Beberapa hari kemudian.
Acara perjamuan ulang tahun perusahaan pun tiba.
James masih menunggu Bulan selesai untuk di rias. Sebenarnya James sangat malas datang, paling-paling dia akan dijadikan bahan candaan oleh orang-orang yang berada di pihak adik tirinya.
Tapi kali ini James akan hadir dengan istrinya.
Bulan pun keluar dari kamarnya, wah mata James langsung terbelalak melihat kecantikan Bulan yang sangat memikat hati.
"Apa ini jelek Tuan?" Tanya Lily yang tidak percaya diri.
"Ya itu sangat jelek." Jawab James mengalihkan pandangannya, yang sebenarnya sangat terpukau melihat Bulan.
Betran hanya bisa menahan tawanya melihat tuannya begitu munafik di depan Bulan.
"Cepat dorong aku, kita sudah terlambat." tegas James sambil melirik sedikit ke arah Bulan.
Bulan buru-buru mendorongnya dengan patuh. Mereka pun segera berangkat ke perjamuan ulang tahun perusahaan.
"Ingat panggil aku Sayang!" pinta James.
"Iya Tuan, eh Sayang." ujar Bulan agak kaku.
Mereka pun memasuki tempat perjamuan itu, ternyata begitu mewah dan orang - orang yang datang ke perjamuan itu bukanlah orang biasa mereka semua terlihat begitu hebat dan sangat berkilau, seperti sedang mengikuti perlombaan fashion untuk wanita - wanita yang datang.
Saat berjalan masuk, pandangan mereka pada James terlihat begitu remeh, tidak ada yang menyambut kedatangan James.
Kenapa mereka begitu meremehkan Tuan James.
Dalam hati Bulan.
Bulan dan James pun mengambil bagian tempat duduk mereka, mereka duduk di tempat tamu undangan, tidak bergabung dengan tempat duduk keluarga Yomana.
Namun semua orang terlihat heboh saat melihat Rio dan ibunya datang.
Semua langsung mencari muka pada Rio, untuk mendapatkan kerja sama di perusahaan Yomana.
"Tuan, eh Sayang kenapa Ayah Mertua tidak datang?" tanya Bulan.
"Ayah tidak suka pesta." jawab James.
Bulan pun mengangguk, meskipun tidak tahu alasannya apa tapi dia juga tidak ingin tahu.
"Oh kakak juga datang, terimakasih kakak sudah menyempatkan datang meskipun harus bersusah payah di kursi roda." ujar Rio begitu remeh pada James.
Bulan sudah mau berdiri pasang badan untuk James, tapi James menghalangi dengan menarik tangan Bulan.
"Hallo kakak ipar, ternyata kakakku mendapatkan seorang bidadari, jika kakak ipar berubah pikiran bisa bicara padaku, kalau begitu nikmat hidangannya, pasti kalian jarang makan makanan seperti ini." Rio terus merendahkan James.
"Ya apalagi menantuku ini, di kampung halamanmu pasti tidak ada jamuan seperti ini." ujar Lala.
"Terimakasih Ibu mertua, anda sangat perhatian pada menantu ini." jawab Bulan.
" Huh, ..." Lala segera pergi dengan kesal.
Rumiya memberikan pandangan tajam pada Bulan, sebelum mengikuti tuannya pergi.
Acara pun berjalan begitu meriah dan lancar semua fokus pada tujuan masing-masing.
"Tuan James, lama tidak bertemu." terlihat ada seseorang begitu akrab pada James.
Bulan pun memberi ruang untuk keduanya berbicara.
"Sayang aku mau coba kue di sana." ujar Bulan pada James.
" Oke, ..." James pun memberi kode pada Betran untuk mengawasi istrinya.
"James, maaf aku tidak datang di pernikahanmu, aku mengalami masalah di perusahaanku, maaf ya." Ujar bernama Yosi, dia adalah teman baik James.
"Hem, tak masalah lalu bagaimana perusahaanmu?" tanya James.
"Sudah stabil, istrimu sangat berbeda dari istri-istrimu sebelumnya, apa ini juga dijodohkan?" tanya Yossi.
"Dia pilihan bapak tua, tentu saja berbeda." jawab James.
"Oh menarik, rupanya ayahmu sudah tahu kebenarannya, kenapa kau tak mengambil kesempatan ini?" tanya Yosi.
"Kenapa?, aku tidak butuh berebut dengan anak haram itu, dia hanya anak dari wanita ****** yang menjadi istri sah setelah ibuku meninggal." James memang tidak tertarik dengan perusahaan Yomana.
Dan lagi dia masih sakit hati pada ayahnya.
