Bab 12

Bintang cuma terkesima saja mendengar perkataan Felix barusan. Seakan dia sudah mati rasa saat pria itu merangkul dirinya masuk ke dalam gedung sekolah itu.

Seandainya pikiran Bintang tidak dipenuhi rasa galau, mungkin dia akan tertawa menanggapi sandiwara pria itu barusan. Dia menolak pelukan tangan pria itu yang sedang merangkul dirinya.

“Aku tidak tahu tipu muslihat apalagi yang sedang kamu rencanakan untukku, tapi….” Ujarnya pada pria itu.

“Sebaiknya kamu ikuti saja sandiwara ini. Karena ibu kepala sekolah sangat senang melihat kita bersama lagi.” Sahut pria itu sambil tersenyum pada Bintang.

Bintang melirik ke arah pintu, anak-anak sudah berada dalam ruang kelas. Ingin rasanya dia menampar muka pria itu. Dan ingin rasanya dia berteriak sekuat-kuatnya dan menarik rambutnya sendiri.

Tetapi, sejak kecil Bintang sudah belajar untuk mengendalikan diri serta emosinya sehingga dia tidak menampakkan emosinya di depan mereka.

Untuk menghindari percekcokan mereka di hadapan ibu kepala sekolah, dia tidak punya pilihan lain selain membuntuti pria itu masuk ke ruang makan dan bergabung dengan murid-muridnya.

Hari itu merupakan hari terburuk buat Bintang. Skenario yang dimainkan mereka saat ini terasa sangat buruk di matanya. Bahkan dia harus duduk saling berhadapan dengan pria itu. Pria itu sedang menyantap sepiring nasi goreng. Pria itu melahap nasi goreng di hadapannya.

Seolah-olah dia sedang menikmati hidangan eksklusif di restoran mewah. Hanya beberapa orang guru saja yang sedang memperhatikan gerak-gerik pria itu.

“Ya ampun! Apa mereka sudah tidak waras?” Kata seseorang guru terdengar di telinga Bintang.

“Hah?” Bintang menoleh dan ikutan memandangi dua orang wanita pemburu laki-laki yang paling paling getol di antara para staff sekolah. Mereka bersama-sama dengan Felix membagi-bagikan es krim pada murid-murid di sekolah itu.

“Pria itu benar-benar tampan. Body-nya terlihat sangat cool.” Ujar salah satu pemburu wanita itu sambil terus menatap Felix yang sedang membagi-bagikan es krim pada murid-murid.

“Sebenarnya kamu kenapa bisa meninggalkan pria setampan dia, Bintang?” Tanya salah satu pemburu wanita yang sedang terpesona pada Felix, wanita itu menatap ke arah Felix tanpa berkedip sedikit pun.

“Kalau aku bersedia untuk merangkak di hadapannya untuk memohon kembali padanya.” Ujar wanita yang satu lagi.

Bintang sudah lama menahan emosinya melihat kelakuan dua wanita staff sekolah itu. Namun, dia hanya tersenyum saja mendengar perkataan mereka barusan.

Dan sepanjang siang hari ini, murid-muridnya sulit untuk diatur karena mereka antusias menyambut liburan Natal yang sebentar lagi akan tiba. Tetapi, begitu sosok pria muncul dihadapan mereka, yang menurut penilaian mereka sosok Felix mampu menyaingi jagoan mereka yang ada di televisi favorit mereka.

Saat bel pulang berdentang, Bintang merasa sangat senang karena dia merasa sudah lelah luar biasa, baik secara fisik, mental dan emosional.

Saat ini batin Bintang sedang bertanya-tanya, “Mengapa pria itu bisa sampai berada di sini? Dan untuk apa pria itu mencarinya?”

“Sudah siap, sayang?” Tanya Felix dengan mesranya pada Bintang.

“Tolong jangan panggil saya dengan sebutan sayang! Aku bukan sayangmu!” Kata Bintang dengan kesalnya sambil menyibukkan diri membenahi tumpukan kertas yang ada di atas mejanya.

Satu per satu muridnya sudah pulang meninggalkan ruang kelas. Kini tinggallah dia bersama dengan pria itu. Lalu dia memutarkan tubuhnya menghadap pria itu serta melimpahkan kekesalannya sepanjang hari yang telah dipendamnya.

“Jangan panggil aku seperti itu! Jangan panggil aku apa-apa! Lagipula kenapa kamu bisa berada di sini? Bagaimana kamu bisa menemukan aku di sini? Dan apa maumu? Aku minta penjelasan darimu sekarang!” Ujar Bintang dengan nada yang tinggi.

“Aku juga minta penjelasan sekarang!” Balas Felix dengan nada yang juga tinggi.

Temperamen pria itu tiba-tiba saja berubah membuat Bintang kaget dan dia terdiam sejenak. Dia hanya terdiam sambil membereskan barang-barangnya dan dimasukkan barangnya itu ke dalam tas.

Setelah membereskan semua barang-barangnya, Bintang meraih tasnya. Lalu dia dan pria itu berjalan bersama-sama meninggalkan ruangan. Mereka berjalan menyusuri lorong sekolah yang berhiaskan suasana Natal.

Begitu mereka sampai di halaman parkir sekolah, Bintang langsung menuju mobil mungil rongsoknya yang mungil yang sedang di parkir tepat di sebelah mobil mewah milik pria itu.

“Aku tidak punya hutang apa pun padamu, Bapak Felix Dirgantara. Juga tidak ada hutang tentang penjelasan apa pun juga padamu. Kamu telah membuang-buang waktumu menemuiku di sini. Dan aku sangat berterima kasih padamu jika kamu tidak menggangguku lagi.” Katanya sambil membuka pintu mobilnya. Lalu menatap pria itu dengan tatapan mata yang dingin.

Felix hanya tersenyum sabar dan berkata, “Aku menunggumu di rumah.” Lalu Felix mengecup pipi Bintang yang sedang dingin dan tegang. Kemudian berjalan menuju mobil mewahnya. Lalu dia menarik pintu mobilnya hingga terbuka. Sebelum dia masuk ke dalam mobilnya, Felix berkata pada Bintang, “Ngomong-ngomong, kamu jangan coba-coba kabur dariku lagi. Aku sudah mengetahui dimana rumahmu.”

Bintang sangat kesal dan membanting pintu mobilnya. Dia mengumpat di dalam mobilnya saat mobilnya susah distater, sehingga dia memerlukan waktu untuk menghidupkan mesin mobilnya.

Sementara itu, mobil mewah Felix sudah melaju lebih dulu dengan mantap.

Felix sudah memarkir mobilnya tepat di belakang mobil Bintang begitu sesampainya di rumah Bintang. Entah bagaimana bisa Felix sudah tiba lebih dulu di depan pintu rumahnya. Bintang mengamati pria itu. Bintang sangat kaget ketika pria itu mengeluarkan kunci dari dalam sakunya dan membukakan pintu rumah itu.

“Darimana kamu dapatkan kunci itu?” Tanyanya dengan sangat panik.

“Ayo, masuklah dulu, Bintang. Di luar sangat dingin.”

“Jawab aku dulu! Darimana kamu dapatkan kunci rumahku itu?”

Felix mendesah dengan kesal. “Aku sudah merasa pasti akan terjadi keributan. Tapi apa kamu ingin ribut di luar sini? Sampai akhirnya semua orang tahu keributan ini dan akhirnya nama kita berdua akan masuk halaman depan Koran besok pagi? Atau kamu mau dengan kepala dingin masuk lewat pintu yang sudah aku bukakan ini?”

Bintang merasa pria ini benar. Dia lalu beranjak masuk melewati pria itu, tetapi mendadak dia menghentikan langkahnya begitu melewati ambang pintu. Dilihatnya ada dua buah koper tampak di tengah-tengah ruang tamunya. Dan sebuah tas kerja tergeletak di atas meja ruang tamunya.

Dengan tubuh yang gemetar karena menahan amarahnya, Bintang berbalik memandang pria itu dan berkata, “Silahkan angkat barang-barangmu dan pergi dari rumahku.”

“Rumahmu?” Felix segera merogoh kantong celananya dan mengeluarkan selembar kwitansi, lalu dilambai-lambaikannya di depan wajah Bintang sambil berkata, “Kontrak sewamu hanya berlaku selama enam bulan saja. Dan tolong kamu ingatkan pada dirimu sendiri bahwa kontrak sewamu hanya berlaku hanya enam bulan saja. Dan masa sewamu akan berakhir bulan depan. Dan aku sudah membayar sewa untuk bulan ini dan manandatangani perjanjian sewa baru untuk enam bulan berikutnya. Karena tepat pada saat itu bayi kita akan lahir dan kita membutuhkan tempat tinggal. Setelah kamu mendengar penjelasanku ini, apa kamu masih berhak menendangku keluar? Aku tadi juga sudah mengecek dan ternyata pembayaran lainnya juga ada tunggakan. Aku sudah melunasi semua tunggakanmu, termasuk rekening air, listrik dan juga kebersihan. Menurutku atas apa yang sudah aku lakukan ini, aku berhak atas rumah ini dan tinggal bersamamu di sini.” Jelas Felix dengan panjang lebar pada Bintang.

Bintang sangat kaget mendengar semua penjelasan dari Felix. Lalu dia berkata, “Apa kamu sudah gila? Aku akan segera menelpon polisi.” Kata Bintang dengan tegas sambil mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tasnya.

Apakah Bintang jadi menelpon polisi untuk menangkap Felix atau sebaliknya?

Nantikan jawabannya pada bab berikutnya…..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!