Bab. 3. Irina.

"Jika cinta bagimu hanya sebatas kamu butuh. Alangkah munafiknya saat kau menoreh tinta emas dihati yang lain.

Entah, untuk alasan apapun, jiwamu telah mati sejak hari itu."

Masih cukup pagi untuk menerima, kedatangan tamu di hari ini. Jika hanya mau sekedar bertandang. Di saat Laura tengah sibuk berkutat di dapur dengan alat tempur masaknya. Tiba-tiba bel berdering.

"Siapa, tamu pagi-pagi begini?" batin Laura seraya melepas celemeknya. Lalu mematikan kompor. Karena dia hendak menggoreng ikan, jadi terpaksa dia matikan. Mana ibu mertua atau Luna tidak mendengar jeritan bel yang berulang ditekan.

"Iya, sebentar," sahut Laura dengan langkah tergopoh.

Klik....

Suara pintu terbuka. Laura kaget saat melihat seraut wajah asing dihadapannya.

"Anda siapa?" tanya Laura kaget sekaligus heran.

"Apa benar ini rumah Andre, atau Ibu Maya?" tamu wanita itu bertanya dengan sedikit angkuh.

"Ya, benar. Anda siapa dan dari mana?"

"Apa Bu Maya, ada?" sang tamu mengabaikan pertanyaan, Laura. Seraya memanjangkan lehernya untuk menjangkau suasana dalam rumah, karena pandangannya terhalang tubuh, Laura.

Laura, menatap tamunya dari ujung kaki hingga kepala. Sikap tamu itu sungguh tak sopan, bertamu ke rumahnya. Sepertinya dia sudah kenal betul dan akrab denga ibu mertuanya. Apakah tamu ini kerabat dari mertuanya?

"Aku tidak ada urusan dengan kamu, aku hanya mau bertemu Andre dan Bu Maya!"

"Saya istri Andre," ucap Laura. Berharap tamu itu akan beubah sikap.

Wajah sang tamu berubah masam. Sikap angkuhnya masih bertahan setelah mendengar ucapan Laura.

"Laura, kamu ngapain disana. Siapa yang datang, pagi-pagi begini?" teriak Bu Maya dari dalam rumah.

Mendengar suara Bu Maya, sang tamu langsung menyahut.

"Tante, saya Irina!" Bu Maya terkejut mendengar teriakan itu. Irina adalah mantan pacar Andre, yang sengaja ia undang untuk datang ke rumahnya. Hendak membalas menantunya itu.

"Kamu Irina, mari masuk. Laura, kenapa tamu istimewa kita kau biarkan berdiri di depan pintu." Bu Maya mendorong Laura supaya menyingkir dari pintu, lalu menarik tangan Irina supaya masuk ke rumah.

"Apa khabar, Irina. Tante kangen banget sama kamu. Mari masuk." sambut Bu Maya dengan hangat. Tidak peduli dengan tatapan heran Laura.

"Laura, ngapain kamu masih berdiri di situ, ayo buatkan minum untuk tamu ibu." Laura, memilin jemarinya, saat melihat sikap mertuanya menyambut tamu yang menurutnya sangat tidak beretika itu.

Namun, Laura tidak berani protes. Laura hanya diam dan bergegas ke dapur. Untuk membuatkan minuman untuk tamu mertuanya. Laura mengambil tempat gula, ternyata stoplesnya sudah hampir kosong. Palingan cukup untuk dua orang saja.

Laura bingung saat hendak menyeduh teh manis. Apakah dia cuma menyeduh untuk dua orang saja. Bagaimana kalau nanti kalau suaminya ikut nimbrung. Gak mungkin tidak membuatkannya juga minuman.

Laura mengintip dari balik gorden pemisah ruang antara ruang tamu dan dapur. Alangkah kagetnya, Laura saat melihat suaminya memeluk Irina, akrab sekali.

Melihat adegan itu, Laura melongo. Sungguh suaminya tidak menjaga perasaannya. Seolah menganggapnya tidak ada di rumah ini.

Mendadak timbul ide didalam pikiran, Laura untuk membalas perlakuan suami dan mertuanya.

Bergegas Laura, menyeduh tiga gelas teh manis. Meletakkannya di atas meja.

Hati Laura seolah dipilin saat melihat Andre duduk sangat berdekatan sekali. Padahal masih ada kursi lain.

Laura, mengambil tempat duduk dekat ibu mertuanya, seraya memegang nampan.

"Mari diminum tehnya, Irina." Bu Maya, mengajak tamunya menyicipi minuman.

"Huek...!"

"Huek...!"

"Huek...!"

Ketiganya langsung memuntahkan teh manis itu. Bu, Maya melotot ke arah Laura. Begitu juga Andre, yang merasa dipermalukan.

Dengan tatapan tajam setajam pedang, Andre melangkah dan dalam sekejap telah berdiri dihadapan, Laura.

"Plak! Sebuah tamparan keras mengenai pipi Laura. Sensasi panas menjalar di pipinya. Laura mengusap pipinya yang telah memerah. Hatinya sangat sakit sekali.

"Apa-apaan ini, Laura!." geram Andre. Laura melihat ibu mertuanya tersenyum puas, begitu juga tamu mereka.

"Laura...! Jawab!" sambar Andre karena Laura masih bungkam seperti orang bodoh.

"Ada apa, Bu?" sahut Laura tampak bodoh. Dia mengabaikan rasa panas di pipinya. Sepertinya pipinya juga sudah mati rasa karena seringnya kena tampar.

"Kamu taruh apa dalam minuman ini?," hardiknya keras.

"Persediaan gula sudah habis, Bu. Jadi aku campur dengan, garam." sahut Laura datar.

Andre kaget, mendengar ucapan Laura. Matanya nanar memandang ibunya. Juga memaki Laura dalam hatinya atas ketololan istrinya.

"Apa kamu tidak bisa beli di warung dulu?" ucap Bu Maya geram, karena malu dihadapan tamunya.

"Bagaiamana kamu bisa setolol itu, Laura. Menaruh garam di teh manis?" beliak Andre.

"Maaf, Bu. Laura 'kan tidak punya uang. Yang megang uang, 'kan ibu." sahut Laura makin tampak bodoh.

"Dasar tolol, kamu!" hardik Andre menahan geram. Wajahnya serasa ditampar dengan ulah Laura, istrinya.

"Sudah berapa kali ibu katakan, ceraikan saja istri bodohmu itu."

"Salah Ibu juga, kenapa tidak memeriksa kalau stok gula sudah habis."

"Sudah, jangan ribut. Aku tidak apa-apa kok," ucap Irina menengahi keributan kecil itu.

"Tapi, Laura itu telah membuat malu, Ibu."

"Iya, tapi tidak usah diperpanjang lagi, Tante."

Laura mendengus mendengar ucapan manis Irina. Laura berbalik lagi, ke dapur untuk meneruskan pekerjaannya.

Karena masih geram dengan ulah, Laura, Andre menyusul istrinya ke dapur.

Laura pura-pura tidak tau kalau Andre menyusulnya. Laura kembali meneruskan mencuci piring di wastafel.

"Apa maksud kamu, melakukan hal tadi. Sengaja ya, mau membuat aku malu."

"Kenapa malu? Bukankah itu maumu? Kamu yang jahat pada istrimu, kenapa malah menyalahkan istrimu?" sahut Laura dingin. Sepertinya tidak ada rasa takut di hatinya.

"Kamu benar-benar kurang ajar sekarang, ya?"

"Kenapa tidak, bukankah itu hasil perbuatan kamu, Bang. Menurutmu aku ini patung, akan diam terus saat di tindas, gitu? Aku ini manusia, istri kamu! Apa pernah kamu menghargai aku sebagai istrimu?"

"Cukup! Asal kamu tau, aku tidak pernah mencintaimu, sampai kapanpun."

"Hem! Dasar pengecut, jika kamu tidak mencintaiku. Lantas kenapa kamu tidak menceraikan aku saja. Biar kamu bebas mendapatkan siapa saja untuk kau jadikan istrimu!"

"Oke, kalau itu maumu, Aku akan ceraikan kamu saat ini juga."

"Bagus, saat ini juga pergi kalian dari rumah ini!"

"Oh, no! Justru kamulah yang harus pergi dari sini."

"Kamu lupa, kalau rumah ini adalah milikku. Juga saham di dalam kafe itu, setengahnya adalah milikku. Jika kita bercerai!"

Seketika, wajah Andre pucat saat Laura mengingatkan perjanjian itu. Perjanjian yang dibuat oleh mertuanya, saat memberi dana tambahan untuk modal usaha kafe yang di kelola, Andre.

Tentu saja dia tidak lupa akan hal itu. Bahkan rumah yang mereka tempati saat ini adalah, rumah pemberian mendiang mertuanya juga. Atas nama, Laura.

