Memastikan

Semalaman Cantika terjaga. Setelah mengatakan hal yang mungkin bagi Alan menyenangkan tapi begitu menyakitkan untuk Cantika, perempuan itu jadi kepikiran dan nggak bisa tidur sama sekali.

Semalaman juga, Cantika berusaha menghubungi nomor orang tuanya. Tapi Cantika benar-benar terkejut karena nomornya sudah diblokir sama mereka. Bahkan nomor keluarga besarnya tidak ada yang bisa dihubungi sama sekali. Membuat Cantika menyimpulkan, kalau mereka gak mau memiliki urusan sama dia lagi dan dirinya benar-benar sudah dibuang.

Fakta yang pada akhirnya membuat Cantika tidak bisa tidur dan terus menangis di dalam kamar mandi. Karena takut Alan yang sudah istirahat akan terbangun.

"Kenapa semua takdir ini selalu membawa aku ke masalah baru? kapan aku bisa tenang?" raung Cantika.

Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Dengan langkah kecil, Cantika memasuki kamar mandi dan mengambil air wudhu. Dinginnya air membuat kantuk Cantika seketika lenyap.

Setelah mengambil air wudhu, dirinya langsung mengambil tas kumal di dekat pintu. Ia keluarkan mukena yang selalu ia bawa kemana saja. Karena bagi Cantika, mau kemana pun ia pergi. Cantika harus mengingat Allah. Dirinya harus ingat shalat. Walau sejak kecil, jarang sekali terdengar ajaran seperti itu. Mengingat orang tuanya yang memang kurang peduli dengan ibadah dan semacamnya.

Tapi,

Cantika sungguh bersyukur lantaran masih diberi kesempatan untuk beribadah. Ditengah lingkungan keluarga nya yang jauh dari agama.

Ah, Cantika kesampingkan hal itu terlebih dahulu.

Setelah puas mengadukan semuanya ke Yang Maha Kuasa hingga hatinya tenang. Kini perempuan itu ketiduran di atas sajadah.

Selang beberapa jam,

Ponsel Alan berdering, ia langsung bangun dan meraih ponselnya. Tapi langkah Alan terhenti saat melihat Cantika yang tertidur di lantai.

"Ada kasur yang luas, kenapa dia malah tidur di lantai?"

Alan menggeleng kepala dan beranjak ke balkon untuk mengangkat telepon dari asistennya untuk membahas pekerjaan.

Satu jam berlalu,

Alan kembali ke dalam kamar. "Kenapa masih di bawah sih," seru Alan sambil menaruh ponselnya di meja lalu berlutut di depan Cantika yang masih memakai mukena.

"Mukanya sembab, pasti dia habis nangis karena masalah ini," ucapnya. "Ya ... siapa sih yang nggak nangis kalau tau dirinya udah di jual sama orang tua sendiri."

Alan mendekat dan menaruh lengannya di tengkuk leher dan punggung Cantika. Ia mengangkat dan menggendong nya ala bridal style lalu menaruh Cantika ke kasur. Cantika sedikit meronta tapi kembali tenang dalam tidurnya.

"Saya baru mengenal kamu, saya tidak tahu kenapa kamu bisa berakhir seperti ini. Tapi saya turut bersedih atas semua yang menimpa kamu."

Alan tersenyum begitu tipis.

"Saya memang tidak berjanji untuk menjadi suami yang baik, tapi saya berjanji akan menjadi teman yang baik untuk kamu. Saya tidak akan mengekang hidup kamu. Kamu bisa bebas melakukan apa pun yang kamu mau."

Setelah memastikan napas Cantika masih teratur. Alan kembali ke sofa dan tiduran di sana. Satu lengannya dia pakai menjadi bantalan. Alan menatap kosong ke arah langit kamar hotel.

"Nata sayang ...," gumam Alan yang tertuju ke almarhum istrinya itu. "Maaf karena mas ingkar janji, dulu mas selalu bilang sama kamu untuk nggak nikah lagi. Walaupun kamu selalu maksa mas pas kamu lagi sakit, mas nggak pernah mau nikah lagi. Waktu itu ... mas janji kalau kamu wanita terakhir yang mas pinang. Tapi—

Bibir bawahnya terasa sakit karena terus Alan gigit. Dia memejamkan mata dan meringis, merasakan kekosongan di hatinya.

"Tapi mas ingkar ... mas minta maaf."

Alan berbalik dan menelungkup di balik selimut. Tangannya mengepal di balik selimut. Sungguh dia benci sama kondisi nya saat ini. Bukan ini yang dia inginkan.

Laki-laki itu ingin sekali mengamuk, tapi dirinya sudah berjanji untuk tidak lagi jahat sama orang lain. Istri pertama nya selalu melarang Alan untuk berbuat jahat dan itu tertanam di benaknya.

Matanya kembali terbuka dan Alan menatap lurus Cantika yang masih tertidur pulas di kasur.

"Kalau Nata ada di sini, pasti kamu ngomong kalau ini bukan salah Cantika sama sekali. Terus kamu bakalan bela Cantika kan?" gumam Alan pelan. "Karena aku udah janji sama kamu. Aku nggak bakalan marah ke Cantika, karena dia bukan orang jahat ... karena dia juga korban di sini."

***

Jam menunjukkan pukul lima pagi, tapi Cantika dan Alan sudah sibuk mendorong koper dan mereka check out dari hotel. Mereka masuk ke mobil yang sudah menunggu di lobby hotel.

Alan sama Cantika duduk di kursi tengah, beriringan. Tapi tak ada perbincangan sama sekali di perjalanan. Suasana terasa sangat hampa dan menyeramkan. Berulang kali Cantika membasahi kerongkongannya yang terasa begitu kering.

Pikiran Cantika berkelana ke orang tuanya. Sesekali perempuan itu melirik ke arah Alan, ingin bertanya sesuatu. Tapi wajah datar Alan selalu membuatnya urung.

"Ngapain lihatin saya dari tadi?" Cantika tersentak. "Kalau ada yang mau di tanyakan, silahkan tanya. Jangan lihatin saya terus, saya risih," jujur Alan membuat Cantika spontan bergidik ngeri.

"Apa??" tanya Alan lagi

"Aku mau nanya tentang omongan semalam," gumam Cantika pelan. "Orang tua aku beneran tega jual aku? maksudnya, bukan aku nggak percaya sama tuan. Tapi semakin aku pikirin, semakin aku bingung. Aku nggak tau harus percaya sama siapa. Sama orang tua aku yang selama ini keliatan baik-baik aja atau sama tuan yang baru aku kenal, bahkan belum ada satu tahunan."

Alan mengangkat bahu acuh.

"Terserah ... semua keputusan ada di kamu. Saya sudah menjelaskan semuanya. Kalau kamu pintar, pasti kamu langsung menangkap maksud saya."

"Yah ..."

Cantika terduduk lemas dan menunduk.

"Aku beneran bingung. Makanya aku nanya sama tuan. Tapi tuan malah balik nanya ke aku. Aku harus apa kalau gini?"

Alan mendesis.

"Saya akan jelaskan lebih lanjut nanti di rumah. Sekarang kamu diam, saya mulai pusing mendengar rengekan kamu terus!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!