ya?." Goda  Armand.

" Jelas dong  kan pakai dopping, spesial lagi hahahhaaha." Sahut TYo yang mengundang rasa penasaran  teman temannya.

" Wuiiih  baru ya? kenalin dong, coba lihat fotonya." Desak yang lain.

Tyo mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan menunjukkan  foto Eva pada teman temannya  terkecuali HIlman yang belum  tiba karena terjebak macet. Armand tampak mengerutkan kening dan memasang muka serius saat melihat foto Eva.

" Ss- sserius loe ,sama dia? ." Celetuk Armand dengan muka seolah tidak percaya.

" Belum resmi sih baru  jalan beberapa kali,kenapa memangnya Mand?," Tanya Tyo yang sedikit penasaran.

" Kalau  dia  sih gw kenal ,  teman kuliah pasca sarjana kakak gw di xxx." Jawab Armand.

Kali ini Tyo yang di buat kaget oleh ucapan Armand ,tentang siapa Eva yang sebenarnya.

" Becanda loe man ,coba lihat lagi salah orang kali." Ujar TYo seraya kembali menyodorkan ponselnya kearah Armand.

" Gak serius gw gak salah orang , emang  dia teman kuliah pasca sarjana kakak gw, kan dia beberapa kali main kerumah gw ." Tegas Armand.

Glekkk!

Tyo terperangah .. dan tampak  menelan ludah berkali kali  ,mendengar penuturan Armand perlahan tabir tentang siapa Eva yang sebenarnya mulai terbuka.

" Dia sudah selesai S2?, dengan predikat  cum laude?!. tapi kenapa dia melamar untuk posisi itu?." Ujarnya bertanya tanya dalam hati.

Bughhh!

Armand menepuk bahu Tyo yang tampak seperti terhipnotis mendengar penuturannya tentang Eva.

" Wooi kenapa loe?." seru Armand

" Ergggh  hehehe nothing gw spechless ,kalau benar apa yang loe bilang tentang doi itu "

" Kalau gak percaya nih gw kasih nomor kakak gw ,loe tanya dah sendiri."  Sahut Armand lagi.

" Okay thanks."

Tidak lama Hilman muncul  di hadapan mereka ,  dengan mimik wajah merasa tidak enak karena datang terlambat mereka saling  berjabat tangan karena sudah lama tidak bertemu.

" Errghh   sorry sorry , nunggu lama ya?." Ujar Hilman seraya duduk di samping Tyo.

" its okay  lah broo."  Tyo dan yang lainnya menjawab serempak.

Dan seperti yang sudah sudah, jika sudah berkumpul  mereka terlalu asyik hingga lupa waktu ,saat pagi menjelang  barulah mereka  keluar dari club yang menawarkan  kesenangan sesaat. Waktu bergulir begitu cepat,  tidak terasa  kini Tyo  tengah menyusun tesisnya .

Ada kebanggaan tersendiri  di hatinya  karena sebentar lagi ia akan menyandang gelar M.AB di belakang namanya berkat kerja kerasnya ,  dan kebahagiaannya bertambah  saat Eva memeberikan izin dirinya untuk bertamu keapartemennya dan berkenalan dengan Putranya semata wayang.

Malam itu Tyo tampak  bersemangat ,  mempersiapkan diri untuk berkunjung ke apartemen Eva, dan untuk kali pertama  akan berekenlan dengan anak lelaki Eva. sepanjang perjalananan ia tidak berhenti berdoa  agar tidak ada penolakan dari anak lelaki Eva.

Ia memarkirkan mobil di basement apartement Eva dengan perasaan penuh percaya diri ia menekan tombol lift dimana untuk menuju ke lantai  dimana Eva tinggal.Tyo menekan bel di depan unit milik Eva, tidak lama  seorang anak lelaki tampak membukakan pintu untuknya  .

" Oom.. Tyo ya? ." Tanya nya dengan santun.

" Betul, pasti ini Devan?." Tyo berbasa basi .

Anak lelaki dengan  hidung bangir itu tampak mengangguk kemudian mempersilahkan Tyo untuk duduk di sofa.