Sekarang, Laura menggunakan itu untuk memukulnya telak di jantung. Ucapan Laura bukan sekedar ancaman baginya. Bukan tidak mungkin Laura nekad menerima berpisah.

Bukankah sudah begitu banyak penderitaan yang mereka timpakan pada Laura. Perempuan yang selalu ia abaikan selama ini? ***

.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

mantap Laura, usir semua benalu dr dlm rmh mu🙄🙄🙄

2024-03-22

0

Lela Lela

Lela Lela

good kamu laura 👍💪

2023-11-02

0

auliasiamatir

auliasiamatir

berati semua bukan salah andre, tapi laura yang tolol, udah tau dia punya segalanya ngapain bertahan, kalau aku jadi dia udah ku urus surat cerei dari awal.

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketahuan.
2 Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3 Bab. 3. Irina.
4 Bab. 4. Suami Laknat.
5 Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6 Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7 Bab, 7. Akal bulus Andre.
8 Bab, 8. Perubahan Laura
9 BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10 Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11 Bab 11. wajah Bebal Irina.
12 Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13 Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14 Bab, 14. Panik
15 Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16 Bab 16. Pembalasan Laura
17 Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18 Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19 Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20 Bab 20. Sebuah keputusan
21 Bab 21. Sesal
22 Bab 22.
23 Bab 23. Terpuruk
24 Bab 24. Rencana jahat Andre.
25 Bab 25. Penculikan yang gagal.
26 Bab, 26. Masa lalu, Mark
27 Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28 Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29 Bab 29.
30 Bab 30. Insiden bulan madu.
31 Bab 31. Kisah dari masa lalu
32 Bab, 32. Resah yang menyergap.
33 Bab 33. Arumi
34 Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35 Bab, 35. Keraguan.
36 Bab 36. Jujur.
37 Bab, 37.
38 Bab 38. Ratih.
39 Bab 39. Akal bulus Ratih.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42. Ratih diusir.
43 Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44 Bab 44. Pembalasan Ratih.
45 Nab 45. Laura koma.
46 Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47 Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab, 51.
52 Bab 52
53 Bab, 53.
54 Bab, 54
55 Bab 55
56 Bab 56.
57 Tangan kasar suamiku.
58 Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59 Bab 58
60 Bab 59. Andre vs Mark
61 Bab 60.
62 Bab, 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63. Permintaan Andre.
65 Bab 64.
66 bab 65
67 Bab 66.
68 Bab 67
69 Bab 68.
70 Bab 69
71 Bab, 70
72 Bab, 71
73 Bab, 72
74 Bab 73.
75 Bab 74
76 Bab 75.
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78.
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Ketahuan.
2
Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3
Bab. 3. Irina.
4
Bab. 4. Suami Laknat.
5
Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6
Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7
Bab, 7. Akal bulus Andre.
8
Bab, 8. Perubahan Laura
9
BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10
Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11
Bab 11. wajah Bebal Irina.
12
Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13
Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14
Bab, 14. Panik
15
Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16
Bab 16. Pembalasan Laura
17
Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18
Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19
Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20
Bab 20. Sebuah keputusan
21
Bab 21. Sesal
22
Bab 22.
23
Bab 23. Terpuruk
24
Bab 24. Rencana jahat Andre.
25
Bab 25. Penculikan yang gagal.
26
Bab, 26. Masa lalu, Mark
27
Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28
Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29
Bab 29.
30
Bab 30. Insiden bulan madu.
31
Bab 31. Kisah dari masa lalu
32
Bab, 32. Resah yang menyergap.
33
Bab 33. Arumi
34
Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35
Bab, 35. Keraguan.
36
Bab 36. Jujur.
37
Bab, 37.
38
Bab 38. Ratih.
39
Bab 39. Akal bulus Ratih.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42. Ratih diusir.
43
Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44
Bab 44. Pembalasan Ratih.
45
Nab 45. Laura koma.
46
Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47
Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab, 51.
52
Bab 52
53
Bab, 53.
54
Bab, 54
55
Bab 55
56
Bab 56.
57
Tangan kasar suamiku.
58
Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59
Bab 58
60
Bab 59. Andre vs Mark
61
Bab 60.
62
Bab, 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63. Permintaan Andre.
65
Bab 64.
66
bab 65
67
Bab 66.
68
Bab 67
69
Bab 68.
70
Bab 69
71
Bab, 70
72
Bab, 71
73
Bab, 72
74
Bab 73.
75
Bab 74
76
Bab 75.
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78.
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!