" Yaudah lah ..yuk cabut ." Sela Tyo seraya bangkit dari kursinya yang diiyakan oleh ketiga sahabatnya. mereka berempat berjalan beriringan keluar dari club dan berpisah di parkiran. Tyo terbangun keesokan harinya saat matahari masih sedkit malu malu memantulkan sinarnya.
Kruuuk krrruk krrruk!
Terdengar suara berisik yang berasal dari perutnya karena terakhir lambung nya terisi pada jum'at sore sebelum malamnya ia menghabiskan waktu untuk menghilangkan penat di club bersama ketiga sahabatnya, dan tertidur lebih dari 24 jam setelahnya .
Ia bergegas beranjak kedapur dan membuka kulkas untuk membuat sarapan, setangkup roti bakar dan teh hangat telah mendarat di lambungnya sesaat kemudian ia memutuskan untuk mandi.
Tyo menyalakan laptopnya untuk mengechek email dan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum tuntas , matanya tertuju pada sebuah email di kotak spam karena penasaran ia mengklik untuk membukanya.
" Apakabar Mas Tyo ?.. hanya satu harapan saya semoga Mas ,sudah bisa memaafkan semua kesalahan saya". Best regard Arlitha.
Tyo terdiam beberapa saat dan membaca kembali, rangkaian kalimat dalam email yang di kirimkan oleh Litha, memang sejak berakhirnya hubungan mereka Tyo menganti nomor dan menonaktifkan semua sosial media kecuali Email karena terhubung dengan pekerjaan.
Tangan Tyo bergetar ledakan emosi kembali menyeruak di dalam hatinya, terbayang kembali luka yang ditorehkan oleh gadis ayu pujaan hatinya beberapa tahun yang silam. Tyo segera memindahkan email itu ke Trash dan memblock Litha.
Ia benar benar sudah tidak ingin berhubungan dalam hal apapun dengan wanita yang pernah mengisi hidupnya itu.
" Get lost .. byee ." Ucapnya seraya tersenyum menyeringai.
Sementara itu pesona Eva perlahan mulai menggoyahkan pertahannnya, ia yang semula sudah bertekad untuk menutup hatinya perlahan lahan mulai sedikit terusik, Ia intens menggali informasi dari Rini tentang Eva.
" Rin dia sudah punya kekasih belum? dan tinggal sama siapa?." Ujar Tyo saat keduanya terhubung melalui sambungan telefon.
"Erghhmm, ... jatuh cinta berjuta rasanya." Goda Rini sambil menyenandungkan sebuah penggalan lirik lagu.
" Riiin... please deh jangan berasumsi dulu, kan cuma nanya ." Tyo berkelit, namun tak urung ia tersipu malu.
" Pak Tyo.... please deh bertanya kan karena ada alasan yang mendasari betul begitu?, nah kalau seorang lelaki bertanya sedetail itu tentang lawan jenis pastinya something special dong." Tukas Rini.
" Teori siapa itu ya?.. sepertinya tidak asing ." Sahut Tyo
" Teori mbah buyut saya.., tenang pak Eva masih pertahan kan statusnya, dia tinggal berdua dengan putranya saja di apartemen di kalibata." Ujar Rini
" Hhahahahahahahha......., kamu ya kadang kadang bikin gemes pingin tak cubit , thank's ya Rini sayang." Sahut Tyo sambil tertawa kecil.
" My pleasure... jangan panggil sayang dong pak ,nanti saya baper." Celetuk Rini.
" Hhahhaha, btw kamu bisa gak sih jangan panggil bapak kalau di luar urusan kerja, berasa tua banget tahu ." Protes Tyo.
" Siaap pak.. eeh Tyo hihihi ." Jawab Rini sambil cengengesan.
Tyo menutup telepon sambil tersenyum,Berkat bantuan Rini perlahan namun pasti ia mulai dekat dengan Eva, meski Eva masih sedikit tertutup dan terkesan sangat hati hati terhadap lawan jenis. Tyo sepenuhnya dapat memaklumi dengan sikap Eva yang cenderung self defense.
Mengingat ia pernah punya masa lalu yang kurang mengenakan dengan mantan suaminya, sama halnya dengan Eva Tyo pun pernah punya trauma dimasa lalunya dengan Litha.
" Gimana Va... betah kerja di perusahaan kita?." Tanya Tyo sedikit berbasi basi mengawali percakapan, saat keduanya jalan berdua saat week end.
" Alhamdullilah, lingkungan kerja sangat nyaman, etos kerja yang baik, teman teman pun gini." Sahut Eva mengacungkan jempol.
Tyo tersenyum menanggapi jawaban Eva. "Sebelumnya kerja dimana ngomong ngo,mong dan bidang apa?." Lanjut Tyo sekedar untuk menjaga obrolan supaya tidak ngalor ngidul, karena sesungguhnya ia sudah tahu Eva bekerja dimana sebelumnya yang tercantum pada cvnya.
" Di perusahaan konstruksi Bumn ***** ." Sahut Eva seraya membetulkan letak kerudungnya.
" Oh ya? woow, " Tyo menyunggingkan senyum hangat.
Tidak lama pelayan mengantarkan pesanan ke meja mereka." Silahkan menikmati." Ucap pelayan itu ramah
" Terimakasih." Sahut Eva, keduanya tampak menikmati hidangan yang tersaji di atas meja mereka, sesekali Tyo mencuri curi pandang kearah Eva.
Benar yang di katakan Rini bahwa kepribadian Eva sangat menyenangkan selain cantik , pintar dia juga punya attittude yang bagus.
" Semoga aku tidak ,salah memilih kali ini ." Ucap Tyo dalam hati,selesai menikmati hidangan makan malam keduanya memutuskan untuk pulang.
" Terimakasih ya Eva, kamu mau memenuhi undangan saya." Ujar Tyo seraya menghadapkan wajahnya kearah Eva.
" Saya yang seharusnya berterimakasih , saya masuk dulu ya hati hati di jalan." Pesan Eva dengan lembut. Tyo bergegas membuka pintu di sampingya, berniat untuk membukakan pintu di sisi Eva, namun Eva menahan tangannya.
" No need.. saya gak mau di ajak keluar lagi kalau gitu, memangnya saya ibu negara perlu pelayanan extra hahaa," Ujar Eva sembari tertawa kecil.
Tyo terperangah beberapa saat sikap Eva mengingatkan pada Litha, kedua wanita ini mempunyai sifat yang sama sama sangat humble.
" Hallo are you okay? kok bengong? saya turun masuk dulu ya, once again terima kasih banyak sudah mnegundang saya ." Ucap Eva seraya menggoyang goyangkan telapak tangannya ,di depan wajah Tyo yang tampak bengong.
"Errrghh, sso- sorry agak ngelag nih iya kamu hati hati ya di rumah, salam untuk jagoan." Tyo tersipu malu.
" Sure.. terimakasih nanti saya, sampaikan salamnya." Eva masih berdiri di depan apartemennya menunggu Tyo memutar mobilnya, tidak lama ia melambaikan tangan.
'Yesss! finally hope so." Pekik Tyo kegirangan di dalam mobil ia melirik ke spion Eva sudah tidak nampak lagi , ia menekan tombol on pada audio dan sedikit mengoyang goyangkan badannya ,sesekali ikut bersenandung mengikuti petikan lirik lagu dari artis idolanya.
Saat tengah asyik mnegikuti lantunan lagu dari artis favouritenya , reminder di ponselnya berbunyi Tyo menyambar ponselnya yang ia letakan di kursi samping pengemudi, seketika ia menepuk dahinya, hai ini adalah jadwal untuk mengirim uang bulanan untuk ibunya.
Ia menepikan mobilnya di bahu jalan dan segera membuka aplikasi banking, mengetikan sejumlah angka nominal yang akan ia transfer untuk Ibunya.Setelah transaksinya selesai ia menekan nomor ibunya ingin memberi tahu bahwa ia sudah mentransfer ,sekaligus ingin melepas kangen pada wanita yang telah melahirkannya 34 tahun yang lalu.
Panggilannya langsung di terima oleh ibunya." Assalamaualaikum , bu pripun kabar'e?." Ucap Tyo mengawali percakapan dengan ibunya.
" Waalaikummussalam Alhamdullilah kamu gimana le sehat kan?." Jawab Ibunya.
" Alhamdullilah Bu, sampun kulo transfer nggih Bu ." Lanjut Tyo
Bebebrapa saat Ibunya tidak menyahut hanya terdengar suara ramai di yang berasal dari dalam rumah Ibunya di semarang ,Tyo menduga mungkin para keponakannya sedang berkumpul.
" Le sebenarnya kamu tidak mengirim uang pun tidak apa apa, peninggalan Bapak mu dan uang pensiunannya lebih dari cukup kalau untuk sekedar makan Ibu, lagi pula semua Mas dan Mbak mu juga tidak pernah telat ngasih uang pada Ibu." Ucap Ibunya
"Yang Ibu harapkan dan Ibu rasa sebagian besar orang lainnya itu melihat anaknya yang merantau itu tidak lupa menjenguk mereka le." Lanjut Ibunya lembut, Tyo mendengarkan perkataan Ibunya dengan perasaan bersalah, bisa di hitung dengan jari berapa kali ia menjenguk Ibunya, semenjak merantau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments