Yasmin menangis sepanjang jalan, dia kembali ke kediaman Yomana untuk mengadu pada Lala, namun saat di depan kediaman Yasmin bertemu dengan Bulan yang akan membuang sampah.
Kemunculan Bulan mendadak dari pintu masuk membuat Yasmin terkejut dan membanting setir menabrak pagar.
" Eh, Nona anda tidak apa-apa kan?" Tanya Bulan khawatir.
"Pembantu sialan, kau hampir membunuhku, lihat mobilku rusak!" Yasmin sangat kasar pada Bulan yang dikiranya pembantu.
"Lihat bagaimana nanti majikanmu menghukummu, kenapa tadi aku tidak menabrakmu sampai mati!" ujar Yasmin kesal.
Yasmin segera tancap gas masuk ke kediaman utama.
Yasmin mencari Lala dan mengadukan semua pada Lala, tentang Rio.
"Maafkan Rio Yasmin, karena dia kan lajang, bukankah wajar hal seperti ini, jika nanti dia sudah punya kau, dia tidak akan membutuhkan wanita lain." Lala tidak mau gagal memiliki menantu Yasmin.
"Tapi Tante, Rio terlihat sangat jutek pada Yasmin, apa Yasmin ini tidak baik?" ujar Yasmin.
" Kau yang terbaik, kau yang paling cocok untuk Rio, tidak ada yang lainnya." tegas Lala.
"Bagaimana jika Rio tidak menyukai Yasmin, Tente?" Yasmin tidak mau jika bertepuk sebelah tangan saja.
"Itu tergantung pada dirimu Yasmin, apa kau sebanding dengan mereka, jangan mau mengalah pada wanita - wanita murahan itu, Yasmin harus lebih bersama dan pantang menyerah." ujar Lala.
"Iya Tan, ... Oh iya Tan, tadi saat Yasmin masuk ke sini ada pembantu berjalan sembarangan, akhirnya Yasmin menabrak pagar depan Tante, menyebalkan!" keluh Yasmin.
"Siapa?, biar Tante pecat pembantu itu!" Lala langsung ingin memberi keadilan untuk calon menantunya.
"Dia lebih muda dari Yasmin Tan, tapi dia cantik Tante, jika dia tetap bekerja di sini, bagaimana jika dia menggoda Rio?" ujar Yasmin.
"Lebih muda?, cantik?, pembantu di sini paling muda umur 30 tahun, siapa yang kau lihat?" Lala berpikir dan mencoba mengingat, tapi tidak ada pembantu muda di kediaman Yomana, karena Lala juga takut suaminya nanti di goda juga oleh yang muda-muda.
"Tadi dia membawa kantung sampah, dari arah barat!" ujar Yasmin.
"Coba, ayo kita ke sana!" Lala menarik tangan Yasmin dan mengajaknya ke belakang dan meminta siapa yang sudah membuat calon menantunya celaka.
Tapi dari semua pembantu tidak ada yang dimaksudkan oleh Yasmin.
"Kok tidak ada Tan?, siapa dia ya?" Yasmin mencoba mengingat-ingat.
Yasmin mengajak Yasmin ke depan, barangkali itu orang luar yang iseng keluar masuk.
"Tadi dari sana Tan." ujar Yasmin menunjuk kediaman James.
"Oh, jadi ****** itu ... ayo kita masuk buat perhitungan!" Lala segera mengajak Yasmin menemui Bulan.
Bulan sedang bersantai dengan Sanny di teras depan dengan beberapa camilan dan juga secangkir kopi.
"Apa dia?" tanya Lala.
" Benar Tan, dia ..." jawab Yasmin.
Lala segera menghampiri Bulan lalu menarik rambut Bulan dengan dangat keras.
Yasmin terkejut dengan tingkah brutal calon mertuanya.
Sanny yang melihat adiknya dijambak, langsung memegang tangan Lala dan memelintirnya lalu mendorongnya sampai jatuh.
"Ibu, kenapa kau datang menarik rambutku?, salah Bulan apa?" tanya Bulan.
"Kau menyelakai menantuku, masih tanya salahmu apa!" tegas Lala.
"Bukankah Nyonya Bulan itu juga menantu anda?" sahut Sanny kesal.
"Bukan, aku hanya punya satu anak dan satu menantu, James bukan anakku dan dia bukan menantuku!" Tegas Lala dengan lantang.
"Ibu, apa maksudnya aku mencelakai?" tanya Bulan.
"Jangan pura-pura tidak tahu, buktinya mobil menantuku rusak, apa kau bisa menggantikannya?" ujar Lala.
"Dia yang mengendari mobil dengan ugal-ugalan, kenapa Bulan yang harus menggantinya?" Ujar Bulan merasa konyol, calon menantu dan Ibu mertua sama gilanya.
Bulan tetap tidak mau mengganti rugi, karena Bulan tidak merasa bersalah, justru Bulan hampir mati karena hampir ditabrak oleh menantunya.
Sanny juga ikut membela adiknya, karena James dan Betran sedang tidak ada dikediaman, Sanny benar - benar merasa kasihan pada Bulan, bagaimana jika dirinya tidak di sini, lalu siapa yang akan membelanya saat James dan Betran tidak di rumah.
"Cepat kau harus mengganti dengan uangmu!" teriak Lala.
"Berapa yang harus dia ganti Ibu?" Rio rupanya sudah pulang dan melihat pertikaian mereka.
Yasmin melihat Rio langsung mencari muka.
"Tante, sudah tante rupanya dia istri kakak ipar." ujar Yasmin.
"Tapi, tapi, ... Mobilmu rusak karena ulahnya!" Lala masih tidak rela melepaskan Bulan.
"Aku yang akan ganti uangnya, aku akan belikan mobil yang baru sama persis, jangan mengganggu kakak ipar lagi!" tegas Rio.
"Rio kenapa kau membelanya?" Lala sangat tidak habis pikir dengan putranya itu.
"Kakak ipar orang yang tidak munafik, jika dia salah akan bilang salah jika tidak ya tidak, tidak seperti seseorang melampiaskan kesalahan pada orang lain, benar-benar pengecut!" Ujar Rio melirik ke arah Yasmin.
"Ibu kembalilah, dan kau segera pergi dari sini!" tegas Rio.
Lala melihat ke arah Yasmin yang terlihat sangat terluka oleh sikap Rio, Lala pun segera membawa Yasmin pergi dari tempat itu, dan mencoba menenangkan Yasmin.
Rio segera berbalik dan berjalan pergi dari kediaman James.
"Rio, kenapa kau membantuku?" Bulan mengejar Rio dan bertanya.
"Aku hanya tidak suka dengan tunanganku!" Rio pun segera pergi.
"Bulan, kita harus pergi dari sini, kediaman ini seperti neraka." ujar Sanny.
"Tidak boleh, Bulan sudah menjadi menantu di kediaman ini, jika Bulan kabur itu akan mencoreng muka Tuan, sudah banyak orang yang menantikan perceraian kita." Bulan tidak akan mengingkari janjinya pada James.
" Lihatlah orang - orang di sini tidak ada yang waras, gila semua salah sedikit main hajar mereka itu orang terpandang tapi kelakuannya seperti preman." Sanny sangat kesal, tapi Sanny tidak dapat berbuat apa-apa selain melindungi Bulan.
Yasmin pun pamit pulang, karena Rio benar - benar tidak memperdulikannya sama sekali.
Setelah Yasmin pulang Lala langsung menghampiri Rio di kamarnya.
"Apa kau tidak punya hati?" tanya Lala.
Rio tidak menjawab pertanyaan ibunya, Lala menanyakan hal yang sama lagi pada Rio dengan nada tinggi.
"Ibu yang selalu mengajariku untuk kejam, sekarang aku sudah kejam, apa masih salah?" tanya Rio.
"Kau sekarang berani pada Ibu, kenapa kau membela ****** itu, bukan tunanganmu?" Lala tak habis pikir jika putranya malah membela Bulan.
"Aku membela yang benar!" ujar Rio.
"Apa kau melihatnya sendiri jika ****** itu tidak salah?" tanya Lala.
"Apa Ibu melihatnya sendiri jika Yasmin itu juga tidak salah?" Rio selalu membalik perkataan ibunya.
Lala sampai terbelalak dengan putranya yang semakin jauh dari jangkauannya itu. Lala langsung pergi sambil menangis meninggalkan kamar putranya, anak yang dulu sangat patuh, kini sudah berani membantahnya, itu sangat membuat hatinya sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Liiesa Sariie
semoga kau selalu baik ya rio😊
2024-06-03
0
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
kau yg ajarin anakmu makanya jgn salahin org 🙄
2024-01-20
2
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙞𝙙𝙞𝙠 𝙢𝙪 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙇𝙖𝙡𝙖
2023-12-19
0