Menghindar untuk berjodoh

"ini cewek kenapa sih sensian mulu. dulu gimana coba, dikit dikit Lang shopping, Lang jalan, Lang Mall, Lang lipcream, Lang mau keramas di salon. sekarang sok sokan bilang, nggak semuanya bisa diselesaikan dengan uang. Dulu gimana?" Ucap Elang kesal setelah Venya menutup telponnya.

"vee, gua cuma butuh bantuan elu buat pura-pura jadi pacar gua" tulisku pada pesan singkat yang di kirim elang pada venya.

"Tidak ada pura pura yang berakhir baik lang. kadang sebagai manusia kita harus menerima takdir tuhan" balas Venya

"sekarang mau gimana coba." ucapnya lagi setelah membaca balasan venya.

"mau dimana coba nemuin pacar dalam waktu kurang dari 24 jam?" ucap elang lagi yang sedang kebingungan.

elang lalu membuka akun sosial medianya dan mulai melihat-lihat satu persatu wanita yang mengiriminya pesan.

"ah mana bisa mereka semua ku kenalkan pada mama dan papa. yang ada nanti di tolak mentah-mentah dan langsung dinikahkan secara paksa detik itu juga dengan pilihan mereka" ucap elang yang sudah mulai pesimis. satu sisi ia tak mau di jodohkan dengan wanita manapun karena ia punya selera sendiri, tapi di sisi lain ia juga tak mau kehilangan warisan dari papanya yang tak terhingga itu.

tak lama kemudian, ponsel Elang berbunyi. Telpon dari sepupunya Dealova Andara

"Ngopi yuk Lang" Ajak Dea tanpa basa basi setelah elang mengangkat telponnya.

"suntuk nih gua nggak ada kerjaan." Timpalnya lagi sebelum elang menjawab

"tempat biasa ya" Jawab elang

"dih, tumben cepet" Jawab Dea

"Om sama tante lu tiba-tiba ngide jodohin gua. katanya kalau gua gamau nikah sama pilihannya, warisan kaga dibagi ke gua" Ucap Elang Kesal

"hahahahahahahahahah" Dea tak menjawab apapun, ia hanya tertawa di ujung telpon. tawanya membuatku 360° lebih kesal.

"sumpah ini nggak lucu" Ucap Elang

"udah sih di tolak aja biar warisannya gua yang ngewarisin" ucap dea membercandai elang.

"nggak ngasih solusi malah nambahin beban hidup gua" Jawab elang yang semakin kesal.

"ya gimana caranya nolak coba?" tanya Dea

"mama sama papa bakal batalin perjodohan yang mereka rencanakan kalau gua bisa kenalin pacar gua ke mereka. kalau pacar gua masuk kriteria mereka, mereka bakal stop jodohin gua, karena tujuan mereka cariin gua jodoh adalah buat cari cewek yang bisa ngatur gua" curhat elang

"emang gua selama ini terlalu liar?" tanya elang

"nggak sih biasa aja. lu cuma terlalu bodoh dan sering di manfaatin sama cewek liar" ucap Dea.

"siapa coba yang bisa gua kenalin ke orangtua gua" ucap elang lagi

"Ya tinggal bilang aja elu punya pacar Lang, kenalin lah Venya" ucap Dea setelah ia selesai tertawa

"Gua udah putus. tadi gua udah telpon venya, tapi dia malah marah-marah ke gua. Elu aja gua kenalin jadi pacar gua. biar ga di jodohin aja" Ucap Elang

"Jangan gila pleaseeeee!!! Eh lang, tapi ngomong-ngomong barusan temen gua juga curhat, katanya dia di jodohin gitu, kenapa kalian ngga saling bantu aja?" Ucap Dea berusaha memberi solusi

"ya elu tau kan, gua nggak mungkin bawa cewek spek sembarangan buat gua kenalin." Jawab Elang

"Ini bukan spek sembarangan. Elu tau Mila kan. Nah si mila yang mau di jodohin sama orangtuanya. dia kan pinter, cantik, mulus, nilainya 11:12 sama elu. ntar bilang aja elu cinta dia karena pinter dan dia bisa jadi semangat belajar elu" Ucap Dea yang membuat Elang seolah mendapat pencerahan. beban berat di pundak dan bayang-bayang tercoret dari daftar ahli waris lenyap begitu saja.

"gua ajak sekalian deh Mila nya. nanti kalian bisa ngobrol. kasian loh dia" Ucap Dea Lagi.

"Yaudah yaa, gua tutup dulu telponnya. ketemu tempat biasa" pungkas dea yang langsung mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban elang.

Setelah itu baik aku, elang maupun dea berangkat menuju cafee yang telah kami sepakati sebelumnya. Dea sudah menjelaskan semuanya dan disana kami bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan rencana ini. karena tujuan kami sama, jadi kami berencana untuk saling membantu.

"ntar kalau orangtua gua nanya sejak kapan kita pacaran jawab aja kita nggak pacaran tapi berkomitmen dan saling menjaga" ucap elang

"iya karena sebenernya gua nggak di izinin pacaran, takut ganggu nilai akademik gua. ternyata nggak di izinin pacaran karena udah di siapin jodoh"

"lagian gua heran. orangtua gua itu bukan manusia jaman dulu yang kolot. mereka gaul bahkan berwawasan. tapi kenapa tiba-tiba ngide buat jodohin gua" curhat elang kesal.

"sama aja lang. mama papa gua juga bukan orang jaman dulu mereka selalu support setiap langkah gua yang baik dan bikin gua lebih maju. cuma ya heran aja tiba-tiba mereka mau nikahin gua" Ucapku

"eh, tapi yang mau di jodohin sama gua itu bukan elu kan lang?" Tanyaku karena tiba-tiba aku curiga

"nggak mungkin, gua kenal semua temen papa gua. Lagipula yang mau di jodohin sama gua ini kayaknya orang jauh, soalnya perjamuannya di cafee nggak di rumah." jawab Elang meyakinkanku.

ketika Elang menjawab pertanyaanku, mama mengirim sebuah pesan singkat

"eh, mama gua ngirim pesan nih, minta pagi aja ketemunya dirumah. katanya udah di siapin MUA sama penghulu kalau aku ngga beneran bawa pacar mau sekalian di nikahin sama lelaki pilihan mereka." ucapku

"tenang, akting gua bagus kok. besok pagi bakal gua bantu meyakinkan seyakin-yakinnya kalau gua pilihan yang tepat. lagipula kita bakal kuliah di kota yang sama kan, itu bakal memperkuat alasannya" Jawab Elang.

"Sorenya, gantian elu yang ngeyakinin orangtua gua. awas aja kalo sampe gagal gua nikahin beneran elu" Ucap elang lagi dengan ancamannya

mendengar perkataanya, bulu kudukku seketika berdiri.

begitulah takdir mengatur pertemuan kami. begitulah takdir mengatur pemersatuan kami. begitu pula takdir mengatur kelancaran perjodohan kami.

Malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang. Lalu keesokan harinya, aku bangun lebih awal untuk menyiapkan baju yang telah ku sepakati dengan Elang. Warna baju senada agar kami terlihat seperti pasangan sungguhan yang saling mencintai.

"Lang, jangan lupa bajunya warna abu-abu yaa" Tulisku pada sebuah pesan singkat yang ku kirimkan pada elang setelah aku bangun tidur.

lama tak mendapatkan balasan, aku berinisiatif untuk menelpon elang namun tak juga mendapat jawaban.

"pasti manusia ini masih tidur'" ucapku sambil terus berusaha menelponnya

"Lang, jangan telat" Ucapku ketika aku sudah menyerah menelponnya dan memilih mengiriminya pesan. setelah itu, aku mandi dan bersiap-siap dengan dandanan paling cantik menurut versiku.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!