"Milaaaaa" Panggil elang ketika ia sudah masuk kamar. Elang terlihat sangat kesal karena ulah mila hari ini.
"Belum genap sehari jadi suami istri mil mil, semua sifat aslimu udah kelihatan" batin Elang
"apaaaaaa" jawab Mila yang kembali menangis
"ngapain ngomong begituan sama mama. jadi malu kan gua" ucap elang
"Ya kan bener aku ngajakin kamu keluar. berangkat bahagia, pulangnya malah sakit" Jawabku
"mama aja yang pikirannya ke arah sana. orang yang aku omongin bukan itu. kamu juga tahu kan maksudku apa?" Timpalku lagi.
"iyadeh iya, terserah pokoknya." jawab elang sambil berjalan menuju kulkas lalu mengambil sebungkus kopi instan, Elang menyeduh kopi itu dan membawanya ke balkon.
di sela-sela tangisku meratapi kejadian hari ini, Aku ingat satu fakta bahwa Venya adalah mantan pacar elang. Aku jadi penasaran pesan apa yang dikirimkan venya pada elang dan bagaimana kelanjutan pertengkaran antara Kak Hugo dan Venya.
"Lang" panggilku setelah menyusul elang ke balkon
"Apa" jawabnya singkat sambil menyeruput kopi yang ia buat tadi. entah karena ia marah atau karena sifatnya begitu.
"makasih ya" Ucapku yang membuat Elang menyemburkan kopinya. Untung saja kopi itu disemburkan ke arah depan, bukan ke arah mukaku.
"apa tadi? bilang apa?" ucap elang ingin aku mengulangi apa yang barusan ku katakan.
"Makasih ya Elang" ucapku lagi dengan nada yang lebih manis
"mau minta tolong apalagi" jawab elang
"enggak, nggak mau apa apa. nggak mau minta tolong. nggak ada maunya. cuma mau bilang makasih aja. tulus ini dari dalam hatiku" Ucapku meyakinkan elang.
"oh iya. sama sama. lain kali kalau ada yang mempermalukan kamu, jangan mau. balas dia atau setidaknya kalau kamu nggak bisa balas dia kamu bisa pergi biar nggak jadi bahan ejekannya." Jawab elang memberiku nasehat yang ku rasa itu benar.
selama ini, aku adalah orang yang tidak enakan. jarang sekali aku berkata tidak jika temanku meminta bantuan. apapun itu selagi aku bisa pasti akan aku lakukan.
"satu lagi, nggak enakannya di kurangin. bukan tugas kamu menegakkan keadilan dan bukan tugas kamu membantu semua orang. bukan tugas kamu juga menyenangkan hati semua orang. sesekali kamu bilang 'tidak' itu nggak pap, nggak salah. sesekali kamu harus utamakan dirimu sendiri." Lanjut lagi nasehat Elang padaku.
tak ku sangka, elang yang terlihat dan terkesan sedingin es batu bisa memberiku nasehat sebaik ini.
apa yang di katakan elang memang benar. aku memang seperti itu. aku lebih sering mengutamakan oranglain daripada diriku sendiri. aku juga jarang berkata tidak meskipun itu berarti membuat aku tidak nyaman. jadi manusia nggak enakan memang nggak ada enaknya.
"Kamu juga harus lebih dewasa. harus bisa membedakan mana yang baik mana yang enggak. mana yang tulus mana yang modus. seminggu lagi kita masuk kuliah. akan ada lebih banyak manusia dengan lebih banyak lagi sifat. kalau kamu seperti ini, akan lebih banyak lagi yang memanfaatkan." Ucap elang lagi.
"iyasih. aku emang nggak enakan anaknya" Ucapku
"Jangankan buat membalas mereka yang jahat, buat nolak aja aku susah. Aku cuma takut penolakan ku menyakiti mereka tanpa pernah memikirkan kalau aku nerima itu menyakiti diriku sendiri." Jawabku sambil menatap ke arah langit yang saat itu bertaburan bintang malam.
...***Kembali ke Cafe Taman Kota***...
kak hugo dan Venya masih saling terdiam di cafe itu. Malam itu, untungnya cafe tidak terlalu ramai. jadi, pengakuan yang di lontarkan oleh elang tidak mengejutkan siapapun.
hawa dingin merasuki tubuh Venya hingga sampai ke tulang. Ia tidak tahu darimana ia akan mulai menjelaskan semua hal yang terjadi malam ini.
"Go" Ucap Venya setelah beberapa saat hanya diam. pada awalnya ia ragu untuk memulai hingga akhirnya ia memberanikan diri mengucapkannya.
"Ya" jawab kak hugo singkat
"Aku nggak ada maksud apa-apa" Ucap Venya dengan suara bergetar seolah menggunakan seluruh sisa keberaniannya.
"Ya" jawab kak hugo singkat lagi.
kak Hugo kemudian menyalakan ponselnya dan meminta venya membaca apa yang ia kirimkan pada Elang. Tadi, ketika Elang marah marah pada mereka, ia sempat mengirimkan pesan yang ia terima dari venya kepada kak hugo.
"pesan apa go" Tanya Venya masih berusaha mengelak dan ingin berkata bahwa ia di jebak.
"dengerin baik-baik. aku bacakan semua yang kamu tulis untuk elang" Ucap Kak Hugo sambil membaca bait demi bait pesan yang dikirimkan elang padanya
"Lang, ada banyak hal menakjubkan di dunia ini. Tapi satu-satunya hal menakjubkan bagiku saat ini adalah pertemuan sesaat kita. Aku tidak yakin sejak kapan rasa ini mulai ada, tapi aku percaya kamulah pemilik hati yang di takdirkan untuk memiliki dan menjaga hatiku selamanya." Tulis Venya pada elang di bait pertama pesan itu
"Lang, keegoisanku sebagai manusia biasa sering membawaku pada ujung emosi yang tidak terbendung. Emosi itu lalu meluap tanpa ampun dan menyakiti setiap orang yang terlibat di dalamnya. Maka dari itu, aku ingin meminta maaf untuk segala salah dan khilaf yang sering aku perbuat padamu" Tulis venya pada bait kedua.
"satu-satunya keputusan yang ku sesali adalah memutuskan hubungan ini dan menolakmu ketika kamu mengajakku kembali. aku selalu berfikir apa aku pantas untuk lelaki sesempurna dirimu." Tulis venya pada bait ketiga
"Lang, jika ada kesempatan lagi. jika masih ada bagian hatimu yang tersisa untukku dan suatu saat kamu menyadarinya, datang kembali padaku. Aku masih akan terus setia menunggumu untuk kembali jadi milikku. I Love You Erlangga Shaquille" Pungkas Venya dalam pesan itu.
"masih mau mengelak lagi?" Tanya Kak Hugo dengan emosi yang kian menjadi-jadi.
"kamu anggap apa aku vee sampai sampai kamu tega mengucapkan kata-kata itu pada lelaki lain di belakangku tapi di sisi lain kamiu berhasil meyakinkanku bahwa kamu benar-benar mencintaiku tanpa menyisakan tempat untuk yang lain di dalam hatimu" Ucap kak Hugo dengan nada bicara yang lebih marah.
"Elang yang memulai semuanya. kemarin malem, dia ngajakin aku balikan dengan alasan nggak mau di jodohin sama pilihan orangtuanya. dia bahkan berkata mau mengirimiku uang jajan jika aku mau membantunya menggagalkan perjodohan ini" ucap Venya mencari alasan.
"pada saat itu aku menjawab semua itu tidak mungkin. mau berapapun uang itu aku nggak peduli. tidak semua hal bisa di selesaikan dengan uang kan go?" Ucap Venya meyakinkan kak Hugo.
"kalau aku cinta sama dia, kenapa nggak aku terima aja ajakannya balikan?" Ucap Venya berusaha meyakinkan kak hugo lagi
"Aku ngirim pesan itu cuma buat ngetes dia aja. nggak lebih" Pungkas Venya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments