NovelToon NovelToon

Istri Kesayangan Si Tuan Lumpuh

1. Putus

"Tapi, Bulan ingin kuliah Bu." ujar Bulan.

"Kuliah apa?, sekarang ada orang yang ingin meminangmu, kau harus mau!" Tegas Ririn tidak mau tahu lagi.

Ririn sudah capek hidup miskin dan banyak hutang, anak pertamanya menjadi penjudi dan pemabuk, anak keduanya malah melacur dan lupa dengan keluarga.

Kini hanya tersisa Bulan, yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas

Bulan sempat hampir putus sekolah karena kakaknya masuk penjara. Orang tuannya menjual semua barang berharga untuk menebus kakaknya dari penjara. Namun setelah keluar bukannya tobat malah mengulangi terus hal yang sama. Sampai akhirnya Bulan harus bekerja sepulang sekolah sebagai buruh cuci.

Bulan adalah anak yang rajin, dia tidak mudah menyerah, dia bekerja keras agar tidak putus sekolah. Ayah ibunya adalah tuna aksara, dia tidak ingin seperti kedua kakaknya. Makanya dia berusaha keras untuk masa depannya, berharap bisa mengangkat derajat orang tuanya.

Padahal dulu kakaknya sangat menyayangi keluarga dan patuh, dia berubah menjadi tidak beraturan karena putus cinta, menjadi gila-gilaan dalam merusak diri dan menjadi beban keluarga.

Bulan sangat dilema setelah mendengar permintaan orang tuanya.

Saat itu Ririn sedang menjual hasil panen suaminya pada pengepul, tidak sengaja dia mendengar jika ada keluarga kaya yang ingin mencari menantu perempuan.

"Siapa Bu?" Ririn langsung mencaritahu pada orang yang sedang bergosip - gosip itu.

"Bu, anak Ibu kan cantik-cantik, coba Ibu tanya sana sama Bang Jono itu, kalau mau besan kaya." tunjuk ibu-ibu pada seorang pria memakai jas hitam sangat rapi dan terlihat elegan.

Ririn segera menghampiri Jono yang sedang melihat-lihat pemandangan sekitar.

"Maaf Tuan, saya dengar Anda cari menantu?" tanya Ririn.

Pria bernama Jono itu langsung mengeluarkan lembaran syarat pada Ririn, tapi Ririn buta huruf, tidak tahu apa yang tertulis di sana.

"Pak, anak saya cantik-cantik apa syarat ini boleh saya bawa pulang?" tanya Ririn pada Jono.

Meskipun Ririn sudah berumur tapi dia terlihat sangat cantik, hanya saja memang kurang terawat, Jono berpikir mungkin benar Ririn memiliki anak yang cantik.

"Tapi syaratnya nggak cuma cantik aja Bu." Ujar Jono.

"Jujur saja Tuan, saya buta aksara bisakah anda memberitahu apa saja syaratnya?" Ririn mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak bisa membaca.

Jono pun tersenyum kecil, lalu memberitahu jika syaratnya adalah sudah cukup umur untuk menikah, tidak cacat, pendidikan terakhir minimal SMA dan wanita baik-baik.

"Kalau begitu, Tuan tolong ikut ke rumah saya, lihatlah anak saya apakah masuk kriteria yang Anda cari." ujar Ririn.

Jono pun mengangguk mengikuti Ririn pulang ke rumah. Saat sampai di depan rumah. Jono melihat seorang gadis manis sedang menyapu halaman sambil bersenandung ria. Saat melihat ibunya pulang gadis itu langsung membantu ibunya membawa bawaannya masuk tanpa di suruh.

Bulan membungkuk memberi hormat pada Jono lalu segera masuk membuat minuman untuk Jono dan menyajikannya dengan santun.

Lalu Bulan kembali masuk ke kamarnya.

"Anak Ibu cantik, apa pendidikan terakhirnya?" tanya Jono.

"Baru lulus SMA ini Tuan, niatnya mau kuliah tapi tidak ada biaya." ujar Ririn.

Jono pun meminta foto Bulan untuk ditunjukkan pada Tuan besarnya nanti. Ririn pun dengan senang hati memberikan foto tercantik anaknya.

Setelah banyak berbincang dan mendapatkan banyak informasi akhirnya Jono pamit. Jika nanti tuannya cocok maka dia akan datang bersama tuannya ke kediaman Ririn.

