Sanny segera kembali pada Paul.
"Aku tidak diterima oleh orang lumpuh itu, menyebalkan sekali, bagaimana pun caranya aku akan membawa Bulan pergi dari sana."
"Kau memang kakak tidak berguna untuk Bulan." ledek Paul.
Tapi Paul akan membantu Sanny untuk mengeluarkan Bulan dari kediaman Yomana.
"Dia sepupumu kenapa kau tidak melawannya, kau juga tidak berguna sebagaimana kekasihnya." balas Sanny meledek.
"Aku tidak bisa melawan kakak sepupuku secara langsung, dia tidak seperti yang terlihat, aku tidak bisa menyeret keluargaku dalam kerumitan keluarganya." ujar Paul.
Jika itu bukan James, Paul akan merebut Bulan kembali meskipun harus baku hantam, tapi ternyata yang dijodohkan dengan Bulan adalah James. James sebelum lumpuh cukup disegani, tidak ada yang berani menyentuhnya.
Paul dan James selalu berhubungan baik sejak kecil. Paul bisa memberikan apa saja tapi tidak dengan Bulan. Namun Paul masih berpikir 2 kali untuk melawan James. James tidak sesederhana yang terlihat.
Makanya sekarang Paul ingin memanfaatkan Sanny untuk mengeluarkan Bulan dari kediaman Yomana.
" Yang terpenting Bulan tidak macam-macam, dia aman, yang harus dihindari oleh Bulan adalah ibu tiri dan juga saudara tiri James." ujar Paul.
"Kalau begitu beri aku pekerjaan, aku ingin bekerja, aku lulusan manajemen, adakah pekerjaan untukku?" tanya Sanny.
"Kalau begitu kau bisa masuk ke perusahaan Yomana, bagaimana?" ujar Paul.
" Tak masalah, yang penting aku bekerja." ujar Sanny.
"Nanti aku hubungi lagi kalau ada pekerjaan yang cocok untukmu." ujar Paul.
Sanny pun segera pulang, dia menunggu kabar dari Paul.
Sementara di kediaman Yomana.
"Apa kau gila, masih berhubungan dengan keluargamu?" James terlihat sangat marah.
"Aku tidak tahu jika Abang melamar pekerjaan di sini." jawab Bulan sambil terisak-isak.
"Betran, kau selidiki siapa yang mengirim abangnya ke sini." pinta James.
"Tuan, bukankah bisa ditebak?" ujar Betran.
"Bulan, aku tahu kau adalah mantan kekasih sepupuku, tapi kau harus tahu statusmu saat ini, kau adalah istriku!" tegas James.
Bulan terkejut, rupanya James sudah tahu hubungannya dengan Paul.
"Aku tidak akan mengkhianatimu Tuan, meskipun pernikahan kita ini karena perjodohan, meskipun kita tidak saling menyukai, tapi saya akan menjaga martabat anda sebagai suami saya." ujar Bulan bersungguh-sungguh.
James sangat tidak menyangka jika Bulan begitu tahu diri. Meskipun dia tidak diperlakukan sebagai seorang istri sebagaimana mestinya.
"Baguslah jika kau mengerti, jangan kecewakan aku, jika tidak kau akan tahu akibatnya." James memperingati Bulan.
"Iya." jawab Bulan.
James pun segera pergi dari kamar Bulan.
Keesokan harinya.
Bulan seperti biasa, menyiapkan sarapan untuk James lalu membersihkan ruangan dan juga taman.
Kediaman James sekarang terlihat sangat rapi dan terawat semenjak Bulan menempati rumah itu.
"Kau orang kampung, katakan pada suamimu, besok ada acara perayaan ulang tahun perusahaan, ayahnya memintanya untuk datang, di tempat biasanya." ujar seorang berpakaian pelayan pada Bulan yang sedang merawat tanaman.
Bagaimana bisa seorang pelayan begitu sembrono begitu.
Dalam hati Bulan.
"Kau siapa?" tanya Bulan.
"Aku kepala pelayan di kediaman utama Yomana, kenapa?" jawabnya sinis.
"Kau hanya seorang pelayan, beraninya tidak sopan dengan majikanmu!" ujar Bulan sangat kesal.
"Majikanku hanya Tuan Muda Rio, Nyonya Lala dan juga Tua Matriks." Ujar kepala pelayan itu penuh dengan percaya diri.
Dengan sangat cepat, Bulan menampar kepala pelayan itu dengan keras.
"Suamiku adalah anak tertua dari keluarga Yomana, kau hanya seorang kepala pelayan, begitu tidak menghormati tuanmu!" Bulan benar - benar kesal.
"Dia hanya orang tidak berguna, apa yang harus aku hormati dan kau wanita kampung, kenapa begitu berani." Kepala pelayan itu langsung mendorong Bulan hingga terjatuh.
Bulan segera berdiri dan menari rambut kepala pelayan itu, kedua orang itu bergulat di taman sambil berteriak - teriak.
Mendengar kegaduhan di luar James dan Betran pun keluar.
"Apa yang kalian lakukan? " tanya James dengan lantang.
"Tuan James, kenapa kau tidak bisa mendidik istrimu dengan baik, dia sangat kasar!" Ujar kepala pelayan itu.
Bulan diam saja tidak membela dirinya dihadapan James.
"Kau Rumiya, beraninya kau menganiaya istriku!" James terlihat sangat marah.
"Kalian berdua orang tidak berguna, apa yang bisa kalian lakukan, sudahlah saya harus segera kembali." ujar Rumiya.
Mendengar Rumiya meremehkan James, Bulan langsung menarik rambut Rumiya.
"Minta maaf pada suamiku!" Bulan terlihat begitu marah pada Rumiya.
"Agh, kau wanita ******, beraninya kau ... "
Rumiya mencoba melepaskan diri tapi Bulan semakin kencang menarik rambut Rumiya.
"Cepat minta maaf atau ku patahkan lehermu!" ancam Bulan.
Betran sangat senang melihat Bulan mati-matian membela tuannya, istri-istri sebelumnya mana ada yang mau membela James, semua hanya penjilat, tidak seperti istri tuannya yang satu ini, benar - benar berbeda.
"Kau hanya bisa pergi saat kau mendengarkan ucapan istriku!" tegas James.
James sangat senang karena ini pertama kalinya ada seseorang yang membelanya tanpa ragu-ragu selain Betran.
"Kalian, ... " Rumiya masih keras kepala.
Bulan langsung menampar pipi Rumiya sampai bengkak, sangking kesalnya.
Betran dan James tak menyangka jika Bulan memiliki sisi yang begitu menarik.
Akhirnya Rumiya pun meminta maaf pada James, Bulan baru melepaskannya.
Setelah Rumiya pergi, Bulan langsung berubah menjadi kucing yang ketakutan melihat James.
"Ikut aku!" ujar James pada Bulan.
Bulan pun mengikuti James masuk ke dalam,
"Duduklah." pinta James pada Bulan.
Bulan malah langsung berlutut dihadapan James.
"Tuan, maafkan saya, maafkan saya." ujar Bulan meminta maaf pada James.
"Kenapa kau berlutut, cepat duduk dengan benar!" tegas James.
Bulan pun segera duduk dengan baik dengan wajah menunduk takut.
"Dimana keberanianmu barusan, kenapa tiba-tiba menciut?" tanya James sambil mengambil tisu basah di meja dan segera megusap wajah Bulan yang kotor karena bergulat di taman dengan Rumiya.
"Tuan, ini kotak obatnya." Betran memberikan kotak obat pada James dan segera keluar.
James segera mengobati kaki dan wajah Bulan yang terluka dengan hati-hati.
" Lain kali tidak usah membelaku, aku sudah terbiasa." Ujar James sambil mengoles obat pada luka Bulan.
"Agh, sakit ... " keluh Bulan.
"Kalau tahu sakit kenapa, sok-sokan jadi pendekar?" James benar-benar gemas pada Bulan.
"Aku tidak terima jika Tuan dihina, bagaimana bisa seorang pelayan begitu tidak hormat, Tuan tenang saja, selama Bulan di sini, Bulan tidak akan membiarkan siapapun menghina Tuan. " ujar Bulan.
"Aku tidak butuh belas kasihanmu, yang terpenting kau tidak merepotkanku saja." ujar James.
"Tenang saja Tuan, aku tidak akan mengecewakanmu, aku akan belajar sungguh-sungguh lalu aku akan berusaha mengobati kaki Tuan." Bulan terlihat bersungguh - sungguh.
" Cepat bersihkan dirimu dan ganti pakaian!' pinta James yang sudah selesai mengobati.
"Tuan terimakasih." ujar Bulan segera pergi ke kamarnya.
Jamee tersenyum saat Bulan masuk ke dalam kamarnya, rupanya pilihan ayahnya tidak buruk juga pikir James.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Liiesa Sariie
suka sama karakter bulan,,
2024-06-03
0
Alensa Talakua Telussa Alensa
mntp bulan....
2024-02-13
2
❤️⃟Wᵃf❦DέȽΜɑɌ❦•§¢• ⍣⃝ꉣꉣ🍉
bagus bulan jangan lemah , harus ajar org ngak ada sopan santunnya
2024-01-20
0