Kediaman Aldarberto ...
Jarvis memegang erat tangan istrinya yang semalaman demam tinggi. Entah kenapa setiap selesai mengenang kematian putri mereka Cherry pasti jatuh sakit dan itu Jarvis sembunyikan dari yang lain jangan sampai kesakitan Cherry di manfaatkan oleh orang lain.
Sialnya kemana Kaka kenapa sampai sekarang belum datang karena hanya Kaka yang bisa menenangkan sang istri jika begini.
Manusia satu ini memang benar-benar membuat Jarvis marah. Tak mungkin Jarvis membawa sang istri ke Istana dalam keadaan begini yang ada semuanya jadi kacau.
"Honey, bangunlah jangan buat ku takut!"
Lilir Jarvis tak tega melihat istrinya begini sang istri bagai mayat hidup berbaring lemah dengan mata yang terus terpejam seolah menolak untuk bangun.
.
"Cepat kau itu lelet sekali!"
Bentakan keras menggelegar ke setiap penjuru bahkan burung-burung yang bersantai ria kaget terbang menjauh sang lord kejam itu.
Kabur terbirit-birit jangan sampai mereka kena imbasnya.
"Kakiku ada dua mana bisa bisa jalan seperti kau!"
"Membual!"
"Edward seret dia!"
Deg ...
Aurora membulatkan kedua matanya benci dengan sosok di depannya ini.
Bagaimana bisa ia di perlakukan bak hewan dia manusia tak bisakah suami kertasnya ini bersabar.
Emang dia mau kemana sampai terburu-buru dengan wajah cemas dan paniknya.
"Bisa sendiri!"
Bugh ...
Aurora meloncat secepat kilat masuk kedalam mobil sana di hadapan manusia satu ini seperti nya Aurora tak boleh lemah.
Ya, selama ini Aurora selalu menyembunyikan ilmu bela dirinya tapi semuanya percuma karena manusia sialan ini selalu semena-mena pada ia.
Aurora tak boleh lemah di hadapannya karena suami kertasnya pasti akan menginjak-injak harga dirinya karena Aurora tak tahu apa rencana manusia sialan ini.
Sang lord hanya tersenyum seringai melihat kelincahan Aurora seperti nya Aurora memang sudah di latih akan hal ini.
Di sepanjang jalan mereka berdua bungkam dengan Aurora membuang muka jijik karena sang lord selalu saja menggunakan sarung tangan.
Ya, Aurora baru ngeh jika suami kertasnya itu tak pernah sekalipun melepaskan sarung tangannya entah kenapa.
Sedikit penasaran namun Aurora tak mau peduli mungkin suami kertasnya mempunyai alergi dingin atau apalah.
Edward menghela nafas kasar melihat dua manusia di belakang sana yang sama-sama membuang muka permusuhan. Bagaimana sang lord mendapatkan jawaban jika sikapnya begitu sulit untuk menurunkan ego sedikit saja.
Namun Edward masih bertanya-tanya tentang sesuatu jika ini berhubungan dengan Aurora maka semuanya akan mudah. Namun, Edward masih dalam penyelidikan karena nyonya barunya ini ternyata bukan orang sembarangan.
King Asia memang selalu mempunyai kode khusus untuk masuk ke jaringannya tapi siapa sangka terlalu banyak jebakan di dalamnya hingga Edward merasa kesal karena selalu gagal.
Aurora mengerutkan kening ketika mobil yang membawa dia masuk kedalam kawasan elit tepatnya sebuah kastil yang begitu megah.
Entah kastil siapa dan kenapa suami kertasnya membawa ia ke sini.
"Diam! Bicara jika di perlukan!"
"Cih!"
Aurora benar-benar selalu di buat jengkel oleh suami kertasnya ini sudah dingin kaku lagi dan bahkan tak ada kelembutan sama sekali di setiap nada bicaranya. Andai saja suami kertasnya sedikit baik mungkin Aurora akan menurut.
"Tuan muda ke dua!"
Para bodyguard dan pelayan menunduk hormat membuat Aurora menyerngit penasaran siapakah sebenarnya suami kertasnya ini kenapa ia bisa mempunyai kastil semegah ini.
Langkah sang lord begitu cepat membuat Aurora sulit mengimbanginya. Terlihat jelas wajah cemas nan panik itu kembali muncul ke permukaan membuat Aurora bingung siapa yang suami kertasnya ini cemaskan.
Apa dia punya istri atau anak!
Batin Aurora mengepalkan kedua tangannya erat.
"Dimana Cherry?"
"Tuan putri ada di kamar tuan muda!"
Deg ...
Aurora mengepalkan kedua tangannya erat dengan rahang mengeras mendengar itu semua.
Sial, jadi dia sudah punya anak! Apa papa benar-benar tega menjadikanku ibu tiri!
Batin Aurora sakit sangat sakit hingga ia sulit melanjutkan langkahnya lagi membuat Edward kasihan.
Sang lord memang tak bisa menjaga perasaan orang lain selain keponakannya itu.
"Tuan pertama!"
Edward menunduk hormat ketika tuan Aldarberto keluar dari ruang kerjanya.
Mendengar Edward menyebut seseorang membuat Aurora berbalik.
Aurora diam mematung menatap laki-laki paruh baya yang nampak masih gagah perkasa.
Tuan Aldarberto menatap Aurora dari atas sampai bawah ternyata selera adiknya tak buruk namun sayang gadis ini hanya sebuah nama hiasan buku nikah.
"Salam kenal adik ipar?"
Deg ...
Aurora terkejut mendengar sapaan itu, suara yang terdengar ramah berbanding balik dengan wajahnya yang tegas.
Aurora tersenyum kaku bingung harus bereaksi apa karena sebelum nya suami kertasnya itu tak memberi tahu jika ia akan berkunjung ke rumah kakaknya sialnya Edward juga sama.
Tuan Aldarberto membawa Aurora duduk di kursi berbalut sutra itu.
"Kau sangat cantik, kenapa mau dengan adik monster itu!"
Canda tuan Aldarberto membuat Aurora bingung. Benarkah mereka adik kakak kenapa auranya sangat berbeda.
Walau di lihat-lihat mereka sangat mirip namun aura mereka berbeda suami kertasnya itu sangat menyeramkan berbanding balik dengan tuan Aldarberto yang selalu menyalurkan aura hangat walau wajahnya sama-sama tegas.
"Siapa nama mu adik ipar?"
"Aurora!"
"Nama yang indah nan cantik seperti orangnya!"
"Saya rasa adik ipar harus banyak-banyak bersabar!"
Bahkan kepalaku sangat pusing dengan tingkah semena-mena adikmu itu!
Batin Aurora kesal membuat tuan Aldarberto hanya bisa menyunggingkan senyum melihat raut kesal dari adik iparnya ini.
"Dimana anak sialan itu, beraninya meninggalkan istrinya sendirian di sini?"
Aurora terhenyak mendengar suara yang nampak berbeda itu terdengar tegas tak bisa di bantah.
"Di kamar tuan putri!"
"Sittt!"
Tuan Aldarberto sudah yakin jika pernikahan mereka bukan suka sama suka melainkan ada sesuatu di dalamnya yang entah apa. Tuan Aldarberto tahu adiknya sangat anti yang namanya wanita dan ketika anak buahnya memberi tahu jika adiknya menikah itu menjadi tanda tanya besar.
Entah apa yang di rencanakan adiknya itu membuat tuan Aldarberto harus mencari tahu jangan sampai adiknya menyakiti hati wanita.
"Maafkan Kaka dia terlalu sayang pada keponakannya!"
"Kaka!"
Beo Aurora mengerutkan kening membuat tuan Aldarberto mengepalkan kedua tangannya dengan rahang mengeras.
Mana mungkin istrinya sendiri tak tahu nama suaminya sendiri yang benar saja.
"Kaka Aldarberto, nama suami kamu!"
Aurora menautkan kedua alisnya seperti tak asing dengan nama itu.
Apa sebelumnya dia pernah bertemu tapi di mana.
"Ikut saya!"
"Kemana?"
Polos Aurora dalam kebingungannya karena dia benar-benar bingung dengan pakta yang barusan ia dengar.
Aurora mengikuti kemana langkah kaki tuan Aldarberto. Entah kenapa Aurora merasa tak nyaman dengan semuanya pikirannya terus tertuju pada putrinya apa dia sudah sembuh atau belum.
Cklek ...
Tuan Aldarberto membuka kamar putrinya yang selalu seperti ini.
"Sayang!"
Tuan Aldarberto tersenyum melihat putrinya sudah sadar berada di pelukan Kaka.
Namun tatapan tuan Aldarberto menajam ketika tatapan mereka bertemu.
"Ada yang mau Daddy kenalkan?"
Ucap tuan Aldarberto tersenyum lembut pada putrinya yang terlihat lemah.
Tuan Aldarberto menarik Aurora masuk kedalam kamar.
"Aurora istri Kaka!"
Deg ...
Bersambung ..
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments