Ia merasa aneh dengan perasaanya, sebagai lelaki dewasa apa yang ia rasakan sangat janggal menurutnya, hatinya berdesir tiap kali melihat Eva, meskipun pernah berkencan dengannya, Tyo masih ragu belum yakin sepenuhnya tentang perasaannya pada Eva.
Itu sebabnya ia tidak mau gegabah menyatakan perasaannya pada Eva, ia tidak ingin mempermainkan perasaan seorang perempuan, dengan mendekatinya jika belum benar benar yakin bahwa perempuan itulah yang diinginkanya.
Setelah berada diruang kerjanya ia kembali menyadarkan tubuhnya sesaat, sebelum kembali sibuk dengan tumpukan dokumen di depannya.
"Fokus Tyo fokus!." Ujarnya pada dirinya sendiri.
Waktu berjalan begitu lambat berkali kali Tyo melirik arloji di pergelangan tangannya, masih ada sekitar 2 jam lagi waktu jam pulang ia menggeliat merentangkan persendian tubuhnya, ia menarik nafas lega akhirnya tugas yang terbengkalai selama dirinya cuti menjenguk Ibunda tercinta tuntas ia kerjakan.
Iseng iseng ia membuka galeri di ponselnya pandangannya tertuju pada sebuah foto yang yang lupa di hapus , satu satunya foto dirinya bersama Litha yang masih tersisa. ia memansdangi foto itu dan tersenyum mengingangta cerita di balik terciptanya foto itu.
Ia menzoom dan kembali senyumnya terkembang , tanpa sadar ia mengusap wajah Litha dalam foto itu.
"Apa kabarmu sayang? semoga dia yang kamu pilih mampu membahagaiakan mu." Ucapnya lirih matanya tidak berkedip memandangi senyum sementara tangannya tampak sedikit gemetar saat mengusap bagian wajah Litha dalam foto itu.
Tyo memejamkan matanya berusaha menghadirkan memori manis yang masih tersisa di benaknya bersma Litha, namun ia sedikit tersentak karena yang hadir adalah moment pahit diakhir perjumpaannya dengan Litha, Meski terasa berat ia menguatkan diri untuk menghapus satu satunya foto yang masih tersisa.
" Goodbye my love." ia segera menekan tombol delete dan menghembuskan nafas yang lega ,kini tidak ada lagi yang tersisa hal yang mengingatkannya pada sosok Litha.
" Welcome new love i'm ready for it."Ucapnya seorang diri.
Ditengah dirinya yang tengah asyik bermain dengan fikirannya, samar samar terdengar ketukan dari arah pintu ruangan kerjanya.
Tok.. Tok.!
" Masuk." Sahutnya sambil membetulkan posisi duduknya, perlahan pintu ruangan terbuka wajah Marsha muncul di balik pintu.
" Pak .. bapak diminta untuk menemui pak Ardan di ruangan beliau segera." Ujar Marsha.
" Sekarang Sha?." Tanya Tyo sambil melihat arloji di pergelakangan tangannya, ia sedikit heran mengapa atasannya itu memintanya menemuinya di waktu menjelang jam pulang kantor.
" Betul pak." Jawab Marsha
" Baik... ,saya segera kesana, terimakasih." Jawab Tyo.
Dengan benak yang di penuhi beragam pertanyaan tentang tujuan atasannya meminta dirinya untuk menemui beliau , di detik detik terakhir jam pulang ia melangkah menuju ruangan atasannya itu.
Tok.. tok!
Ia mengetuk pintu ruangan kerja Pak Ardan
" Masuk." Suara khas Pak Ardan yang terdengar serak dan berat itu menyahut dari dalam, Tyo membuka pintu ruangan atasasannya dengan perlahan seraya mengangguk takzim.
"Errgh Tyo.. silahkan duduk." Ujar Pak Ardan mempersilahkan Tyo untuk duduk, Tyo menggeser kursi di depannya dan duduk setelah menjabat tangan atasannya itu.
" Maaf Pak.. kalau boleh saya tahu dalam rangka apa, bapak memanggil saya?." Tanya Tyo.
" Begini Tyo, setelah saya review kinerja serta kontribusi kamu di perusahaan ini,kami jajaran direksi memutuskan untuk mengirim kamu Study ke jenjang S2 dengan biaya di tanggung penuh oleh perusahaan."Ujar Pak Ardan .
Bak di sengat aliran listrik ribuan Volt saat dirinya mendengar kabar yang tidak di sangka sangkanya itu, sehingga dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun untuk beberapa saat ia tampak sangat gugup.
"Tyo?..... bagaimana apa kamu senang mendengarnya?." seru Pak Ardan sambil menyunggingkan senyum yang terlihat sangat berwibawa, sepertinya ia maklum dengan reaksi Tyo dengan kabar yang di terimanya itu
" Iyyy- iyya Pak.. Mmm-mmaaf.. terimakasih atas kesempatan yang di berikan dan ilmu yang saya dapat akan saya aplikasikan demi kemajuan perusahaan ini." Sahut Tyo sedikit belepotan karena terlalu grogi .
" Kami percaya... and we aprreciate atas dedikasi kamu untuk perusahaan ini, once again congratulation."Pak Ardan berdiri dari posisisnya dan mengulurkan tangan kearah Tyo.
Setelah berbincang dan basa basi sedikit Tyo meninggal kan ruangan Pak Ardan dengan perasaan yang sulit di lukiskan dengan kata kata, ia merogoh saku celananya dan orang yang pertama ia beri tahu tentang kabar baik itu adalah Ibu tercinta.
Dengan tangan yang masih sedikit gemetar ia menekan nomor Ibunya.
" Assalamualaikum bu, pripun kabar Ibu? sehat?." Sapa Tyo begitu tersambung dnegan Ibunya.
" Waaalaikummussalam, Alhamdullilah Ibu semua saudara saudaramu sehat semua ,kamu sehat tho le?." Ibunya balik bertanya .
" Alhamdullilah Bu, Bu matur sembah nuwun atas doa doa Ibu , Tyo mau melanjutkan ke S2 Buuu, dan biayanya di tanggung perusahaan penuh." Ujar Tyo dengan antusias.
"Allahu akbar! Alhamdullilah ... ini betulan kan Le? bu turut bahagia disini nanti ibu buatkan syukuran atas berita ini, dan beritahu saudara saudaramu yang lain." Sambut Ibunya tidak kalah antusiasnya dengan berita yang disampaikan oleh Putra Bungsunya.
" Betul bu....Tyo pun tidak menyangka akan dapat kesempatan ini, ini semua berkat doa doa ibu pastinya." Lanjut Tyo .
" Semua karena Gusti Allah le... Ibu hanya perantara memohon lewat doa , agar semua anak anak ibu di berkahi hidupnya."
" Nggih leres Bu, tapi karena doa Ibu makanya allah membuka pintu langit , ya sudah sudah dulu ya bu ,nanti kita sambung lagi, Assalamualaikum ." Tutup Tyo
" Yo ,le.... Waalaikummussalam."
Ia berjalan keruangan kerjanya dengan senyum terkembang sempurna di wajah tampannya, sebelum mengemasi barang barangnya ia tidak lupa mengabari sahabatnya tentang berita gembira ini.
" Sha ada waktu tidak malam ini?."Tanya Tyo pada sahabatnya .
" Whats upp Brooo ." Sahut Harsha
Tyo segera memberi tahukan kabar gembira pada Harsha, dan berniat untuk merayakan nya bersama teman temannya,
" Congrats ya broo, jadi dimana kita rencananya? loe sudah kabari yang lain?." Tanya Harsha.
" di Xxx makan makan saja kita... no jedag jedug, aman itu habis ini gw kabari yang lain." Sahut Tyo.
" Ok sip gw... juga lagi gak mood ,buat jedag jedug hahahhaah." Seloroh Harsha sambil tertawa kecil.
" Ya lah besok kerja, gila loe mau jedak jedug di workdays. hahhahaha." Malamnya sekumpulan pemuda tampan dengan penampilan yang eye catching tampak berkumpul di sebuah resto, canda tawa terdengar dari mulut mereka di sela sela obrolan ringan namun berbobot.
" Congratulatulations cheer's." Teman temannya kompak mengajak bersulang ,dengan membenturkan gelas yang berisi soft drink satu sama lainnya.
Keesokan harinya setibanya di kantor ia mendapat kejutan manis dari rekan rekan divisi yang di pimpinnya, setibanya ia di kantor di sambut ucapan selamat dari mereka.
" Congratulation pak Tyo, jangan lupa traktirannya." Ucap mereka serempak. Tyo bersikap pura pura terkejut dan tidak tahu apa apa.
" Ada apa ini ya? traktiran apa ? ulang tahun saya masih lama loh." Seloroh Tyo.
" Please deeh pak Tyo... kami semua sudah tahu." Celetuk Rini mewakili rekan rekan lainnya sambil tersenyum.
" Makan ...makan... makan." Seru mereka kompak mirip paduan suara.
Tyo tidak bisa berkelit lagi menghadapi orang orang di divisinya ,yang di komandoi oleh Rini.
" Hhahahahahahhaha, ok ok .." Tyo merogoh saku celananya dan memberikan sejumlah lembaran merah pada Rini.
" Ini kalian boleh beli apapapun untuk makan siang, kalau kurang kamu tombokin dulu Rin nanti saya ganti ,tahun depan tapi." Goda Tyo pada Rini sebelum beranjak menuju ruangan kerjanya.
" Huuuuu." Sahut Rini sambil memonyongkan bibirnya,yang di samput gelak tawa riang oleh rekan rekan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments