Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.

"Ketika sunyi menghantar tidurmu, mimpi ibarat lecutan menghantam memori yang tersimpan. Suka tidak suka, berputar mengiringi langkahmu."

"Ibu kenapa, Bu?" Andre mengguncang tubuh ibunya yang setengah sadar dqn terbaring lemah di tempat tidur.

"Palingan juga sakit kepala biasa, ibu cuma mau cari perhatian saja itu," celetuk Irina dibelakang, Andre.

"Tau dari mana kamu, ibu sakit kepala. Ibu bukan orang yang suka berpura- pura. Ayo kita bawa ibu kerumah sakit!"

"Manggil bu bidan saja kenapa? Hanya sakit kepala masak mau bawa ke rumah sakit segala. Emang gak pake duit?" timpal Irina lagi.

Bu Maya yang merasakan kepalanya sakit luar biasa, bertambah sakit mendengar anak dan menantunya bersitegang.

Ingin sekali dia bicara tapi jangankan berbicara, membuka matanya saja beliau tak sanggup.

"Yah, sudah. Kamu panggilkan saja dulu Bidan Yessi, bawa kemari."

"Kok aku sih, ini "kan sudah malam."

"Kamu bisa pergi bersama Luna! Ajak dia dulu," bentak Andre mulai kesal. Karena istrinya menganggap remeh sakit ibunya.

"Luna belum pulang, dari tadi juga sudah ditungguin ibu."

"Apa? Hari begini Luna belum pulang sekolah?" bentak Andre kalap.

"Lha, kok marahnya sama aku sih, bang! Abang heran ya? Bukan sekali dua kali Luna kelayapan sepulang sekolah. Ibu saja yang terlalu memanjakan, Luna. Tidak pernah ngadu sama abang." ucap Irina. Membuka kedok Luna selama tinggal dirumah mereka.

"Ah, sudah. Jangan bahas itu dulu. Ibu harus segera diperiksa. Lihat kondisi ibu makin parah saja." Andre segera keluar dari kamar ibunya.

Berlari ke halaman rumah. Istrinya benar-benar keterlaluan karena menolak menjemput Bidan Yessi. Padahal jaraknya cuma selisih tiga rumah.

Bidan Yessi dan Andre bergegas kerumah Andre, memeriksa Bu Maya.

"Ibu Maya harus dirujuk ke rumah sakit. Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik." ucap Bidan Yessi setelah memeriksa Bu Maya.

"Ibu saya kenapa, Bu bidan?" tanya Andre khawatir.

"Tekanan darah ibu sangat tinggi. Sebelum makin parah sebaiknya dirawat dirumah sakit saja."

"Apa tidak bisa dirawat di rumah saja. Kerumah sakit mah, mahal," protes Irina.

"Perlengkapan medis saya tidak memadai, bu. Bu Maya sudah setengah sadar. Takut nantinya kena serangan stroke. Ini surat rujukan saya, Pak." Bidan Yessi memberikan secarik kertas pada Andre, untuk dibawa ke rumah sakit.

Tanpa pikir panjang lagi, Andre segera membawa ibunya ke rumah sakit.

"Kamu di rumah saja. Tunggu Luna pulang kerumah." perintah Andre ketika Irina mau masuk ke mobil.

Andre segera meluncur membelah jalanan yang ramai. Pikirannya kalut antara ibunya dan adiknya yang belum pulang sekolah.

"Kemana saja dia seharian, sampai malam belum pulang sekolah. Kenapa pula ibu tidak pernah cerita." guman batin Andre.

Andre tetap mencoba fokus ke jalan raya. Mencari celah untuk bisa menyalip kenderaan yang lain. Andre sangat cemas melihat keadaan ibunya.

Setelah memakan waktu lebih lima belas menit, Andre tiba di rumah sakit.

Paramedis yang jaga di UGD bergerak cepat saat melihat Andre.

"Pak, tolong Pak!" ucap Andre panik kepada petugas. Dengan sigap Paramedis menggotong tubuh Bu Maya dari mobil ke Brankar.

Keadaan Bu Maya makin payah, dan langsung ditangani dokter jaga di UGD.

"Mari Pak, mengurus surat administrasi pasien," seorang suster mengarahkan Andre ke meja penerimaan pasien rawat inap.

Setelah selesai mengurus administrasi ibunya. Andre kembali ke ruang UGD. Andre melihat ibunya yang terbaring lemah dan belum sadar.

Jarum infus dan beberapa selang yang terhubung ke layar monitor, menancap di lengan ibunya juga di hidung yang terhubung ke tabung oksigen.

Andre kaget melihat keadaan ibunya. Terlebih karena tidak tau apa penyebab ibunya bisa seperti itu.

Selama ini Andre melihat ibunya baik-baik saja. Apakah ini karena ulah Laura. Yang menjual rumah mereka sehingga terusir dari rumah mereka.

Saat Andre, masih bingung dengan keadaan ibunya. Ponsel di saku celanya bergetar. Sebuah panggilan dari nomor yang tidak ia kenal.

Ragu, Andre menerima telepon itu.

"Halo, selamat malam pak. Ini dari kepolisian. Adik bapak denga nama Luna saat ini sedang kami tahan di kantor polisi. Harap bapak datang segera untuk pengurusan kasus adik, bapak."

Seperti mendengar suara petir saja, Andre kaget menerima informasi itu. Andre merasa terpukul menerima berbagai masalah yang tengah menimpanya.

Andre benar-benar kalut! Apakah ini karma atas perlakuannya selama ini pada istri dan anaknya? Sampai sekarang Andre belum mendapat info yang pasti tentang keberadaan anak dan istrinya.

Dia sudah menelepon mertuanya tapi Laura dan anaknya tidak pulang ke kampung halamannya. Lantas Laura di mana?

Kini ibunya sedang sekarat ditambah adiknya yang bermasalah membuat Andre merasa makin terpuruk.

***

Sementara, Laura telah memulai usaha barunya membuka warung makan. Bermodalkan uang hasil penjulan rumahnya dan tanah yang dikuasai suaminya.

Laura tengah mereka-reka, gerangan apa yang terjadi sekarang di rumahnya setelah dia minggat.

Tentu Om David tidak akan mengulur waktu untuk memproses kepemilikan rumah dan tanah itu.

Sesegera mungkin, Andre dan Ibu mertuanya serta Luna pasti terusir dari rumah itu. Mungkin saat ini saja pasti mereka sudah pindah dan terlunta di jalan.

Ah, Andre 'kan telah membeli rumah yang lumayan megah untuk Irina. Tentunya mereka akan pindah ke rumah itu. Berkumpul, bahagia bersama. Tidakkah mereka semua selam ini telah sekongkol untuk mendepaknya dari keluarga itu?

Sekarang saatnya mereka akan bahagia sejahtera. Tanpa mengindahkan keberadaannya dan Bobby. Mereka tentunya tidak akan kehilangan dan malah senang karena dirinya minggat.

Tapi apapun itu, Laura sudah tidak perduli lagi kepada Andre dan keluarganya.Bagi Laura mereka sudah mati!

Dia akan berdiri diatas kakinya sendiri. Menata hidupnya dengan anaknya Bobby.

"Siang bu?" sebuah suara menyapa membuyarkan lamunan Laura.

Laura memutar tubuhnya ke arah datangnya suara itu. Sesosok tubuh atletis berdiri kokoh di ambang pintu.

Seperti patung saja yang dibingkai tiang pintu. Sosok itu sangat gagah dan tampan. Laura segera menundukkan kepalanya, atas kekeliruan yang barusan dia lakukan.

"Mau makan, Pak?" sahut Laura pelan dan berjalan ke lemari tempat dia memajang berbagai menu makanan.

"Iya, saya mau tau menu hariannya, Bu?" ucap lelaki itu dengan pandangan takjub.

Mark, nama lelaki itu. Secara kebetulan dia mampir di ruko ini. Saat itu dia melintas karena terkejut dengan tampilan ruko yang sekarang berubah jadi rumah makan.

Dulunya ruko itu adalah tempat penyimpanan barang dari rekan bisnisnya. Ruko itu adalah salah satu bangunan ruko di kota ini yang dia bangun.

Mark, seorang kontraktor yang sudah punya nama do kota ini.

Entah kenapa tadi, kakinya iseng saja melangkah masuk dan terkejut melihat pemiliknya yang tengah duduk melamun.

Mark sudah cukup lama berdiri di pintu masuk. Ternyata kedatangannya tidak disadari oleh, Laura.

Melihat wajah cantik yang sepertinya digayuti mendung. Membuat Mark memandangi wajah Laura dengan leluasa.

Terlabih saat wajah itu kaget! Terkesiap saat pandangan mereka bersirobok. Dalam hitungan beberapa menit mereka saling adu tatap. Ada desiran aneh menjalari hati, Mark!

Sesuatu yang asing yang telah lama mati.*****

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

suruh om david urus percersian tanoa hrs hadir sidang. namanya cerai rapak.

2024-03-19

0

Endang Oke

Endang Oke

msh istri org cui

2024-03-19

0

Lela Lela

Lela Lela

semoga lancar

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketahuan.
2 Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3 Bab. 3. Irina.
4 Bab. 4. Suami Laknat.
5 Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6 Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7 Bab, 7. Akal bulus Andre.
8 Bab, 8. Perubahan Laura
9 BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10 Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11 Bab 11. wajah Bebal Irina.
12 Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13 Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14 Bab, 14. Panik
15 Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16 Bab 16. Pembalasan Laura
17 Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18 Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19 Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20 Bab 20. Sebuah keputusan
21 Bab 21. Sesal
22 Bab 22.
23 Bab 23. Terpuruk
24 Bab 24. Rencana jahat Andre.
25 Bab 25. Penculikan yang gagal.
26 Bab, 26. Masa lalu, Mark
27 Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28 Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29 Bab 29.
30 Bab 30. Insiden bulan madu.
31 Bab 31. Kisah dari masa lalu
32 Bab, 32. Resah yang menyergap.
33 Bab 33. Arumi
34 Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35 Bab, 35. Keraguan.
36 Bab 36. Jujur.
37 Bab, 37.
38 Bab 38. Ratih.
39 Bab 39. Akal bulus Ratih.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42. Ratih diusir.
43 Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44 Bab 44. Pembalasan Ratih.
45 Nab 45. Laura koma.
46 Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47 Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab, 51.
52 Bab 52
53 Bab, 53.
54 Bab, 54
55 Bab 55
56 Bab 56.
57 Tangan kasar suamiku.
58 Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59 Bab 58
60 Bab 59. Andre vs Mark
61 Bab 60.
62 Bab, 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63. Permintaan Andre.
65 Bab 64.
66 bab 65
67 Bab 66.
68 Bab 67
69 Bab 68.
70 Bab 69
71 Bab, 70
72 Bab, 71
73 Bab, 72
74 Bab 73.
75 Bab 74
76 Bab 75.
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78.
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Ketahuan.
2
Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3
Bab. 3. Irina.
4
Bab. 4. Suami Laknat.
5
Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6
Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7
Bab, 7. Akal bulus Andre.
8
Bab, 8. Perubahan Laura
9
BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10
Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11
Bab 11. wajah Bebal Irina.
12
Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13
Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14
Bab, 14. Panik
15
Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16
Bab 16. Pembalasan Laura
17
Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18
Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19
Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20
Bab 20. Sebuah keputusan
21
Bab 21. Sesal
22
Bab 22.
23
Bab 23. Terpuruk
24
Bab 24. Rencana jahat Andre.
25
Bab 25. Penculikan yang gagal.
26
Bab, 26. Masa lalu, Mark
27
Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28
Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29
Bab 29.
30
Bab 30. Insiden bulan madu.
31
Bab 31. Kisah dari masa lalu
32
Bab, 32. Resah yang menyergap.
33
Bab 33. Arumi
34
Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35
Bab, 35. Keraguan.
36
Bab 36. Jujur.
37
Bab, 37.
38
Bab 38. Ratih.
39
Bab 39. Akal bulus Ratih.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42. Ratih diusir.
43
Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44
Bab 44. Pembalasan Ratih.
45
Nab 45. Laura koma.
46
Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47
Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab, 51.
52
Bab 52
53
Bab, 53.
54
Bab, 54
55
Bab 55
56
Bab 56.
57
Tangan kasar suamiku.
58
Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59
Bab 58
60
Bab 59. Andre vs Mark
61
Bab 60.
62
Bab, 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63. Permintaan Andre.
65
Bab 64.
66
bab 65
67
Bab 66.
68
Bab 67
69
Bab 68.
70
Bab 69
71
Bab, 70
72
Bab, 71
73
Bab, 72
74
Bab 73.
75
Bab 74
76
Bab 75.
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78.
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!