Bab, 6. Pukulan telak Laura.

"Ketika hatimu telah mendua, ada hati lain yang terluka. Luka yang terpaksa tersimpan sendiri. Tangis yang diredam, agar tak bersuara."

Laura memeriksa kembali beberapa foto, yang tadi dia ambil. Dengan hati yang tersayat, dan hancur berkeping. Laura menelisik satu persatu adegan yang tercetak didalam foto.

Seperti slide film, kenangan lima tahun silam terputar kembali di benak Laura. Pernikahannya akibat perjodohan kedua orang tuanya dengan putra sahabat orang tuanya.

Persahabatan yang telah terjalin lama antara ayahnya dan ayah Andre lah, yang menggiring mereka menikah. Meskipun belum kenal siapa calon suaminya, Laura hanya bisa patuh, karena ingin berbakti pada kedua orang tuanya.

Karena sebagai putri tunggal, Laura tidak kuasa menolak keinginan orang tuanya. Dalam benaknya tidak mungkin orang tuanya mencarikannya jodoh yang tidak baik.

Soal, dia tidak mencintai Andre, Laura pikir, setelah menikah perasaan itu akan tumbuh seiring waktu.

Ternyata apa yang dia dengar dulu, kalau Andre sempat menolak menikah dengannya, bukanlah isapan jempol.

Katanya, calon suaminya telah memiliki pacar dan terpaksa putus karena harus menikah dengannya. Seharusnya waktu itu dia juga menolak, tapi entahlah karena ingin berbakti kepada orang tuanya, Laura mengorbankan kebahagiannya sendiri.

Sekarang, apa yang telah diikat lima tahun lalu ikatannya ternyata sudah lapuk. Terlebih karena tali pengikatnya terlalu rapuh. Ketika bebagai cobaan datang bukannya mengukuhkan ikatan itu.

Malah, menghancurkannya karena kerapuhan hati.

Selama ini, Laura hanya berjuang sendiri agar ikatan itu tetap kuat. Tapi saast melihat kenyataan yang ada, sepertinya kekuatannya telah lenyap.

Tinggal menunggu robohnya, mahligai rumah tangga yang dibina selama ini.

Laura tidak ingin hancur sendiri, dia harus menyiapkan kekuatannya sendir, jika sewaktu-waktu perahu yang dia tumpangi hancur atau tenggelam saat badai menghantam.

"Kamu mencari apa?" ucap Andre saat memergoki Laura menggeledah isi lemari pakaian.

"Tidak ada, aku cuma mau memilah pakaian lama yang sudah tak terpakai."

"Malam-malam begini kamu bongkar- bongkar, seperti tidak ada hari besok saja." gerutu Andre. Dia kesal dari karena Laura belum tidur juga. Karena malam ini dia sudah janji mau tidur dikamar Irina.

Laura bukan tidak tau keresahan suaminya. Tadi, dia sempat mengintip ponsel suaminya yang tergeletak diatas nakas, saat Andre mandi.

Sebuah notif masuk, dari Irina. Mengingatkan suaminya agar tidak lupa janji malam ini.

"Sayang jangan lupa malam ini, ya."

Laura buru-buru meng screenshoot pesan itu dan meng share ke ponselnya sendiri. Lalu menghapusnya agar tidak meninggalkan jejak.

Laura sengaja membongkar pakaian dari lemari, dengan dalih mau merapikan pakaian, hanya untuk membuatnya tetap terjaga.

Jika hanya untuk melepaskan hasrat, kenapa harus dirumah ini. Dasar lelaki tak bermodal, atau takut akan kepergok orang lain. Bila pergi ke hotel atau tempat lainnya. Monolog hati Laura, saat melihat Andre gelisah tak menentu di ranjang.

Dengan ekor matanya, Laura melirik kalau suaminya sibuk membalas chat, yang pastinya itu dari Irina.

Laura pura-pura tidak tau, masih betah saja melipat kain.

"Dek, kamu masih lama gak sih," ucap Andre berusaha meredam rasa kesalnya.

"Memang abang terganggu? Aku gak berisik, kok." sahut Laura heran.

"Bukan soal berisik, masalahnya ini sudah larut malam. Apa tidak bisa dilanjut besok?"

"Baiklah, bang. Aku juga sudah ngantuk," ucap Laura lalu naik ke tempat tidur. Dan berpura-pura tidur.

Setengah jam berikutnya, Laura merasakan tempat tidur bergoyang. Lalu suara pintu dibuka perlahan.

Seperti yang dia duga, Andre pergi menyelinap ke kamar, Irina.

Dasar suami laknat, beraninya! Sungguh tega bermain api dibawah hidung istrinya sendiri. Pengecut!

Setelah memastikan kalau semuanya sudah aman, Laura juga keluar dari kamar. Tidak lupa dia mengaktifkan alat perekam di ponselnya. Untuk dia jadikan bukti atas perselingkuhan suaminya.

Suara-suara rintihan itu, terekam jelas membuat Laura merasa mual. Laura hanya sebentar merekam, karena itu sudah cukup untuk dia jadikan bukti penghianatan suaminya.

Laura kembali ke kamarnya, rebahan sambil bermain hape. Dia akan menunggu suaminya. Laura sudah tak sabar melihat ekspresi suaminya saat melihatnya masih terjaga dan menunggunya.

Setelah dini hari, Andre, baru masuk kembali kekamarnya. Alangkah terkejutnya Andre saat melihat istrinya masih terjaga dan sedang menunggunya.

Laura tersenyum melihat suaminya. Sementara wajah Andre pucat pias, tidak berani membalas tatapan Laura.

"Abang dari mana sih?"

"Eh, abang habis merokok diluar dek. Kamu 'kan tidak suka asap rokok, setiap kali abang merokok."

"Oh, begitu ya. Sejak kapan abang merokok di kamar Irina!" tohok Laura telak, dengan sorot mata dingin. "Ternyata selama ini abang membodohi aku. Ibu undang perempuan jalang itu, untuk berbuat maksiat dirumah ini. Astaga, betapa bodohnya aku telah ditipu mentah-mentah olehmu dan,ç ibumu, bang!" sembur Laura dengan emosi yang meletup-letup.

"Laura dengar dulu dek, penjelasanku. Abang masuk kekamar Irina, karena bola lampu dikamarnya mati, jadi abang membetulkannya."

"Oh, ini yang abang maksud membetulkan, bola lampu, ya? Yang benar saja bang, kamu itu suami laknat. Kamu jadikan rumah ini tempat maksiat! Mulai besok, aku tidak ingin melihat wajah wanita jalang itu dirumahku. Juga adik dan ibumu. Aku jijik melihat kalian." Laura memperdengarkan rekaman di ponselnya. Wajah Andre diam membeku.

"Cukup, Laura. Hentikan bicaramu. Sekarang kamu sudah tau jelas 'kan. Kalau aku tidak pernah bisa kau miliki. Persetan dengan rumah ini, aku juga akan pergi dari sini!"

"Oke, silahkan pergi. Bawa pergi perempuan jalang mu itu dari rumah ini. Malam ini juga!" tantang Laura. Membuat hati Andre ciut.

Dia tau Laura tidak main-main. Bisa saja perempuan itu akan menghancurkan dirinya. Jika itu sampai terjadi, dia akan jadi gelandangan di jalan bersama ibu dan adiknya.

Karena, bila mereka bercerai, dia tidak akan dapatkan apa-apa. Perjanjian itu telah ia tandatangani dulu saat mertuanya memberikan suntikan modal untuk usaha kafenya.

Dia harus bisa meredakan kemarahan istrinya. Dia tau Laura sangat mencintainya. Tentu, dia akan bisa diluluhkan bila dirinya mengaku khilaf dan meminta maaf.

"Maafkan aku dek. Aku khilaf," Andre bersimpuh di kaki Laura, membuat Laura sangat muak, melihat perubahan sikap suaminya

Beberapa menit lalu masih bersuara garang. Sekarang seperti sapi digiring kepejagalan, lesu tak bergairah.

Kemana perginya keangkuhan suaminya selama ini.

"Jangan kira bang, aku percaya dengan semua ucapanmu. Kamu itu sungguh busuk seperti bangkai."

"Maafkan abang dek, abang janji tidak akan berbuat itu lagi. Apapun permintaanmu, akan abang patuhi."

"Hem, benarkah? Abang akan penuhi apapun yang akan aku minta?"

"Iya dek, abang janji."

"Dasar pecundang! Aku jijik dan muak melihatmu, bang. Abang pikir aku bisa percaya begitu saja? Hatiku sakit, selam ini tidak pernah kau anggap dirumah ini. Perlakuan kalian padaku sudah sangat keterlaluan. Aku benci kamu, benci!" teriak Laura, mendorong Andre yang yang terus bersimpuh di depannya.

