"bukannya papa sama mama ketemu sama calon besan di hotel agung? Kok bisa disini?" tanya elang setelah beberapa saat mematung
"kami emang ketemu sama calon besan, tapi bukan di hotel agung" jawab mama Elang sambil tersenyum.
"kok bisa gini sih" ucapku dalam hati
"mama sama papa tadi pagi ke hotel agung kan?" tanya Elang setelah beberapa saat terdiam
"enggak, kami tadi memang lewat hotel agung, karena kami kesini menaiki bisik (mobil klasik papa Shandi dan mama Lesta saat berpacaran dulu) jadi dia agak nggambek lalu mogok di depan hotel agung." Ucap papa yang membuat Elang tahu kenapa GPS papanya berhenti di depan hotel agung namun orangnya ada di sini.
"terus?" jawab elang
"Yaa terus papa telpon mas Ari minta diantarkan kesini tapi, mas ari baru nemenin istrinya melahirkan padahal nggak enak kan mau ketemuan sama calon besan terlambat, jadi papa sama mama memutuskan untuk rental mobil agar bisa segera sampai disini" Jelas papa Shandi lagi kepada elang
"Lang, ternyata jodoh nggak kemana yaa. Kamu mati-matian menolak perjodohan yang papa rencanakan karena kamu memiliki pacar, dan ternyata pacarmu adalah calon jodoh yang papa siapkan." ucap papa shandi yang diakhiri dengan tawa.
"iya pa. eh tapi ngomong-ngomong sejak kapan rencana perjodohan ini ada?" Tanya elang yang makin kesini makin penasaran dan banyak sekali pertanyaan dengan penuh tanda tanya dalam kepalanya.
"Sejak kalian mulai masuk Taman kanak-kanak. kami melihat kalian itu sangat cocok dan serasi, sangat pas kalau berjodoh akan melengkapi satu sama lain" Jawab Mama lesta yang dari tadi diam.
inginku menangis sekencang-kencangnya. bagaimana bisa?
"Iya, ini pacar elang Pa, Ma. tapi kan nggak nikah sekarang juga" Ucap Elang yang masih mencoba membela diri mencari celah agar pernikahan ini setidaknya ditunda dan nanti kami bisa mencari alasan untuk putus.
"kami masih terlalu muda untuk membina rumah tangga pa, ma. lagipula Elang belum memiliki penghasilan untuk menafkahi Mila" Timpal elang lagi.
"biasanya gimana sih lang? semua beres lah sama papa. nanti uang jajan kamu papa tambahin. Mila juga nanti papa kasih Kartu kredit sendiri, tanpa limit" Ucap Papa Elang.
"tawaran yang menarik" ucapku dalam hati sambil membayangkan belanja sepuasnya setelah mendengar kata kartu kredit tanpa limit.
"Tenang aja Lang, nanti Om transfer tiap bulannya. Atau kalau mau kartu kredit juga boleh. jadi dobel kan. Om Jaka sama Papa Sandi kerja keras buat apa sih kalau bukan buat kalian" Ucap papa yang dari tadi diam.
"ya tapi kan elang pengen bisa menafkahi istri elang sendiri pa, om" Ucap elang lagi.
"Itu besok lang. yang terpenting buat kalian itu sekarang saling menjaga aja. apalagi kalian mau masuk kampus di kota yang sama. nanti kalian bisa tinggal berdua. sesekali kami pasti nengokin" Ucap papa yang membuat Elang tak bisa berkelit lagi.
"Pa, Ma. Om, Tante. tapikan aku belum bisa masak sama ngurusin rumah tangga. Gimana caranya jadi istri aku belum tahu" Ucapku membuat alasan.
"Makanan kalian bisa beli, pakaian kalian bisa laundry. sekarang ini zamannya mudah, tidak perlu diperumit dengan pikiran-pikiran kalian sendiri" Ucap mama memberi solusi yang akhirnya membuatku tak bisa berkelit.
"Selesai sudah perjuangan memperjuangkan masa lajang ini" ucapku dalam hati sambil menatap elang yang juga menatapku.
"Ini hari baik kan mas Jaka, Mbak Kinar? kita nikahkan saja mereka hari ini. Yang penting sah dulu" Ucap papa elang bersemangat.
"Tapi..... ....... ......" Ucapku dengan elang berbarengan namun belum selesai kami mengucap, kata kata kami sudah terhenti dengan kehadiran orang lain dirumah ini.
"Selamat pagi, Saya Taufik, petugas kantor urusan agama (KUA). Apakah kedua mempelai sudah siap?" Tanya pak Taufik yang membuatku lemas, sedangkan elang yang biasanya penuh ide gila hanya diam mematung karena ia tak mau mengambil resiko kehilangan milyaran warisan dari papanya.
"Selamat pagi pak Taufik, benar pak! kedua mempelai dan orangtua sudah siap. Saksi juga sudah ada. Apakah akad nikah bisa segera dilaksanakan?" Tanya Mama
"Lebih cepat lebih baik bu Kinar" jawab pak Taufik
"hahahahahaha" semua orang di dalam ruangan itu tertawa bahagia, kecuali aku dan elang. kami hanya menyeringai ketika mereka sesekali melihat ke arah kami.
"tapi nggak secepet ini juga kan pak, orang nikah kan harus ada cincinnya, harus ada mas kawin dan seserahannya. nyiapin itu semua nggak cukup 10 menit loh hehehehe" Jawabku sambil tertawa pura-pura ikut bercanda.
"semua beres sudah mama atur sedemikian rupa. kalian nggak perlu mikir apa-apa. cukup duduk manis berias lalu akad nikah semua sudah beres." Jawab mama Lesta (mama Elang)
"Mbak, tolong semua seserahan dan mas kawin pernikahan ini di sini ya. eh tapi kalau mas kawinnya kayaknya di taruh meja akad nikah" Ucap mama Lesta saat mengatur semuanya.
benar saja, tak berselang lama, asisten rumah tangga yang diperkerjakan papa menata semua hal yang berkaitan dengan pernikahan secara rapi dan indah di atas meja.
aku dan elang saling menatap melihat apa yang mereka lakukan. benar benar di luar nalar dan jauh dari rencana kami.
"sebelum akad nikah, aku mau ngomong berdua dulu sama Mila ya semuanya" Ucap Elang secara tiba tiba saat menatapku.
"di atas aja ngobrolnya yaa" Jawab mama Kinar.
Mendengar ucapan elang, aku langsung menariknya menaiki anak tangga untuk berbicara di depan kamarku yang berada di lantai dua. sedangkan mama Lesta berbisik dengan mama Kinar sambil tersenyum kecil.
"gimana ini lang. gimana cara gagalinnya" ucapku panik dan hampir menangis.
"nggak ada cara lagi Mil." jawab elang dengan muka kesalnya namun sudah sangat pasrah.
"jadi maksudnya kita terima aja dinikahkan paksa hari ini?" tanyaku
"iya. nanti setelah ini kita bisa pergi ke Jogja dan hidup senormalnya kita sekarang. aku nggak bisa nolak mil. nggak bisa aku kehilangan warisan papa" jawab elang
"aku juga nggak bisa lang lepasin mimpiku gitu aja" jawabku sedih
"Yaudah kita sepakat aja untuk dinikahkan hari ini. nanti setelah kita menikah, kita nggak perlu melakukan kewajiban suami-istri apapun. hidup sebebasnya, tapi orangtua taunya kita hidup sebagai suami istri" Ucap elang
"oke" Jawabku pada elang.
setelah diskusi singkat itu, kami turun ke bawah dan meja untuk akad kami sudah dipersiapkan.
"pa, ma. Om, Tante. Kami mau menikah hari ini, tapi, akad sederhana asal khidmat. untuk pesta pernikahan, bisa digelar setelah kami selesai dengan pendidikan kami. dan juga, rahasiakan pernikahan ini dari siapapun. kasian Mila dan semua cita-cita yang selama ini ia usahakan" Ucap elang sambil menggenggam tanganku
"pinter juga manusia ini cari alasan" Ucapku dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
DARU YOGA PRADANA
Keren abis nih karya, besok balik lagi baca baruannya!
2023-08-04
1
Elysia
Gak nyangka bisa sebagus ini.
2023-08-04
1