Jono pun tiba di kediaman Yomana dan segera menemui tuan besarnya.

"Tuan, apa anda sedang sibuk? " tanya Jono.

"Tidak, ada apa?" Tanya Matriks ayah James.

Jono pun melaporkan tentang Bulan pada Matriks sambil memperlihatkan foto Bulan.

Dan menceritakan semua tentang Bulan pada Matriks.

"Anak ini cukup baik, besok kita akan menemuinya." ujar Matriks.

Keesokan harinya benar mereka datang ke kediaman keluarga Bulan.

Matriks pun langsung mengatakan niatnya untuk meminang Bulan untuk putranya.

"Anak saya mau kok Tuan!" Ujar Ririn penuh dengan semangat.

"Tapi, Bulan ingin kuliah Bu." sahut Bulan.

"Kuliah apa?, sekarang ada orang yang ingin meminangmu, kau harus mau!" Tegas Ririn tidak mau tahu lagi.

"Tuan, ini sangat mendadak, tolong beri waktu pada kami untuk membicarakan lagi, apa boleh?" tanya Rudy.

"Baiklah, aku akan meninggalkan uang muka 100 juta ini untuk kalian, jika anak kalian setuju hubungi Jono." tegas Matriks.

Matriks dan Jono pun segera pamit dan pulang.

Ririn terus menekan putrinya agar menyetujui untuk menikah dengan keluarga kaya yang tidak tahu dari mana itu, bahkan Ririn juga tidak tahu menantunya seperti apa, dia sudah gelap mata melihat uang begitu banyak.

"Ayah, Bulan tidak mau menikah." ujar Bulan.

Bulan meminta pembelaan dari ayahnya, namun ayahnya malah pergi masuk ke kamar.

"Bulan, kau harus mau menikahi keluarga kaya itu, biarkan kami sekeluarga terbebas dari hutang, ibu sudah lelah di kejar-kejar terus oleh penagih hutang." Ririn segera mengambil uang di meja dan membawanya masuk ke kamar.

Ririn sangat bahagia melihat tumpukan uang yang tidak pernah dilihatnya.

"Apa kau benar-benar tega?" tanya Rudy.

"Sudah kewajibannya berbakti pada orang tua." ujar Ririn segera menyimpan uangnya dengan aman.

Rudy tidak bisa mencegah istrinya untuk menjual Bulan pada orang kaya itu, karena memang hidup mereka sudah sangat susah dan penuh dengan hinaan dari saudara mereka karena miskin dan merepotkan, kedua anaknya sudah membuat malu, jika Bulan menikah dengan orang kaya itu mungkin bisa membuat orang-orang tidak meremehkan dan menghina keluarganya.

Bulan menangis di kamarnya, karena sebenarnya Bulan sudah memiliki kekasih bernama Paul, padahal mereka baru 3 hari jadian dan besok adalah kencan pertama mereka.

...****************...

Keesokan harinya.

Paul dan Bulan janjian bertemu di sebuah tempat makan.

"Bang Paul, maaf membuat Abang menunggu lama." ujar Bulan.

"Ada apa denganmu?, apa kau baru menangis?" Paul sangat khawatir pada kekasihnya.

Bulan langsung menangis sesenggukan di hadapan Paul, Bulan sudah menahannya namun tidak bisa.

"Okey, kau menangislah dulu." Paul memberikan waktu untuk Bulan menangis lalu menenangkan dirinya.

Setelah agak tenang Bulan menceritakan semuanya pada Paul sambil menangis, Paul tentu sangat terkejut dengan apa yang terjadi pada keluarga Bulan.

"Apa boleh aku melunasi hutang keluargamu Bulan?, aku sungguh mencintaimu, meskipun aku tidak sekaya keluarga itu aku akan berusaha membebaskanmu dari desakan orang tuamu." ujar Paul.

Paul juga merasa galau, dia sudah menyukai Bulan cukup lama dan menunggunya lulus baru berani menyatakan perasaannya. Baru mereka saling mengungkapkan perasaannya, tiba-tiba ada masalah seperti ini.

"Bang, kita putus saja ya, maafkan Bulan." Bulan segera berdiri dan berlari pergi meninggalkan Paul.

2. Menikah

Paul benar - benar terpukul dengan keputusan Bulan.

Dia sangat kecewa karena Bulan, tidak mau mempercayainya sama sekali. Paul sungguh bisa membantu kesulitan Bulan.

Paul pun segera menyusul ke kediaman Bulan, untuk mencoba membujuk Bulan agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

"Malam Pak, apa Bulan ada?" tanya Paul dengan sopan.

Belum sempat Rudy menjawab, tiba-tiba terdengar suara pertengkaran di dalam rumah.

"Kau anak durhaka, kenapa kau mengambil uang itu?" teriak Ririn sangat marah.

"Aku butuh uang Bu, aku pinjam dulu." Lena segera berlari keluar membawa segepok uang dan kabur begitu saja.

Ririn berteriak sambil mengomeli kakak perempuan Bulan, yang sangat tidak berperasaan.

Paul melihat keluarga Bulan begitu berantakan, membuatnya merasa kasihan pada Bulan.

"Bu, tenanglah ada tamu." Ujar Rudy mengingatkan.

"Siapa kau?" tanya Ririn.

"Saya teman Bulan Bu, apa Bulan ada?" tanya Paul dengan sopan.

"Nak, Bulan akan menikah, sebaiknya kau tidak berharap tinggi pada putriku." Tegas Ririn segera masuk ke dalam rumah.

"Nak, sudah malam sebaiknya Anda pulang saja ya." Ujar Rudy pada Paul.

Rudy segera masuk dan menutup pintu, keluaganya sangat kacau, Rudy tak ingin mendapatkan banyak masalah lagi.

2 Minggu kemudian.

Karena keluarga Bulan sudah setuju, maka Matriks memberikan sebuah rumah yang besar untuk keluarga Bulan, lalu memberikan uang dengan jumlah fantastis.

Ririn dan Rudy sangat bahagia, pada akhirnya mereka bisa terbebas dari lilitan hutang piutang yang menyiksa hidupnya, cacian hinaan pun tidak akan dia dapatkan kembali.

Keluarga Bulan sudah mendapatkan apa yang sudah mereka inginkan, mereka pun harus menyerahkan Bulan pada keluarga Yomana.

Tanpa ragu dan memikirkan perasaan putrinya Ririn mendorong langsung putrinya untuk dibawa oleh Matriks.

Matriks pun segera membawa Bulan Ke kota.

"Bulan, anakku adalah pria lumpuh berusia 35 tahun, dia sangat membenci wanita penggila uang, dia sudah bercerai 3x" Matriks memberitahu Bulan tentang kejelekan Putra tertuanya.

Bulan tidak terkejut, dia tahu dengan semua harga yang harus dia bayar. Matriks memberi banyak uang dan kemewahan pada kuarganya, itu pasti untuk menjalani hidup sulit.

"Apa ada yang mau kau tanyakan?" tanya Matriks.

Bulan menggeleng, bagaimana pun dia harus menerima takdirnya untuk berbakti pada orang tuanya.

"Tuan." Panggil Bulan.

"Panggil aku Ayah." ujar Matriks.

"A-- Ayah, bagaimana jika putra anda tidak mau menikah dengan saya?, saya tidak mungkin bisa mengembalikan uang Anda." Bulan sangat khawatir jika harus mengganti rugi.

Matriks tersenyum tipis, karena merasa Bulan adalah wanita yang cocok untuk James, meskipun James mungkin akan menyusahkan Bulan nantinya.

"Karena aku sudah membelimu, kau sudah tidak ada hubungannya dengan keluargamu lagi." tegas Matriks.

Sebenarnya Matriks sangat jengkel dengan keluarga Bulan, mereka begitu kalap dengan uang. Itu akan merepotkannya di masa depan, jika Matriks tidak memutuskan hubungan dari sekarang.

Matriks sudah membuat surat perjanjian di atas kertas, pada keluarga Bulan untuk pemutusan hubungan keluarga setelah mendapatkan semua yang mereka inginkan.

"Apa?" Bulan terkejut.

Matriks memberikan surat perjanjian pada Bulan. Benar saja dia benar - benar sudah dijual oleh kedua orang tuannya.

Bulan pun menangis sesenggukan melihat kenyataan yang ada.

Bulan pun diberikan tempat tinggal sementara untuk mempersiapkan diri untuk menjadi bagian Yomana.

"Selama satu bulan, kau akan mendapatkan perawatan dan pelatihan untuk menjadi Nyonya James dari keluarga Yomana, tolong bantu anakku untuk kembali pada jati dirinya semula, aku percaya kau mampu, dia sangat sulit diajak kompromi karena cacat, berikan dia semangat untuk mendapatkan kembali semangatnya Bulan." Matriks segera memberikan ponsel baru dan beberapa set pakaian untuknya. Lalu memberikan Mastercard pada Bulan.

"Tuan ini apakah gaji saya?" tanya Bulan.

"Itu adalah keuntungan menjadi menantuku, pakai dengan bijak." ujar Matriks.

" Terimakasih Tuan, eh Ayah." ujar Bulan.

" Aku akan membicarakan pernikahanmu dengan putraku." Matriks pun segera kembali ke kediaman Yomana.

Matriks segera membicarakan perihal pernikahan pada James.

"Ayah, apa kau tidak lelah begitu terlalu ikut campur dengan urusan pribadiku?" Tanya James dengan wajah dinginnya.

"Tiga wanita sebelumnya itu yang mengatur ibumu, bukan aku." ujar Matriks.

"Ibuku hanya satu dan dia sudah tiada, dia bukan ibuku!" tegas James.

"Aku sudah mengaturkan pernikahanmu, bulan depan kau akan menikah dengan wanita berusia 18 tahun." ujar Matriks memberitahu putranya.

"Wanita matre mana lagi?, mereka tidak benar-benar peduli padaku, mereka hanya menyukai uangku." tegas James.

"Pilihan Ayah tentu berbeda, jika kau ingin menceraikannya harus meminta ijin pada Ayah lebih dulu." Matriks segera pergi meninggalkan James di kamarnya.

James sangat jenuh dengan kehidupannya yang sangat membosankan, dia tidak bisa menentukan hidupnya sendiri. Semua diatur oleh pak tuan itu.

James tidak bisa menolak juga perintah ayahnya, karena dia sekarang hanya bisa bergantung pada orang - orang di kediaman itu seperti anjing peliharaan.

Harus menurut agar hidup damai, jika tidak dia akan habis oleh saudara dan ibu tirinya karena dia sekarang tidak bisa melawan karena kakinya yang lumpuh.

Hari pernikahan pun tiba, ini adalah pernikahan ke empat James, semua orang sudah berbisik-bisik dengan mulut kotornya seakan mereka adalah Tuhan yang mengetahui segalanya.

" Paling juga bertahan 3 bulan saja." ujar seseorang.

Mereka sepertinya sudah capek untuk bertamu di acara pernikahan James, dalam 3 tahun ini dia sudah menikah dan bercerai 3 kali.

James tidak selalu masa bodo dengan tanggapan orang - orang, itu tidak penting, memang dia sampah dan tidak berguna, seberapa keras dia berusaha tetap saja sampah.

Mempelai wanita pun tiba, semua orang dibuat takjub dengan Bulan yang begitu menawan. Orang - orang sangat menyayangkan daun muda yang begitu rupawan harus bersanding dengan pria lumpuh tak berguna itu.

Bulan mendengarkan ucapan buruk orang - orang tentang calon suaminya, menurut Bulan itu tidak manusiawi.

James cukup terkejut dengan calon pengantinnya. James terkejut karena istrinya itu memiliki kecantikan yang berbeda dari istri-istri sebelumnya.

" Tuan James, Ayo mulai upacara pernikahannya. " ujar seorang yang akan menikahkan keduanya.

Mereka berdua pun segera mengucap janji suci. Setelah selesai pengantin pria bisa mencium pengantin wanitanya.

Bulan membungkukkan tubuhnya ke arah James yang duduk di kursi roda.

James membuka tudung tipis yang menutupi wajah Bulan, kini wajah Bulan terlihat jelas. Wajah Bulan terlihat sangat meneduhkan, tidak ada ekspresi licik yang ada ekspresi pasrah saja pada James, istri - istri sebelumnya tampak begitu agresif awalnya, namun istri James yang ini benar - benar membuat orang tidak tega.

James menarik tengkuk Bulan, lalu mencium bibir mungil itu. Bulan masih sangat polos dia hanya diam tidak merespon ciuman James.

