SAH

akad nikah berjalan dengan lancar. Orangtua kami terlihat sangat bahagia. saking bahagianya, mereka terlihat 10 tahun lebih muda.

satu persatu anggota keluarga inti maju ke depan untuk memberi kami kado pernikahan sekaligus ucapan selamat. tak lupa juga ada sesi foto.

Kami memperkenalkan diri sebagai pacar, maka kami harus berfoto dengan bahagia agar orangtua kami tidak menaruh curiga. pose demi pose telah kami lakukan. siapa sangka foto akad nikah yang tak kami kehendaki ini justru nampak bagus dan serasi.

"ma, pa" ucapku setelah penghulu dan keluarga inti kami pergi.

"iya, kenapa mil?" tanya mama

"tentang pernikahan ini, tolong jangan beritahu siapapun ya. Mila mau ngejar cita-cita Mila." Ucapku memelas

"Iya ma, pa. Elang setuju. Yang penting sekarang kami sudah menikah sesuai perjodohan yang mama dan papa atur" Ucap elang membantuku.

"tolong jangan posting foto pernikahan kami di sosial media apapun. Mila dan Elang masih mahasiswa baru, nggak enak rasanya kalau kami memperkenalkan diri sebagai suami dan istri. biarkan teman teman kami tahunya kami ini pacaran" Pintaku.

"beres" jawab orangtuaku dan orangtua Elang secara bersamaan, lalu diakhiri dengan tawa karena mereka merasa sangat kompak.

"Kapan kalian Ospek?" Tanya Mama

"Kampus Mila Minggu depan Ma" jawabku

"Kampus Elang juga ma" Jawab Elang yang langsung ikut memanggil mamaku dengan kata mama

"Mau pindahan ke jogja kapan?" Tanya Mama Elang?

"secepatnya aja ya ma" jawabku yang mengikuti panggilan Elang.

"Kami sudah menyiapkan rumah untuk kalian. Lokasinya nggak jauh dari kampus. Rumahnya 2 lantai, tapi yang lantai atas cuma tempat kalian bersantai sama jemuran" Ucap Papa Jaka (Papa Mila)

"menurut kalian kurang nggak?" Tanya papa sandi (Papa Elang)

"Ada berapa kamar tidur pa?" tanyaku untuk memastikan ada kamar lain yang bisa digunakan elang, karena aku tak mungkin terus menerus sekamar dengannya.

"Ada 3 kamar tidur. Satu untuk kalian, 2 untuk kami" Jawab mama Lesta (mama elang)

"Cocok" jawabku dan elang bersamaan.

"kita berangkat besok pagi yaa. Kami ambil cuti 2 Minggu sampai kalian selesai ospek, biar bisa jalan-jalan." Ucap mama Kinar (mama Mila)

"sebenernya nggak harus gitu juga ma, pa. kami tidak mau terlalu merepotkan. Mila berangkat berdua sama elang nggakpapa kok. kami bisa naik bus biar lebih mesra" Ucapku sebagai alasan agar mereka tidak ikut kami.

"nggakpapa. kami takut kalian kerepotan waktu ospek." Ucap mama Lesta yang tak bisa ku bantah lagi.

kami hanya mengangguk dan menurutinya. Bagiku lebih baik seperti itu daripada harus kuliah di tempat yang tidak ku inginkan. Sedangkan bagi elang, sabar sementara ini lebih baik daripada kehilangan seluruh warisan yang selama ini menjamin hidupnya.

Aku sama sekali tidak memikirkan pernikahan ini, yang aku pikirkan justru perpindahanku ke kota jogja. aku sangat tidak sabar.

"Tuhan, Bukannya aku mempermainkan sebuah pernikahan. Tapi, ini bukan jalan hidup yang aku inginkan. sekalipun seorang hamba harus berdamai dengan takdirnya karena Engkau yang maha mengetahui apa yang tidak kami ketahui tapi Tuhan, bayangan akan indahnya masa depan yang harus ku perjuangkan terpampang jelas di depan mata. bagaimana mungkin aku tak berusaha menggapainya" Ucapku dalam hati.

"Tuhan, Aku tahu Engkau adalah sebaik-baiknya pengatur. Tapi, pengaturan apa yang Engkau siapkan sehingga aku harus memilih antara menikahi gadis yang tak ku cintai atau kehilangan warisan yang kilaunya tak terhingga?." Batin Elang

"Tuhan, Karena ini sudah terlanjur maka, aku akan berusaha menjaganya walaupun aku belum bisa menerimanya sebagai bagian dari hidupku" Batin elang lagi setelah semua orang setuju dengan waktu perpindahan kami.

Jogja adalah kota manis. Jogja adalah kota yang damai. kota yang tenang, kota yang sangat cocok digunakan sebagai tempat melepas penat dari persaingan hidup yang kian menjadi. Terlebih lagi jogja adalah tempat dimana lelaki yang mencuri hatiku berada. Alasan utamaku berjuang tinggal di jogja adalah untuk mengejarnya.

Lelaki yang ku kejar itu bernama Hugo. Dia adalah kakak kelas sekaligus pemain basket inti di SMA ku. perawakannya gagah dan bisa di bilang ia adalah idaman banyak wanita di sekolah. Hampir tidak ada yang tidak mengenalnya.

Aku sangat senang membayangkan bisa sekota dan sering bertemu dengannya seperti sebelumnya. Sebelum kak Hugo pindah ke Jogja, kami sering bertemu. Dia sering meminta bantuanku untuk mengajarinya mengerjakan tugas di Cafe, di Rooftop mall, atau dimanapun tempat yang kami janjikan. meski tak jarang setelah itu dia meninggalkanku namun aku sangat senang.

banyak orang berkata dia hanya memanfaatkanku. Tapi, cinta itu buta kan?. setahuku dia mengajakku kencan dengan kedok mengerjakan tugas.

"ngapain cengengesan? seneng elu gua nikahin?" ucap elang ketika masuk ke dalam kamarku

"najis. tapi ngapain sih elu masuk kesini. kamar lain banyak lang" Ucapku karena merasa istanaku terganggu.

"mama Kinar yang nyuruh gua masuk kesini" jawab Elang

"Kamar lain penuh di isi sama orangtua gua, sama ada sepupu elu yang disuruh kesini buat nungguin rumah ini selama penghuninya ke Jogja" jawab Elang sambil merebahkan tubuhnya ke kasurku.

"mau ngapain?" pindah sofa" ucapku

"Mamaaaaaaaaaa, Mila katanya malu elang nggak boleh ti...." Teriak elang namun sebelum ia menyelesaikan kata-katanya mulutnya ku tutup dengan tanganku.

"sttttttttttttttttt" ucapku sambil berlari dan menutup mulut elang.

"ngapain si ngadu?" tanyaku

"gua capek, pengen tidur cepet. tapi mau bersih-bersih dulu" Ucap Elang sambil berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.

Jam memang sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu itu.

Tiba-tiba, aku mendapat sebuah pesan.

"Mila" Tulis seseorang di ujung sana. pengirim pesan itu jelas tertulis 'Hugo'

seketika, kemarahan dan kejengkelanku berubah menjadi tawa. Elang yang sudah berada di kamar mandi tak tau hal ini.

"Iyaa kak. Ada apa ya?" Balasku kegirangan.

"Ada acara nggak malem ini?" Ucap kak Hugo di ujung sana

"Aku free kak, gimana" balasku cepat.

"ketemuan yuk. kebetulan aku lagi di Bandung hehe. udah lama nggak ngobrol kan" Ucapnya yang membuatku lebih heboh lagi.

"dimana kak?" Balasku

"di cafe deket taman bunga gimana? kebetulan aku lagi di sekitar situ" Ucapnya

"boleh tuh kak, hits banget tempatnya" balasku yang masih kegirangan

"Oke, aku tunggu ya" balasannya

"see you kak" Balasku yang tidak mendapat balasan lagi.

Aku mengira kak Hugo mengajakku bertemu karena ia kangen sudah lama tak bertemu, tapi ternyata dugaan ku salah. Kak Hugo justru ingin memperkenalkan pacarnya padaku. Pacar yang ia dapatkan ketika kuliah di jogja dan kali ini ia bawa pulang ke Bandung. bahkan pesan tadi di kirim oleh pacar kak Hugo.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!