"Bagaimana rasanya dibela mantan kekasihmu?" tanya James.
"Tidak bagaimana - bagaimana Tuan." jawab Bulan.
Hanya saja memang itu sangat mengejutkannya, karena Paul masih mau peduli padanya.
"Aku tidak mau tahu masalalumu, kau sekarang istriku, kau harus tahu dengan jelas!" tegas James.
"Iya Tuan." Bulan juga hanya bisa menurut saja, lagian juga Bulan tahu apa yang harus dia lakukan.
Meskipun hatinya masih mencintai Paul, tapi Bulan juga tidak akan mengkhianati James yang meskipun hanya menjadi suami di atas kertas saja.
Di kediaman utama Yomana.
Matriks memarahi istri dan anaknya.
"Ayah aku kan tidak bersalah, salahkan ibu saja, bagaimana bisa ibu seperti itu pada Kakak ipar." Rio mencari aman agar tidak mengancam kedudukannya sekarang.
"Kau ini adalah Ibu mertuanya, kenapa kau begitu kekanakan padanya, hanya karena aduan dari pelayanmu!" Matriks kini memarahi istrinya.
Anakku yang mati-matian aku buat dia jadi di posisi ini, sekarang bahkan tidak mau membantuku berbicara pada ayahnya, malah mencari aman sendiri, bagaimana bisa kau begitu tega pada ibumu yang sudah banyak berkorban untukmu.
Dalam hati Lala, Lala sangat kecewa pada putranya.
"Maafkan aku, aku terlalu kelewatan aku tidak akan mengulanginya lagi." Dengan terpaksa Lala harus mengakui kesalahannya pada Matriks.
Karena Matriks sudah berubah tidak sehangat dulu padanya.
"Kau juga, kenapa harus mengadakan pesta begitu besar jika hanya menjadi bahan lelucon, perjamuan seperti itu hanya perlu dirayakan oleh orang - orang kita sendiri saja, kenapa harus mengundang banyak orang?, pemborosan!" Matriks sangat kecewa pada Rio.
"Itu juga untuk kemajuan perusahaan kita kan Ayah?" ujar Rio.
"Selama 5 tahun ini apa ada kemajuan?" Tanya Matriks pada putra keduanya itu.
Rio pun hanya diam saja, tak bisa menjawab karena memang tidak ada kemajuan selama 5 tahun ini perusahaan berada ditangannya.
Tapi karena perusahaan tetap stabil, maka Matriks masih menjadikannya pemimpin di perusahaannya.
"Sudahlah, kejadian ini kalian ambil pelajaran, ingat Ayah tidak suka jamuan-jamuan tidak begitu penting, dan jangan membuat masalah lagi dengan James dan istrinya, mereka tidak mengganggu kalian, kenapa kalian terus mengganggu!" tegas Matriks.
"Ayah, aku tidak mengganggu Kakak dan kakak ipar loe, kalau begitu aku pergi dulu Ayah." Rio segera meninggalkan ruangan ayahnya.
Lala pun juga segera meninggalkan ruangan dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan.
"Ini semua gara-gara anak kampung itu, aku tidak akan melepaskannya!" Gumam Lala.
Lala semakin membenci Bulan dan ingin menyingkirkannya, karena banyak sekali orang yang memihak pada Bulan, termasuk anaknya sendiri.
Matriks masih berdiam di ruangannya, dia membuka lacinya dan melihat foto mendiang ibu James.
Matriks sangat menyesal karena terlalu bodoh mempercayai Lala saat itu, Matriks mengabaikan Ibu James sampai sakit-sakitan dan tiada.
Dan baru-baru ini Matriks mengetahui kebenarannya, jika semua adalah perbuatan Lala.
Memang salahnya karena telah tergoda oleh Lala dan akhirnya Lala mengandung Rio dan kehidupan rumah tangganya menjadi berantakan.
Wajar jika James sangat membencinya dan tidak mau hidup rukun dengan Lala dan juga Rio.
Penyesalan Matriks sudah terlambat, dia tidak mungkin bisa mengembalikan semua pada posisi semula.
...****************...
"Tuan, apa anda sudah bangun?" Bulan mengetuk pintu kamar James, karena tidak biasanya James bangun terlambat.
Karena tidak ada sahutan Bulan pun masuk ke kamar James.
"Oh, tidak ada orang." Bulan pun segera membersihkan kamar James dan mengambil pakaian- pakaian kotor yang berserakan di lantai.
Bulan tidak mengeluhkan kebiasaan James yang sangat berantakan karena memang James memiliki kekurangan.
Saat akan keluar Bulan mendengar suara gemericik dari kamar mandi.
"Pasti Tuan lupa mematikan airnya." Bulan pun segera membuka pintu kamar mandi.
" Agh ... " Bulan dan James serempak berteriak.
" Maaf Tuan, saya kira tidak ada orang." teriak Bulan, Bulan hendak berlari keluar, namu malah terpeleset dan jatuh ke dalam bathub.
"Wah ... " Bulan segera bangkit.
" Maaf Tuan, Maaf ... " Ujar Bulan sambil memejamkan matanya.
Karena tidak ingin melihat apa yang dilihat, tapi Jamee jadi melihat lekuk tubuh Bulan yang terlihat transparan saat basah kuyup.
Tubuh Bulan benar - benar membangkitkan senjata tempur milik James.
"Sial, kenapa malah merespon." James segera menarik handuk untuk menutupinya.
"Cepat keluar!" teriak James.
"Yayaya ... " Bulan berjalan sembarangan arah karena panik dan berjalan dengan buru-buru.
Braaaaakk ...
Bulan menabrak dinding dengan keras hingga terjatuh.
James menepuk jidatnya dan segera menarik Bulan berdiri.
" Hadap kanan, satu langkah ke kiri, lalu maju lima langkah, kau bisa membuka matamu, jangan berbalik!" perintah James.
Bulan mengikuti perintah James dan dia berhasil keluar dari kamar mandi.
Wajah Bulan langsung memerah karena terlintas tubuh James yang ternyata cukup kekar, meskipun James tidak bisa berjalan.
Bulan sangat heran, bagaimana bisa James menjaga tubuhnya tetap bagus seperti itu.
"Aduh jidatku benjol." Bulan meraba keningnya yang menonjol karena menabrak dinding.
"Tunggu, bagaimana bisa Tuan mandi sendiri?, Tadi dia menarik tanganku dengan kuat apa dia memang manusia super?" Bulan benar - benar tak habis pikir.
Tapi Bulan mengira jika itu pasti karena sudah 5 tahun dia membiasakan apa-apa sendiri, karena keterbiasaan itu juga bukan hal yang tidak mungkin.
Bulan segera berganti baju dan juga mengobati keningnya lalu melanjutkan aktivitasnya.
Setelah selesai Bulan segera pergi ke kebun dia sekarang juga suka menanam sayur dan buah, jadi banyak kegiatan yang membuatnya sibuk seharian sebelum dia masuk kuliah nanti.
James memandanginya dari teras, melihat Bulan yang sudah nyaman hidup berdampingan dengannya.
"Tuan, apa terjadi sesuatu saat aku tidak ada?" tanya Betran.
"Kenapa kau ingin tahu?" ujar James.
Betran hanya tersenyum melihat perubahan tuannya yang semakin hari terlihat ceria karena adanya Bulan.
"Melihatnya aku seperti melihat Bella, seharusnya dia sudah sebesar Nyonya." ujar Betran.
"Ehm, Bella sudah tiada maafkan aku karena tidak bisa menyelamatkan adikmu." ujar James.
"Semua sudah takdir Tuan, melihat Nyonya sudah mengobati rasa rinduku pada Bella." ujar Betran.
"Dia sama cerobohnya dengan Bella, sama tidak mudah menyerahnya meskipun nyalinya hanya sebiji wijen." ujar James.
Betran tersenyum, ternyata yang merasa Bulan itu sangat mirip dengan Bella tidak hanya dirinya tapi juga tuannya merasakan hal yang sama.
Terlihat Bulan berlari menghampiri mereka berdua.
Betran dan James sangat terpesona dengan wajah bahagia Bulan.
"Tuan, Kakak, pohon tomatku sudah berbunga, terus cabe yang ku tanam sudah keluar cabe kecil." Bulan sangat senang karena hasil berkebunnya membuahkan hasil.
"Oh ya?" Ujar James ikut tersenyum melihat Bulan tampak bahagia.
"Bulan, jidatmu kenapa?" tanya Betran.
Pertanyaan Betran membuat Bulan teringat sesuatu hal yang begitu memalukan, wajah Bulan langsung memerah dan segera lari.
James juga mengingat hal yang sama dan menutupi matanya dengan tangan.
"Tuan, apa aku menanyakan hal yang salah?" Tanya Betran bingung.
"Salah." Betran segara menjalankan kursi rodanya masuk ke dalam.
Betran semakin bingung ada apa dengan tuan dan nyonyanya, hari ini kenapa begitu membingungkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
bulan bikin ngakak , jangan2 james pura2 lg lumpuhnya 🤔
2024-01-20
9
Emn Sc
wah jangan jangan James cm pura pura lumpuh.
2023-10-03
0
semoga cepat tumbuh bunga bunga cinta
2023-08-13
0