Bab 19. Perkenalan denga Mark.

""Setelah hujan, pelangi akan bersinar dengan pendaran warnanya yang indah.

Adakah lagu hati akan berdendang kembali, setelah sekian lama kemarau mengerontangkan, pucuk-pucuk harapan?"

Lelaki bertubuh jangkung, dengan tubuh atletis itu, bernama Mark! Kulitnya yang sawo matang, karena sering terpapar sinar ultra violet itu adalah seorang kontraktor yang cukup punya nama di kota ini.

Wajah tampannya yang dibingkai brewok tipis menambah pesona penampilannya. Usianya masih tiga limaan. Sepuluh tahun yang lalu ditinggal pergi untuk selamanya oleh istri yang sangat dia cintai. Karena sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa istrinya.

Duka itu menyelimuti hati Mark sedemikian dalam. Meski sepuluh tahun telah berlalu, Mark belum mengakhiri masa dudanya.

Hatinya masih sangat berduka, meski banyak wanita yang berusaha menggodanya. Namun, hati Mark sedingin salju. Mark lebih fokus bekerja dan merawat putri semata wayangnya yang kini telah berusia dua belas tahun.

Tapi pertemuannya dengan Laura, pemilik rumah makan itu, telah menggetarkan hatinya. Terlebih kerinduannya pada istrinya sedikit terobati. Karena cita rasa masakan yang yang terhidang di rumah makan itu, mengingatkannya pada istrinya.

"Mau pesan apa, Om?" tanya pelayan mendekati meja Mark. Nita sang pelayan mencatat nama menu pilihan Mark.

"Menu seperti biasa. Ibu ada?" kepala Mark celingukan mencari sosok Laura, yang biasanya ada di meja kasir dan sudah menjadi kebiasaanya pula turun tangan meladeni pelanggan.

"Ibu lagi menjemput Bobby, ke sekolah Om." jelas pelayan itu pada Mark. Mark agak kecewa karena hari ini tidak bertemu dengan Laura.

"Ada perlu apa dengan ibu, Om? Biar saya sampaikan nanti," ucap Nita merasa was-was. Takut, kalau Mark mau komplain atas pelayanan mereka.

Karena beberapa hari ini, pelanggan baru ini kerap datang mampir ke rumah makan mereka. Bahkan suka ngasih tip pada mereka.

"Tidak apa-apa. Hanya heran saja, karena biasanya selalu ada disini," ucap Mark agak tersipu. Karena dirinya sadar terlalu kepo tentang Laura.

"Oh, kirain Om mau complain pelayanan kami."

"Tidak kok, malah senang makan disini. Menunya sesuai banget dengan lidah Om." Puji Mark tulus. Membuat senyum dibibir Nita mengembang.

Dari awal pertama kali pelanggan mereka itu datang, Nita sudah bisa merasakan kalau tamu mereka itu sepertinya memiliki perhatian khusus pada Laura, bos mereka.

Nita sering memergokinya sedang menatap Laura dengan intens tapi Laura bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa.

"Oh, ya, kenalkan saya Mark," Mark menyebut namanya dengan santun.

"Saya Nita, Om." Nita membalas dengan ramah pula. Baguslah, jika ada pelanggan tetap.untuk rumah makan tempatnya bekerja.

Nita sangat berharap juga, jika rumah makan ini berjalan lancar suapaya dia bisa tetap bekerja. Bu Laura orangnya lembut dan sangat memperhatikan pada mereka.

Sebagai tulang punggung dalam keluarganya, Nita merasa sangat beruntung bisa bekerja di rumah makan yang dikelola, Laura.

"Eh, itu ibu sudah datang," seru Nita saat melihat Laura memarkir motornya di depan ruko.

Mark tersenyum saat melihat Laura. Sejenak pandangan mata keduanya bersua. Laura tersenyum ramah, karena dia tau Mark adalah pelanggan di rumah makannya.

Sudah sewajarnya kalau dia bersikap ramah kepada pelanggan mereka.

"Selamat siang, Bu," sapa Nita saat Laura melintas dari sampingya. Laura menganggukkan kepalanya lalu bergegas masuk ke arah dapur.

Karena Nita telah selesai menghidangkan menu di meja, Mark, dia menyusul langkah Laura ke dapur.

"Bu, tadi Om itu menanyakan, ibu."

"Apa katanya." Alis Laura mengernyit mendengar laporan Nita.

"Gak ngomong apa-apa sih, cuma nanya Ibu saja kenapa gak ada.Gitu aja kok."

"Oh, kirain gak suka menu masakan, ibu," ucap Laura.

"Gak, Bu. Tapi, Nita merasa heran juga sih. Tumben Om Mark menanyakan Ibu. sebelum ibu datang wajah beliau agak muram. Tapi begitu ibu pulang langsung ceria dan melahap makanannya."

"Apa hubungannya dengan Ibu, Nita. Kamu ini ada-ada saja." Kekeh Laura menanggapi ucapan Nita.

"Ah, Ibu. Kok gak percaya sama Nita.

Kalau Om Mark itu sepertinya suka sama Ibu?"

"Oh, jadi namanya Mark, ya. Jangan- jangan malah naksir, Nita. Buktinya, udah kenalan sama, Nita." Laura malah balik menggoda,Nita.

"Ibu. Masak sih, Om Mark melirik, Nita. Nita gak mau ah, jadi sugar daddy." beliak Nita. Tawa Laura makin lepas melihat reaksi Nita saat digoda.

"Kenapa tidak? Gimana hayo, kalau dia itu om yang kaya raya. Nita tidak usah capek-capek kerja lagi. Asyik,'kan?"

"Tidak asyik, Bu. Kalo gak ada cinta. Sama aja dengan bohong. Tapi kalau gak ada uang juga gak asyik." tukas Nita lagi.

"Eh, malah asyik ngobrol, Bu. Tuh, ada yang datang." Nita bergegas ke depan. Laura hanya geleng kepala melihat ulah, Nita.

Nita baru lulus SMA, karena ketiadaan biaya untuk kuliah, terpaksa dia bekerja dulu. Membantu orang tuanya, karena adik-adiknya butuh biaya sekolah.

Laura suka aja liat sikap Nita yang periang. Rajin juga agak cerewet, menurutnya. Namun, pintar ngambil hati. Bukan untuk basa-basi, tapi anaknya memang pandai mengakrabkan diri dengannya. Ngomong ceplas-ceplos apa adanya dan tulus.

Laura tidak heran, jika Nita berani ngomong soal Mark padanya. Lelaki pelanggan mereka yang menurutnya naksir padanya. Gadiis manis yang menurutnya masih bau kencur itu, latah kali bicara soal asmara padanya.

Laura mencoba mengintip dari balik tirai pembatas, apa yang di lakukan Nita di depan sana.

Astaga, anak itu! Bagaimana dia bisa seakrab itu ngomong pada Mark. Tawa mereka berderai, entah apa yang mereka perbincangkan. Awas kalau omongin dirinya. Tak jewer nanti kamu, Nita. Laura membatin gemes dalam hati.

Tiba-tiba Nita berbalik, sepertinya hendak mengambil sesuatu atau mau ada perlu dengannya.

Laura berbalik, juga dari balik tirai. Berasa telah kepergok karena melakukan sesuatu. Eh, kok aku malah jadi gemetar begini. Jangan norak, ah! Sorak batin Laura lagi.

"Bu, Om Mark minta nasi dibungkus satu, katanya buat putrinya."

"Kok cuma buat putrinya. Sama istrinya gak, ya?" tanya Laura asal saja. Tapi malah membuat Nita tertawa.

"Ya gaklah, Bu. Om Mark, 'kan sudah duda."

"Eh, Nita, kok bisa tau kalau om Marknya sudah duda, kepo banget kamu." Plotot Laura menatap Nita. Laura tidak ingin Nita terlalu lancang mengorek privasi pelanggan mereka.

"Ya, gaklah, Bu. Mana Nita berani. Om Mark sendiri yang ngomong kok. Katanya istrinya meninggal karena kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Kasihan kan, Bu?"

"Ya, sudah. Jangan ngomong soal Om Mark lagi. Gih, sana beresin alat makannya. Ibu akan bungkus nasinya. Diramas apa dipisahin lauknya."

"Kata om Mark diramas saja, Bu. Cuma untuk sayurnya aja dipisah."

Laura membungkus nasi seperti yang disebut, Nita. Saat membayar pesanannya ternyata Mark malah mengajak Laura kenalan.

"Berapa total pesanan saya, Bu?" ucap Mark, saat didepan meja kasir. Laura mengkalkulasi angka dan menyebut total harga makanan yang dipesan.

"Eh, saya harus panggil ibu apa, ya. Nama saya Mark!"

"Saya, Laura." ucap Laura seraya memberikan uang kembalian, Mark.

"Nama yang bagus," ucap Mark tersenyum manis.

"Terima kasih, Pak. Karena telah menjadi pelanggan kami." ucap Laura santun.

"Sama-sama. Senang mampir disini, karena menunya sangat cocok dengan lidah saya. Tentunya lebih senang lagi dapat berkenalan dengan, Ibu Laura."

\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

mulai pede kate dehh Mark

2024-03-23

0

Rini Musrini

Rini Musrini

jodohmu segera datang laura

2023-11-19

0

Lela Lela

Lela Lela

wit wiw ada yg kenalan

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketahuan.
2 Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3 Bab. 3. Irina.
4 Bab. 4. Suami Laknat.
5 Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6 Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7 Bab, 7. Akal bulus Andre.
8 Bab, 8. Perubahan Laura
9 BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10 Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11 Bab 11. wajah Bebal Irina.
12 Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13 Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14 Bab, 14. Panik
15 Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16 Bab 16. Pembalasan Laura
17 Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18 Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19 Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20 Bab 20. Sebuah keputusan
21 Bab 21. Sesal
22 Bab 22.
23 Bab 23. Terpuruk
24 Bab 24. Rencana jahat Andre.
25 Bab 25. Penculikan yang gagal.
26 Bab, 26. Masa lalu, Mark
27 Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28 Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29 Bab 29.
30 Bab 30. Insiden bulan madu.
31 Bab 31. Kisah dari masa lalu
32 Bab, 32. Resah yang menyergap.
33 Bab 33. Arumi
34 Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35 Bab, 35. Keraguan.
36 Bab 36. Jujur.
37 Bab, 37.
38 Bab 38. Ratih.
39 Bab 39. Akal bulus Ratih.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42. Ratih diusir.
43 Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44 Bab 44. Pembalasan Ratih.
45 Nab 45. Laura koma.
46 Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47 Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab, 51.
52 Bab 52
53 Bab, 53.
54 Bab, 54
55 Bab 55
56 Bab 56.
57 Tangan kasar suamiku.
58 Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59 Bab 58
60 Bab 59. Andre vs Mark
61 Bab 60.
62 Bab, 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63. Permintaan Andre.
65 Bab 64.
66 bab 65
67 Bab 66.
68 Bab 67
69 Bab 68.
70 Bab 69
71 Bab, 70
72 Bab, 71
73 Bab, 72
74 Bab 73.
75 Bab 74
76 Bab 75.
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78.
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Ketahuan.
2
Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3
Bab. 3. Irina.
4
Bab. 4. Suami Laknat.
5
Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6
Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7
Bab, 7. Akal bulus Andre.
8
Bab, 8. Perubahan Laura
9
BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10
Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11
Bab 11. wajah Bebal Irina.
12
Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13
Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14
Bab, 14. Panik
15
Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16
Bab 16. Pembalasan Laura
17
Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18
Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19
Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20
Bab 20. Sebuah keputusan
21
Bab 21. Sesal
22
Bab 22.
23
Bab 23. Terpuruk
24
Bab 24. Rencana jahat Andre.
25
Bab 25. Penculikan yang gagal.
26
Bab, 26. Masa lalu, Mark
27
Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28
Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29
Bab 29.
30
Bab 30. Insiden bulan madu.
31
Bab 31. Kisah dari masa lalu
32
Bab, 32. Resah yang menyergap.
33
Bab 33. Arumi
34
Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35
Bab, 35. Keraguan.
36
Bab 36. Jujur.
37
Bab, 37.
38
Bab 38. Ratih.
39
Bab 39. Akal bulus Ratih.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42. Ratih diusir.
43
Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44
Bab 44. Pembalasan Ratih.
45
Nab 45. Laura koma.
46
Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47
Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab, 51.
52
Bab 52
53
Bab, 53.
54
Bab, 54
55
Bab 55
56
Bab 56.
57
Tangan kasar suamiku.
58
Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59
Bab 58
60
Bab 59. Andre vs Mark
61
Bab 60.
62
Bab, 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63. Permintaan Andre.
65
Bab 64.
66
bab 65
67
Bab 66.
68
Bab 67
69
Bab 68.
70
Bab 69
71
Bab, 70
72
Bab, 71
73
Bab, 72
74
Bab 73.
75
Bab 74
76
Bab 75.
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78.
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!