Sementara Bulan sangat menikmati jamuan yang ada, karena benar adanya dia belum pernah datang ke sebuah pesta.
"Nona, apakah anda mau meminum jus?" Seorang pelayan pria datang menawarkan minuman pada Bulan.
"Jus?, boleh ..." Bulan mengambil minuman itu dan meminumnya.
"Wah enak sekali." Bulan benar - benar menikmati semua makanan enak yang tersedia.
Rumiya berjalan mendekati Bulan, bermaksud untuk menabraknya untuk mempermalukannya.
Suara pecahan piring pun terdengar dan membuat semua tamu menoleh ke arah Bulan dan Rumiya.
"Nyonya, anda kenapa begitu kasar?" Ujar Rumiya merasa dengan wajah teraniaya.
Semua tamu langsung berbisik - bisik tentang Bulan yang dianggap mendominasi karena menjadi istri James si lumpuh itu.
"Lihat perlakuannya dengan pelayan, sangat tidak manusiawi, mentang-mentang sudah menikahi putra keluarga Yomana."
" Benar, hanya putra lumpuh saja dia berani mengacau di pesta ulang tahun perusahaan."
Bisik-bisik para tamu yang membicarakan hal buruk tentang Bulan.
James yang melihat istrinya dalam masalah segera meminta Yossi mendorong mendekat pada Bulan.
"Ada apa Rumiya?" tanya James.
" Tuan, istri anda menganiaya saya, karena saya salah mengambil makanan yang dia inginkan." Ujar Rumiya dengan wajah kasihannya.
"Menantuku, kebiasaanmu di rumah jangan kau bawa di sini." ujar Lala.
Lala segera membangunkan Rumiya, berlagak sok pahlawan.
Bulan bingung padahal dia tidak menyuruhnya mengambil makanan kenapa dia yang disalahkan.
"Rumiya, aku punya dua tangan sendiri untuk apa aku memintamu mengambilkan kue?, aku masih bisa mengambil dengan tanganku sendiri." ujar Bulan dengan polosnya.
"Nyonya anda slalu pandai berpura-pura, tidak apa-apa aku juga hanya seorang pelayan." ujar Rumiya.
"Bulan cepat minta maaf pada Rumiya!" pinta Lala.
"Kenapa istriku harus meminta maaf pada Rumiya, dia tidak salah!" tegas James.
"Kau kenapa membela istrimu yang salah, kau harus mendidiknya dengan baik, agar tidak memalukan keluarga kita!, jangan membiasakan kebiasaan kampungan seperti ini di keluarga kita!" Lala terus menyudutkan Bulan, yang membuat para tamu sangat buruk menilai Bulan yang memang kampungan kelakuannya.
"Cepat minta maaf!" Lala terus mendesak.
"Nyonya saya melihat dengan mata kepala saya sendiri jika pelayan anda yang menabrak Kakak ipar." Ujar Paul yang tiba-tiba datang membela Bulan.
Bulan cukup terkejut karena Paul datang memebelanya.
"Paul, lihatlah pelayanku terluka, apa kau tidak salah lihat tadi?" Lala masih membela pelayannya.
Kenapa Paul ikut campur?, biasanya anak itu tidak suka ikut campur hal sepele seperti ini.
Dalam hati Lala.
"Benar kata Tuan Paul, saya sudah mengambil salinan dari cctv, lihatlah." Betran segera memutar salinan rekaman cctv itu di layar proyektor.
Semua melihat kebenarannya, ternyata pelayan itu yang memfitnah Bulan. Kejadian ini membuat Rio kesal dan membubarkan acara perjamuannya dengan cepat.
James pun membawa istrinya pulang bersama Betran.
Sementara Rio mengomeli Rumiya dan mamahnya yang membuat acara ulang tahun perusahaan menjadi lelucon, yang memalukan.
"Ibu, Ayah akan memarahiku, kenapa Ibu tidak memikirkan resikonya?" Rio sangat kesal, apalagi ibunya membesar-besarkan masalah sepele seperti itu.
"Ibu tidak bermaksud, Ibu yang salah maafkan Ibu." Lala padahal sudah meminta orang merusak kamera di sana tapi kenapa masih bisa merekam, Lala benar - benar sangat terkejut.
Sialan, aku berniat mempermalukan mereka, malah aku yang malu dan membuat putraku memarahiku, ini semua karena anak kampung itu.
Dalam hati Lala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Maulida Hayati
lanjut
2024-06-07
0
Liiesa Sariie
rasain itu nenek lampirr
2024-06-03
0
Alensa Talakua Telussa Alensa
mntp bulan...jngn mau di injak2..
2024-02-13
2