3. Terkejut

"Buka mulutmu. " Pinta James dengan wajahnya dinginnya.

Bulan membuka sedikit mulutnya, James pun leluasa bergerilya menikmati bibir mungil istri keempatnya itu.

Bulan sangat polos, tidak merespon ciuman James sama sekali. Karena itu adalah ciuman pertama Bulan.

Akhirnya, acara pernikahan itu selesai, pernikahan itu hanya dihadiri keluarga inti dari mempelai pria saja dan juga beberapa orang - orang penting bagi keluarga Yomana.

Keluarga Bulan memang tidak diperkenankan untuk datang, karena keluarga Yomana memutus hubungan antara Bulan dan keluarganya secara tertulis.

James pun segera kembali bersama asistennya bernama Betran. James meninggalkan istrinya begitu saja di tempat pernikahan.

Semua orang memandang remeh padanya karena diabaikan oleh James, yang sudah jelas James tidak menyukai Bulan.

"Nak, tolong jangan bersedih memang seperti itu Putra tertuaku." ujar Matriks.

Siapa yang tidak sedih menikahi pria asing dan lagi tidak mempedulikannya, apalagi pria itu tidak sempurna, jika bukan karena ayah mertuanya yang baik. Bulan pasti akan kabur setelah pernikahan.

"Bulan, ... " terdengar suara yang tak asing ditelinga Bulan.

"Loh Paul, kamu kenal istri James?" tanya Matriks pada Paul yang juga datang di acara pernikahan James.

Bulan langsung terkejut melihat Paul ada di tempat itu juga, matanya sudah berkaca-kaca, melihat Paul di hadapannya.

"Kami adalah-- " Paul belum selesai bicara, tiba-tiba Bulan menyahut.

"Kami adalah teman lama Ayah." sahut Bulan.

"Oh begitu, kalai begitu kebetulan sekali, Paul adalah keponakan Ayah, kalau begitu kalian mengobrol dulu." Matriks pun segera pergi.

Air mata Bulan langsung mengalir deras, di hadapan Paul. Paul dengan cepat menghapus air mata Bulan.

"Kau menikahi sepupuku James, rupanya." Ujar Paul tersenyum pahit.

"Ma--af, ... " Hanya itu yang keluar dari bibir mungil Bulan.

"Jika kau mau menerima bantuanku, saat ini akulah suamimu Bulan." Paul sangat sedih tapi semua sudah terlanjur.

"Paul, maafkan aku ... " Bulan hanya bisa meminta maaf pada Paul.

"Jika James membuatmu terluka, datang padaku, aku akan menerimamu bagaimana pun keadaanmu Bulan." Paul sangat tulus mencintai Bulan.

Tapi kata-kata Paul membuat hati Bulan semakin sakit, Bulan pun segera berlari meninggalkan Paul. Bulan mencari sudut sepi untuk menangis melepaskan rasa sakit yang menusuk hatinya.

Bulan terduduk dipojokan, Bulan memeluk kedua lututnya dan menangis terisak - isak.

Paul meminta asistennya mengejar Bulan dan mengantarkannya ke kediaman Yomana. Paul tidak tega melihat Bulan yang menangis.

"Nyonya James, mari saya antar pulang." asisten Paul bernama Lula itu dengan lembut membujuk Bulan.

"Kau siapa?" Tanya Bulan sambil terisak-isak.

"Saya Lula, asisten Tuan Paul Nyonya." jawab Lula jujur.

Bulan pun segera berdiri dan mengikuti Lula menuju parkiran. Lula pun segera mengantarkan Bulan ke kediaman Yomana.

"Nyonya, sebaiknya anda segera masuk ke paviliun paling ujung kanan." Lula menunjuk Paviliun milik James.

Bulan mengagguk mengerti, Bulan berterima kasih pada Lula, dan segera menuju paviliun yang ditunjuk oleh Lula.

Bulan memasuki paviliun itu, paviliun itu terlihat tak terawat, sangat berantakan, sepertinya memang jarang dijamah oleh orang.

Bulan pun segera masuk ke dalam paviliun itu, ternyata James dan asistennya sudah ada di ruang tamu.

" Kamarmu di sana!" tunjuk James.

