Lena pulang ke rumah dengan wajah kesal.
"Ibu, seharusnya aku yang menikah dengan keluarga kaya itu, kenapa Ibu malah menikahkan Bulan." Lena protes pada ibunya.
"Kenapa?, kau sudah melacur keluarga kaya mana yang mau denganmu?" jawab Ririn kesal.
"Ibu tidak adil!" Lena sangat kesal.
"Karena adikmu mana mungkin kita bisa terbebas dari hutang, punya rumah bagus mobil dan lumayan kan ibu sekarang bisa buka agen beras." ujar Ririn sambil menghitung uangnya.
"Bu, tapi enak sekali Bulan di belanjakan pakaian mahal edisi terbatas." Lena sangat iri.
"Kau cari saja aki-aki kaya untuk dinikahi, tunggu warisannya kan kamu juga nggak jelek." Ujar Ririn dengan entengnya.
Tapi Lena tetap ingin masuk dalam keluarga yang sama dengan Bulan adiknya, mau jadi istri kedua juga tidak apa-apa. Yang penting sama dengan Bulan kehidupannya.
"Uang, uang, uang, ibu aku mau uang." Sany datang dalam keadaan mabuk.
"Sany, kau ini mabuk terus!" Ririn sudah habis kesabaran oleh anak pertamanya.
" Bu, Bulan mana?, Sanny rindu Bulan." sambil sempoyongan dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa.
Meskipun Sanny ini mabuk dan gila judi, tapi dia sangat menyayangi adiknya Bulan. Yang pasti akan mengomelinya sat dia pulang mabuk, tapi tetap merawatnya dengan sangat telaten. Tidak seperti Lena yang tidak peduli sama sekali.
Lena segera masuk ke kamarnya begitu melihat Sanny datang.
Karena mereka tidak cocok satu sama lain.
"Siapa suruh kau ingat rumah saat butuh uang saja, adikmu sudah menikah, kau tidak usah mencarinya lagi." ujar Ririn.
Ririn tidak mau peduli dengan Sanny, Ririn segera masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.
Sanny yang masih mabuk itu juga segera masuk ke kamarnya.
Keesokan paginya, Sanny yang sudah mulai mendapatkan kembali kewarasannya pun segera mandi dan sarapan, lalu menemui ibunya lagi.
" Ibu Bulan kemana?" tanya Sanny lagi.
"Sudah ku bilang, Bulan sudah menikah!" tegas Ririn.
"Oh begitu, Eh apa?, menikah?, Ibu bagaimana bisa?, dengan siapa?" rasanya itu tidak mungkin untuk gadis kecil seperti Bulan.
Bagi Sanny Bulan adalah adi kecil kesayangannya.
"Dia menikah dengan keluarga kaya, kau jangan menggangunya." Tegas Ririn memperingati Sanny.
Sanny pun segera pergi ke kampung halamannya dulu, dia mencari informasi tentang adiknya yang malang itu, pasti kekayaan yang keluarganya dapatkan itu dari menjual Bulan.
Sanny menemui sahabat Bulan dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi saat dia tidak di rumah.
Sahabat Bulan pun menceritakan semuanya pada Sanny.
"Abang kau tanyakan pada kak Paul saja, mungkin tahu alamat orang itu " ujar sahabat Bulan.
" Ok, di mana aku mencari Paul?, siapa Paul?" tanya Sanny.
" Paul adalah mantan kekasih Bulan, Kakak bisa mencarinya di tempat bimbel." ujar sahabat Bulan memberitahu.
Sanny segera mencari orang yang bernama Paul yang mengajar di tempat bimbel itu.
"Kau Paul?" Tanya Sanny meyakinkan.
Rupanya pacar bulan sangat tampan dan berwibawa. Paul pun mengangguk.
"Apa kau tahu di mana adikku tinggal?"tanya Sanny.
"Apa kau abangnya?, kemana saja kau ini, setelah adikmu menikahi sepupuku yang lumpuh kua baru mencarinya?, apa uang kalian menjual Bulan sudah habis?" Tanya Paul dengan wajah kesalnya.
"Apa lumpuh?" Sanny sangat terkejut dan marah.
"Sialan." Sanny tak habis pikir bagaimana bisa ibunya menjual adiknya yang sangat baik dan penurut itu pada orang lumpuh.
" Mereka sudah menikah, apa yang kau sesalkan, kau adalah Abang yang tidak berguna!" ujar Paul.
Sanny meminta alamat adiknya tinggal, pada Paul.
"Apa kau ingin mengeluarkan adikmu dari sana?" tanya Paul.
Sanny mengangguk, bagaimana pun caranya Sanny harus membawa Bulan keluar dari sana, bagaimana bisa bahagia, jika Bulan menikahi orang lumpuh.
"Kau tidak bisa datang dengan keadaan pengecut seperti ini, kau harus merubah hidupmu yang berantakan!" ujar Paul.
Sanny pun menyadari jika dirinya terlalu berantakan.
"Aku bantu kau memperbaiki diri, kuberikan kau pekerjaan, tapi kau harus merubah penampilanmu!" ujar Paul.
Paul pun segera membawa Sanny ke salon untuk merubah penampilannya menjadi lebih baik, lalu membelikan beberapa pakaian terbaik untuknya.
Penampilan Sanny benar-benar berubah drastis, Sanny sebenarnya cukup tampan, hanya saja dia tidak merawat diri setelah putus cinta.
"Kau bisa menyetir mobil?" tanya Paul.
"Ya, ... " jawab Sanny.
"Lula, kau bawa dia ke tempat Paman." ujar Paul pada Lula.
Lula sudah tahu maksud tuannya, Lula pun segera membawa Sanny pada Matriks.
"Tuan Matriks, Tuan Paul mendengar anda sedang mencari seorang sopir, ini adalah San, dia rekomendasi dari Tuan Paul." ujar Lula.
Sanny pun mengangguk dengan sopan pada Matriks.
"Baiklah, kau kirim dia pada menantuku, kau harus menjaga menantuku dengan baik." ujar Matriks.
Sanny sampai melongo, dia mendapatkan pekerjaan semudah itu, hanya menyapa lalu di terima begitu saja, tidak pakai surat lamaran pula, jalur orang dalam benar-benar sangat mengerikan.
"San, ini adalah rumah majikanmu, kau masuklah dan katakan pada orang di dalam jika kau adalah sopir yang di kirimi oleh Tuan Matriks untuk menantunya." ujar Lula pada Sanny.
Sanny pun mengangguk mengerti, karena tugas Lula selesai, Lula pun segera pergi.
Sanny pun segera menekan bel pada pintu di kediaman James itu.
"Iya ada--?, Tuan anda siapa?" tanya Bulan yang tidak mengenali abangnya sendiri.
"Bulan ini Abang Sanny." Sanny sangat senang bisa melihat adiknya lagi.
"Hah?" Bulan segera menarik Sanny keluar dari halaman James.
"Abang, apa yang kau lakukan?" tanya Bulan.
"Abang mencarimu, dan Paul yang membantu Abang menjadi sopir di sini." ujar Sanny jujur.
Bulan menjadi sangat sedih mendengar nama Paul lagi. Tentu saja Bulan masih belum bisa move on.
"Bulan tenang saja, kita pura-pura tidak kenal saja, maafkan Abang karena tidak bisa menyelamatkanmu dari pernikahan ini." Sanny benar - benat kasihan pada adiknya.
"Abang aku tidak berani berbohong pada Tuan James." ujar Bulan.
"Kenapa?" tanya Sanny penasaran.
"Abang kembalilah, cari pekerjaan lain saja, nanti Bulan akan beri Abang uang jajan tiap bulannya, tapi janji jangan untuk mabuk dan judi." ujar Bulan.
"Tidak aku tidak mau uangmu, baiklah Abang akan pergi dan mencari pekerjaan yang lebih baik lagi." Sanny berpamitan pada Bulan, Sanny tidak ingin memberikan masalah pada adiknya itu.
" Bulan, ... " ternyata James sudah ada di depan gerbang bersama Betran.
"Mampus!" ujar Bulan lirih.
"Kau jangan aneh-aneh, bukankah kau seharusnya sudah putus hubungan dengan keluargamu?, cepat masuk, jangan membuatku marah!" ujar James.
" Abang maaf. " Bulan merasa bersalah, Bulan segera masuk ke dalam sambil menangis.
"Pergilah." usir James pada Sanny.
Sanny pun segera pergi, dia sangat kesal, tapi sedikit lega karena sudah bertemu dengan Bulan.
Sanny tidak akan menyerah untuk mambantu adiknya keluar dari pria tak berguna di kursi roda itu.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
sedih juga yah lihat bulan umur segitu tp beban hidup nya udah berat banget 😥
2023-08-08
2