" Silahkan duduk oom, sebentar lagi Umma  selesai., ooh iya mau minum apa oom ?"  Tawarnya

.

" Terimaksih, tidak usah repot repot   Devan kelas berapa ?." Tanya Tyo mencoba mengakrabkan diri.

"  Tidak repot kok oom  , kelas 7 oom seebentar ya oom.." Ujarnya sambil beranjak menuju ruang makan dan kembali dengan minuman ringan di tangannya .

" Silahkan, di minum oom."

" Terimakasih."

 Karena sifat Tyo yang cenderung kebapakaan , dan pada dasarnya  Tyo menyukai anak anak karena sudah terbiasa akrab dengan para keponkaannya ,ia tidak menemui kendala yang berarti untuk bisa akrab dengan Devan.

Dua lelaki berbeda generasi itu kini sudah tampak akrab  seperti sudah mengenal lama, keduanya tampak asyik bermain  ps. Selagi menunggu Eva keluar dari kamarnya Tyo mengedarkan pandangan ke seluruh ruang.

Matanya tertuju pada salah satu foto di sana tampak  foto  seperti acara wisuda.

Dengan berdalih ingin  buang air kecil ,Tyo bertanya dimana letak toiletnya.

" OOuh lurus saja oom." Sahut Devan .

Kesempatan itu di gunakan Tyo untuk melihat lebih dekat foto  yang mencuri perhatiannya itu, bnear saja   wajah Eva terpampang disana dan di foto itu ada teks yang menjelaskan bahwa itu adalah acara wisuda pasca sarjana .

" Jadi benar dia sudah lulus S2?." Gumamnya seorang diri.

Tyo buru buru beranjak ke toilet, ia tidak ingin Devan memergokinya sedang memandang foto Ummanya.

Sekembalinya ia dari toilet,  tidak lama Eva keluar dari kamarnya  ,dan terlihat cantik dengan balutan  busana  yang menutup auratnya.

" Waah waaah Devan main sama siapa itu ?asyik betul." Celetuk Eva dari arah belakang , yang membuat keduanya berbarengan menolehkan kepala.

" Ehh Uma,  heheheh." Sahut Devan tersipu malu. Demikian juga dengan Tyo yang tampak terperangah  melihat penampilan Eva malam itu yang tampak mempesona.

" Ya sudah oom Devan tinggal dulu ya? Uma sudah selesai."  Ujar anak lelaki  Eva seraya bangkit dari posisinya dan beranjak masuk  kekamarnya.

" Okay Devan, lain kali kita main lagi ya." Sahut Tyo

" Siaap."

" Maaf menunggu  lama ." Ujar  Eva .

" It's okay lagian ada Devan kok ...jadi ya no problem, by the way  dia friendly loh."  Jawab Tyo sambil menyelipkan pujian untuk anak lelaki Eva.

" Devan memang mudah akrab dengan orang lain , supel anaknya  ." Sahut Eva.

Keduanya berbincang tentang banyak hal hingga tidak terasa waktu beranjak malam ,Tyo pun  segera  pamit undur diri.

" Aku pulang dulu ya , terimakasih kamu sudah mengizinkan aku untuk main kerumah mu." Ujar Tyo.

"Okay hati hati di jalan ya,,sebentar aku panggil Devan."

" Devaaaan sini sayang ni, oom Tyo mau pamit pulang." Seru Eva memanggil anak lelakinya.

" Yaa umma, sebentar." Sahutnya  tidak lama anak lelaki Eva keluar dari kamar, dan mencium punggung tangan Tyo.

" Mau pulang ya oom? , sering sering main ketempat kami ya oom ,nanti kita battle." Ujarnya.

" Huuust.." Eva tampak tersipu, mendengar ucapan anaknya.

" Hhehehe Okay Devan, tapi kalau Umma mengizinkan oom  ya?." Sahut Tyo sambil melirik  kearah Eva.

" Boleh kan Uma? oom Tyo sering main   kesini?." Tanya Devan

" Boleh gak ya?, nanti Umma pertimbangkan dulu  deh heheeh." Sahut Eva  menggoda anak lelakinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!