Andre jatuh kejengkang karena dorongan itu.

Laura tak kuasa menahan tangisnya. Tapi hanya sesaat, setelahnya Laura mengusap air mata dipipinya.

"Baiklah, aku terima tawaranmu bang. Sejak saat ini aku akan ikut campur mengurus kafe. kembalikan hak aku mengendalikan keuangan dirumah ini." ucap Laura dingin. Laura telah menyusun rencana dihatinya.

Sementara Andre juga terpaksa menuruti ucapan istrinya, agar bisa menyusun ulang rencananya. *****

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

jgn pernah mau di atur sm benalu2 menjijikan yg hanya modal lendir. usir Laura, jgn mau 😫😫😫

2024-03-22

0

Lela Lela

Lela Lela

hati hati laura jgn tertipu sm buaya

2023-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketahuan.
2 Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3 Bab. 3. Irina.
4 Bab. 4. Suami Laknat.
5 Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6 Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7 Bab, 7. Akal bulus Andre.
8 Bab, 8. Perubahan Laura
9 BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10 Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11 Bab 11. wajah Bebal Irina.
12 Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13 Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14 Bab, 14. Panik
15 Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16 Bab 16. Pembalasan Laura
17 Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18 Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19 Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20 Bab 20. Sebuah keputusan
21 Bab 21. Sesal
22 Bab 22.
23 Bab 23. Terpuruk
24 Bab 24. Rencana jahat Andre.
25 Bab 25. Penculikan yang gagal.
26 Bab, 26. Masa lalu, Mark
27 Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28 Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29 Bab 29.
30 Bab 30. Insiden bulan madu.
31 Bab 31. Kisah dari masa lalu
32 Bab, 32. Resah yang menyergap.
33 Bab 33. Arumi
34 Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35 Bab, 35. Keraguan.
36 Bab 36. Jujur.
37 Bab, 37.
38 Bab 38. Ratih.
39 Bab 39. Akal bulus Ratih.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42. Ratih diusir.
43 Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44 Bab 44. Pembalasan Ratih.
45 Nab 45. Laura koma.
46 Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47 Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab, 51.
52 Bab 52
53 Bab, 53.
54 Bab, 54
55 Bab 55
56 Bab 56.
57 Tangan kasar suamiku.
58 Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59 Bab 58
60 Bab 59. Andre vs Mark
61 Bab 60.
62 Bab, 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63. Permintaan Andre.
65 Bab 64.
66 bab 65
67 Bab 66.
68 Bab 67
69 Bab 68.
70 Bab 69
71 Bab, 70
72 Bab, 71
73 Bab, 72
74 Bab 73.
75 Bab 74
76 Bab 75.
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78.
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Ketahuan.
2
Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3
Bab. 3. Irina.
4
Bab. 4. Suami Laknat.
5
Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6
Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7
Bab, 7. Akal bulus Andre.
8
Bab, 8. Perubahan Laura
9
BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10
Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11
Bab 11. wajah Bebal Irina.
12
Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13
Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14
Bab, 14. Panik
15
Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16
Bab 16. Pembalasan Laura
17
Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18
Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19
Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20
Bab 20. Sebuah keputusan
21
Bab 21. Sesal
22
Bab 22.
23
Bab 23. Terpuruk
24
Bab 24. Rencana jahat Andre.
25
Bab 25. Penculikan yang gagal.
26
Bab, 26. Masa lalu, Mark
27
Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28
Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29
Bab 29.
30
Bab 30. Insiden bulan madu.
31
Bab 31. Kisah dari masa lalu
32
Bab, 32. Resah yang menyergap.
33
Bab 33. Arumi
34
Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35
Bab, 35. Keraguan.
36
Bab 36. Jujur.
37
Bab, 37.
38
Bab 38. Ratih.
39
Bab 39. Akal bulus Ratih.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42. Ratih diusir.
43
Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44
Bab 44. Pembalasan Ratih.
45
Nab 45. Laura koma.
46
Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47
Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab, 51.
52
Bab 52
53
Bab, 53.
54
Bab, 54
55
Bab 55
56
Bab 56.
57
Tangan kasar suamiku.
58
Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59
Bab 58
60
Bab 59. Andre vs Mark
61
Bab 60.
62
Bab, 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63. Permintaan Andre.
65
Bab 64.
66
bab 65
67
Bab 66.
68
Bab 67
69
Bab 68.
70
Bab 69
71
Bab, 70
72
Bab, 71
73
Bab, 72
74
Bab 73.
75
Bab 74
76
Bab 75.
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78.
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!