James menunjuk ke arah kamar pembantu, Bulan pun segera masuk ke dalam kamar yang dekat dengan dapur itu tanpa protes.

"Dia tidak protes?" tanya James pada asistennya Betran.

Betran hanya mengangkat kedua bahunya.

Bulan tahu maksud James, jika dia hanya dianggap sebagai pembantu di rumah itu, tapi itu lebih baik dari pada dianggap istri tapi di abaikan.

Mulai saat itu Bulan pun menyemangati dirinya, agar kuat dan tidak boleh menangis lagi.

Bulan segera merapikan kamar itu, di dalam lemari ada pakaian pembantu, Bulan pun segera memakainya, lalu Bulan segera keluar kamar dengan pakaian pembantu.

James dan Betran melongo dengan kelakuan Bulan. Bagaimana bisa dengan begitu percaya dirinya mengenakan pakaian pembantu.

"Tuan, apakah ingin makan sesuatu?" Tanya Bulan dengan tersenyum.

Kini tidak ada ekspresi tertekan di wajah Bulan.

James sebenarnya hanya ingin mengabaikan Bulan saja agar dia tahu posisinya tidak lebih baik dari pembantu. Tapi malah Bulan menganggap dirinya sebagai pembantu Sungguhan.

"Apa kau bisa masak?" tanya Betran.

"Tentu saja, Bulan masak sekarang ya!" ujar Bulan penuh dengan semangat.

"Masaklah, jika masakanmu tidak sesuai seleraku aku akan menghukummu." ujar James.

Huh, kau ini mau menghukumku, mimpi saja, Tuan Besar sudah memberikan bocoran tentang dirimu.

-Dalam hati Bulan-

Selain mendapatkan bocoran dari Matriks, Bulan juga mendapatkan kisi-kisi dari Lula, jadi Bulan tidak akan takut dengan James, yang harus ditakuti adalah Ibu tiri dan saudara - saudara tiri James yang mungkin akan menyusahkannya nanti.

Bulan pun memasakan makanan kesukaan James, setelah memasak Bulan segera memanggil James dan Betran untuk segera makan.

Makanan yang dihidangkan terlihat begitu menggugah selera, Betran mencicipi makanan itu lebih dulu untuk James. karena sudah di rasa aman. Betran pun mempersilahkan James makan.

"Tuan di mana peralatan kebun?" tanya Bulan.

Betran pun menunjuk ke arah gudang belakang.

Bulan segera menuju gudang itu, Bulan pun keluar dari gudang dengan membawa gunting taman, ember, sapu, dll.

Betran dan James saling bertatapan melihat ulah Bulan yang diluar nalar mereka.

"Kenapa dia tidak menangis di kamar?" tanya James heran pada istri barunya ini agak lain dari yang lain.

"Tuan, kenapa saya merasa jika Nyonya sangat bahagia menjadi pembantu?" ujar Betran.

James pun juga merasa hal yang sama, istri-istri sebelumnya akan menangis memohon agar tidak tinggal di kamar pembantu, tapi dia malah terlihat kegirangan.

Tapi James tidak mau pusing dengan istri barunya itu. Tidak buruk juga karena masakan Bulan sangat enak dan cocok di lidahnya.

"Tuan, setelah makan anda istirahat ya." ujar Betran.

"Aku mau jalan-jalan di taman sebentar!" ujar James.

Setelah selesai makan, Betran pun mendorong kursi roda James ke taman. Padahal tamannya sangat berantakan karena tidak ada yang mengurus lingkungan Paviliun James.

Semua pembantu dan orang - orang di kediaman Yomana mengabaikan James. Semua menganggap James hanya barang mati yang hanya perlu di jaga agar tetap hidup saja.

Matriks juga tidak melakukan apapun untuk James kecuali memberikan uang bulanan yang cukup dan juga pengobatan yang terbaik. Selebihnya Matriks tidak tahu bagaimana kehidupan putra tertuanya itu karena Matriks sibuk dinas keluar negeri.

Namun akhirnya Matriks tahu perlakuan istri dan saudara James itu tidak baik, setelah perceraian James yang ketiga. Makanya Matriks mencarikan sendiri istri untuk James. Dan terpilihlah Bulan.

Dengan karakter Bulan yang periang dan sederhana itu, Matriks berharap James berubah dan memiliki tujuan hidup lebih baik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!