"Buka mulutmu. " Pinta James dengan wajahnya dinginnya.
Bulan membuka sedikit mulutnya, James pun leluasa bergerilya menikmati bibir mungil istri keempatnya itu.
Bulan sangat polos, tidak merespon ciuman James sama sekali. Karena itu adalah ciuman pertama Bulan.
Akhirnya, acara pernikahan itu selesai, pernikahan itu hanya dihadiri keluarga inti dari mempelai pria saja dan juga beberapa orang - orang penting bagi keluarga Yomana.
Keluarga Bulan memang tidak diperkenankan untuk datang, karena keluarga Yomana memutus hubungan antara Bulan dan keluarganya secara tertulis.
James pun segera kembali bersama asistennya bernama Betran. James meninggalkan istrinya begitu saja di tempat pernikahan.
Semua orang memandang remeh padanya karena diabaikan oleh James, yang sudah jelas James tidak menyukai Bulan.
"Nak, tolong jangan bersedih memang seperti itu Putra tertuaku." ujar Matriks.
Siapa yang tidak sedih menikahi pria asing dan lagi tidak mempedulikannya, apalagi pria itu tidak sempurna, jika bukan karena ayah mertuanya yang baik. Bulan pasti akan kabur setelah pernikahan.
"Bulan, ... " terdengar suara yang tak asing ditelinga Bulan.
"Loh Paul, kamu kenal istri James?" tanya Matriks pada Paul yang juga datang di acara pernikahan James.
Bulan langsung terkejut melihat Paul ada di tempat itu juga, matanya sudah berkaca-kaca, melihat Paul di hadapannya.
"Kami adalah-- " Paul belum selesai bicara, tiba-tiba Bulan menyahut.
"Kami adalah teman lama Ayah." sahut Bulan.
"Oh begitu, kalai begitu kebetulan sekali, Paul adalah keponakan Ayah, kalau begitu kalian mengobrol dulu." Matriks pun segera pergi.
Air mata Bulan langsung mengalir deras, di hadapan Paul. Paul dengan cepat menghapus air mata Bulan.
"Kau menikahi sepupuku James, rupanya." Ujar Paul tersenyum pahit.
"Ma--af, ... " Hanya itu yang keluar dari bibir mungil Bulan.
"Jika kau mau menerima bantuanku, saat ini akulah suamimu Bulan." Paul sangat sedih tapi semua sudah terlanjur.
"Paul, maafkan aku ... " Bulan hanya bisa meminta maaf pada Paul.
"Jika James membuatmu terluka, datang padaku, aku akan menerimamu bagaimana pun keadaanmu Bulan." Paul sangat tulus mencintai Bulan.
Tapi kata-kata Paul membuat hati Bulan semakin sakit, Bulan pun segera berlari meninggalkan Paul. Bulan mencari sudut sepi untuk menangis melepaskan rasa sakit yang menusuk hatinya.
Bulan terduduk dipojokan, Bulan memeluk kedua lututnya dan menangis terisak - isak.
Paul meminta asistennya mengejar Bulan dan mengantarkannya ke kediaman Yomana. Paul tidak tega melihat Bulan yang menangis.
"Nyonya James, mari saya antar pulang." asisten Paul bernama Lula itu dengan lembut membujuk Bulan.
"Kau siapa?" Tanya Bulan sambil terisak-isak.
"Saya Lula, asisten Tuan Paul Nyonya." jawab Lula jujur.
Bulan pun segera berdiri dan mengikuti Lula menuju parkiran. Lula pun segera mengantarkan Bulan ke kediaman Yomana.
"Nyonya, sebaiknya anda segera masuk ke paviliun paling ujung kanan." Lula menunjuk Paviliun milik James.
Bulan mengagguk mengerti, Bulan berterima kasih pada Lula, dan segera menuju paviliun yang ditunjuk oleh Lula.
Bulan memasuki paviliun itu, paviliun itu terlihat tak terawat, sangat berantakan, sepertinya memang jarang dijamah oleh orang.
Bulan pun segera masuk ke dalam paviliun itu, ternyata James dan asistennya sudah ada di ruang tamu.
" Kamarmu di sana!" tunjuk James.
James menunjuk ke arah kamar pembantu, Bulan pun segera masuk ke dalam kamar yang dekat dengan dapur itu tanpa protes.
"Dia tidak protes?" tanya James pada asistennya Betran.
Betran hanya mengangkat kedua bahunya.
Bulan tahu maksud James, jika dia hanya dianggap sebagai pembantu di rumah itu, tapi itu lebih baik dari pada dianggap istri tapi di abaikan.
Mulai saat itu Bulan pun menyemangati dirinya, agar kuat dan tidak boleh menangis lagi.
Bulan segera merapikan kamar itu, di dalam lemari ada pakaian pembantu, Bulan pun segera memakainya, lalu Bulan segera keluar kamar dengan pakaian pembantu.
James dan Betran melongo dengan kelakuan Bulan. Bagaimana bisa dengan begitu percaya dirinya mengenakan pakaian pembantu.
"Tuan, apakah ingin makan sesuatu?" Tanya Bulan dengan tersenyum.
Kini tidak ada ekspresi tertekan di wajah Bulan.
James sebenarnya hanya ingin mengabaikan Bulan saja agar dia tahu posisinya tidak lebih baik dari pembantu. Tapi malah Bulan menganggap dirinya sebagai pembantu Sungguhan.
"Apa kau bisa masak?" tanya Betran.
"Tentu saja, Bulan masak sekarang ya!" ujar Bulan penuh dengan semangat.
"Masaklah, jika masakanmu tidak sesuai seleraku aku akan menghukummu." ujar James.
Huh, kau ini mau menghukumku, mimpi saja, Tuan Besar sudah memberikan bocoran tentang dirimu.
-Dalam hati Bulan-
Selain mendapatkan bocoran dari Matriks, Bulan juga mendapatkan kisi-kisi dari Lula, jadi Bulan tidak akan takut dengan James, yang harus ditakuti adalah Ibu tiri dan saudara - saudara tiri James yang mungkin akan menyusahkannya nanti.
Bulan pun memasakan makanan kesukaan James, setelah memasak Bulan segera memanggil James dan Betran untuk segera makan.
Makanan yang dihidangkan terlihat begitu menggugah selera, Betran mencicipi makanan itu lebih dulu untuk James. karena sudah di rasa aman. Betran pun mempersilahkan James makan.
"Tuan di mana peralatan kebun?" tanya Bulan.
Betran pun menunjuk ke arah gudang belakang.
Bulan segera menuju gudang itu, Bulan pun keluar dari gudang dengan membawa gunting taman, ember, sapu, dll.
Betran dan James saling bertatapan melihat ulah Bulan yang diluar nalar mereka.
"Kenapa dia tidak menangis di kamar?" tanya James heran pada istri barunya ini agak lain dari yang lain.
"Tuan, kenapa saya merasa jika Nyonya sangat bahagia menjadi pembantu?" ujar Betran.
James pun juga merasa hal yang sama, istri-istri sebelumnya akan menangis memohon agar tidak tinggal di kamar pembantu, tapi dia malah terlihat kegirangan.
Tapi James tidak mau pusing dengan istri barunya itu. Tidak buruk juga karena masakan Bulan sangat enak dan cocok di lidahnya.
"Tuan, setelah makan anda istirahat ya." ujar Betran.
"Aku mau jalan-jalan di taman sebentar!" ujar James.
Setelah selesai makan, Betran pun mendorong kursi roda James ke taman. Padahal tamannya sangat berantakan karena tidak ada yang mengurus lingkungan Paviliun James.
Semua pembantu dan orang - orang di kediaman Yomana mengabaikan James. Semua menganggap James hanya barang mati yang hanya perlu di jaga agar tetap hidup saja.
Matriks juga tidak melakukan apapun untuk James kecuali memberikan uang bulanan yang cukup dan juga pengobatan yang terbaik. Selebihnya Matriks tidak tahu bagaimana kehidupan putra tertuanya itu karena Matriks sibuk dinas keluar negeri.
Namun akhirnya Matriks tahu perlakuan istri dan saudara James itu tidak baik, setelah perceraian James yang ketiga. Makanya Matriks mencarikan sendiri istri untuk James. Dan terpilihlah Bulan.
Dengan karakter Bulan yang periang dan sederhana itu, Matriks berharap James berubah dan memiliki tujuan hidup lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Liiesa Sariie
semangat bulan
2024-06-03
0
Wirda Lubis
sabar Wulan tetap semangat
2024-05-27
0
Wiyata Fitri
semngat ya bulan aku bersamamu 🥰🥰
2023-08-08
4