13. Tom & Jerry

Pagi hari.

Bulan sedang menyapu halaman depan seperti biasa.

Suara klakson mobil mengagetkan Bulan yang sedang menyapu halaman, dengan Spontan Bulan melempar sapunya ke kaca depan mobil.

"Astaga, aku hampir mati jantungan." ujar Bulan mengelus dadanya.

"Kakak ipar, lihatlah kau memecahkan kaca mobilku." rupanya itu mobil Rio.

"Siapa suruh kau mengagetkanku?" Bulan selalu galak dengan Rio, tidak tahu kenapa jika melihat Rio langsung darting.

Bulan melanjutkan menyapunya dan mengabaikan Rio.

"Kakak ipar, bagaimana ini?, apa kakak mau lepas tanggung jawab?" Rio mengikuti Bulan, tapi Bulan tetap cuek.

"Kakak merah muda." Goda Rio.

Bulan langsung menoleh ke arah Rio dengan wajah kesalnya.

"Katakan sekali lagi!" Ujar Bulan sambil mengayunkan sapunya ke arah Rio.

"Merah muda." Rio terus menggoda Bulan, sambil berlari, Bulan mengejar Rio sambil terus mengayunkan sapunya. Merek berdua berlari - lari mengelilingi mobil.

"Berhenti jangan lari!" teriak Bulan yang terus mengejar Bulan.

Rio terus meledek Bulan dengan kata-kata merah muda.

Matriks yang berada di balkon sangat terkejut melihat Bulan dan Rio seperti tom and Jerry.

Matriks tersenyum melihat putra keduanya tampak bahagia.

Matriks terus memperhatikan keduanya yang pada akhirnya pun berhenti karena kelelahan bersama.

"Nyonya, kalian sedang apa?" Betran datang dengan James.

"Kakak Rio sangat menyebalkan!" ujar Bulan mengadu pada Betran.

Betran mengode Bulan ke arah James, dengan maksud mengadulah pada suamimu, dari pada aku tamat.

Bulan langsung berlari memegang tangan James seperti anak kecil, Bulan mengadu pada James.

" Suamiku, Rio menyebalkan!" ujar Bulan menunjuk Rio.

"Kakak ipar dulu memecahkan kaca mobilku!" Rio membela diri.

" Salahmu karena mengagetkanku dengan klakson!" Keduanya berdebat dan tidak ada satupun yang mengalah.

"Istriku, masuklah aku akan mengurusnya!" pinta James.

Bulan pun senang karena mendapatkan pembelaan, Bulan menjuluran lidahnya mengejek Rio.

"Wleek."

Rio hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Pergi!" Tegas James mengusir Rio dengan wajah datar.

"Siapa juga yang mau berlama-lama di sini!" Rio segera masuk ke dalam mobil dan pergi.

Sebenarnya keduanya merasa tersiksa karena saling mengabaikan, tapi tidak ada yang bisa diperbaiki lagi karena semuanya sangat rumit.

Karena yang satu tidak mau tahu, dan yang satu lagi tidak mau menjelaskan.

"Tuan, sepertinya Tuan Rio juga mulai dekat dengan Nyonya." ujar Betran.

"Asal dia tahu batasannya." tegas James.

"Tapi sebentar lagi dia akan bertunangan dengan wanita pilihan ibunya." Betran memberitahu.

"Bukan urusanku dia mau bertunangan ataupun menikah dengan siapa, ayo masuk!" ajak James.

Matriks cemberut kembali melihat James dan Rio yang sekarang mulai mengabaikan, tidak semanis saat masih kecil, mereka saling menyayangi dan melindungi, kini mereka menyapa pun tidak.

"Keduanya adalah anakku, aku ingin mereka saling menyayangi tidak seperti ini." Matriks berharap ada keajaiban dalam hubungan mereka agar kediaman Yomana menghangat kembali.

Sementara beberapa hari ini, Lala sangat sibuk mempersiapkan pesta pertunangan untuk anaknya, dia akan mengadakan pesta yang meriah, karena putranya akan bertunangan dengan Yasmin Wijaya, mereka adalah keluarga yang cukup berpengaruh.

"Tunangan kenapa harus mewah?" ujar Matriks.

"Dia adalah calon menantu kita, harus kita berikan yang terbaik!" ujar Lala.

"Aku tidak akan hadir!" tegas Matriks.

"Kenapa?" Lala sangat terkejut.

Karena itu adalah moment penting, bagaimana bisa Matriks tidak datang itu akan menjadi tanda tanya besar untuk orang - orang.

"Dia juga putramu, kenapa kau begitu kolot?" ujar Lala.

"James juga tidak pernah ada pesta pertunangan, kenapa kau membuat pesta pertunangan untuk Rio?" ujar Matriks.

"Kan James juga sama sepertimu, tidak suka pesta, lalu aku yang disalahkan terus." Lala segera pergi meninggalkan Matriks.

Lala sangat kesal pada suaminya, benar - benar menyebalkan sekali akhir - akhir ini.

Rumiya pun datang mengatakan bahwa Yasmin ada di ruang tamu menunggunya. Lala tampak bahagia dan segera turun menyambut calon menantunya itu dengan full senyuman.

"Oh, calon menantuku." Lala langsung memeluk Yasmin dengan senang.

"Tante maaf datang tanpa mengabari lebih dahulu." ujar Yasmin.

"Kau akan menjadi bagian dari kami, kenapa harus memberikan kabar?, datang saja kapan pun kau mau." ujar Lala.

"Wah, kalau begitu Yasmin tidak akan sungkan lain kali." ujar Yasmin senang karena diterima baik oleh keluarga Yomana.

"Ya, ayo duduk!, katakan pada Tante, apa yang kau inginkan?" tanya Lala.

"Tidak ada, hanya saja Yasmin ingin bertemu dengan Rio, karena sudah lama sekali, Rio aki hubungi juga tidak ada respon." ujar Yasmin.

Huh, anak itu kenapa sekarang ikut menyebalkan, bagaimana bisa dia mengabaikan tunangannya.

Dalam hati Lala.

"Haduh, anak itu memang jarang membuka pesan pribadi, dia sangat sibuk, nanti Tante akan memarahinya!" tegas Lala.

"Jangan Tante, bagus kalau Rio sibuk yang terpenting jangan sampai lupa makan dan sakit." Ujar Yasmin tampak khawatir dengan Rio.

"Anak itu memang suka terlambat untuk makan." ujar Lala tanpak sedih.

"Kalau begitu, apakah boleh Yasmin datang membawakan bekal untuk Rio di perusahaan Tante?" tanya Yasmin.

"Boleh, siapa yang melarangnya, antar saja kapan pun Yasmin berkenan, aduh kau memang calon istri yang baik, tidak salah kami memilih Yasmin." Lala sangat puas dengan menantu pilihannya.

"Kalau begitu Tante, apa Yasmin sekarang bisa ke sana?" tanya Yasmin.

"Bisa, nanti tante akan menghubungi sekertaris Rio ya, Yasmin nanti tinggal menunggu di ruangan Rio." ujar Lala tampak senang.

Yasmin pun juga sangat senang karena sangat mendapatkan dukungan dari Lala, Yasmin menanyakan pada Lala tentang makanan kesukaan Rio, Lala pun memberitahu semua pada calon menantunya.

Karena sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, Yasmin pun segera pergi menyiapkan bekal untuk Rio. Sementara Lala menghubungi sekertaris Rio untuk membiarkan Yasmin menunggu di kantor Rio.

"Tuan, Nyonya besar meminta saya untuk membiarkan calon tunangan anda menunggu di kantor anda." ujar Sekertaris Rio bernama Alex.

"Ikuti saja maunya sementara waktu, aku sedang tidak ingin bertengkar dengannya." ujar Rio.

Rio pun segera pergi untuk meeting mingguan di perusahaannya.

Yasmin pun tiba dengan box makanannya, Yasmin pun dipersilahkan untuk menunggu di ruangan Rio.

Yasmin melihat-lihat isi ruangan Rio, dia melihat foto Rio dan juga James yang terpajang di meja kantornya.

"Apakah ini saudara tertua Rio, yang dikatakan lumpuh?, sayang sekali dia sangat tampan, jika lumpuh apa gunanya." ujar Yasmin meletakkan lagi foto kakak beradik itu.