Aurora terkejut melihat banyaknya orang yang menatap mereka horor.
Dengan cepat Aurora langsung melepas pelukannya dan menutupi tubuh sang lord dengan jubah usang yang tadi Aurora temukan.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Kalian berbuat mesum di gubuk saya!"
"Ti-tidak pak, kam--"
"Alah alasan, sudah kepergok juga tak ngaku!"
"Ini tak bisa di biarkan, kampung kita tercoreng oleh mereka!"
"Iya benar!"
"Tu-tunggu pak, ini tak seperti yang kalian pikirkan!"
Gugup Aurora yang mendapat tatapan tajam dari salah satu warga yang berwajah seram dengan berewok memenuhi wajahnya.
"Tak mau ngaku!"
"Sa-saya hanya menolong, dia korban kecelakaan!"
"Alah, kita bawa saja pada mbah. Mereka harus di nikahkan jangan sampai kampung kita mendapat bencana gara-gara pasangan mesum ini!"
"Betul, kita seret mereka!"
"Tidak-tidak pak, dengarkan saya dulu!"
Pekik Aurora merasa nyeri ketika tangannya di tarik paksa begitu juga dengan sang lord yang di bawa paksa dalam keadaan setengah sadar.
Aurora ingin berteriak balik memakai namun percuma orang pedalaman sangat keras membuat Aurora harus memutar otak agar mereka tak seenaknya.
"Ada apa ini rame-rame?"
Tanya sang Abah ketua suku di salah satu kampung Banten.
"Abah, kami menemukan pasangan mesum di gubuk saya!"
"Saya tak mau kampung kita kena bencana lagi gara-gara mereka!"
"Benar Abah, kita harus menikahkan mereka sebelum petaka itu datang!"
"Tidak!"
Pekik Aurora memohon mana mungkin Aurora menikah dan siapa mereka benari main hakim sendiri.
"Tenang-tenang semuanya kita bisa bicara baik-baik!"
Aurora bernafas lega ketika sang Abah mengerti berharap ini tak terjadi hal buruk.
Sang Abah menatap penampilan Aurora dari atas sampai bawah yang tak enak di pandang mata laki-laki alim.
Lalu pandangan Abah menatap seorang laki-laki yang setengah sadar seolah terlihat habis minum.
Byurrr ...
"Sialan!"
Pekik sang lord menggeram murka ketika wajahnya di siram air oleh sang Abah.
Sang lord menatap orang-orang yang menatapnya horor dengan penampilan aneh dan benda aneh juga di tangan mereka.
Isakan tertahan membuat sang lord berbalik siapa yang menangis.
Deg ...
Sang lord terkejut melihat penampilan Aurora dari atas sampai bawah. Kulit putih mulus dengan bongkahan pulen menyegarkan setiap mata yang memandang.
Namun sang lord mengepalkan kedua tangannya kuat karena merasa jijik setiap kali melihat wanita berpenampilan seperti itu.
"Siapa kalian?"
Tanya sang lord dingin membuat bulu kuduk mereka meremang. Pasalnya orang ini seperti bukan orang sembarangan dari auranya saja sang Abah bisa merasakan.
"Nak, warga menemukan kalian di gubuk dengan keadaan seperti ini. Maaf, apa kalian melakukan hal terlarang?"
"Sit, apa maksud kalian!"
"Abah lihatlah pemuda ini menyangkal!"
"Benar Abah!"
Keadaan semakin memanas membuat Aurora sulit membela diri apalagi tubuhnya sangat kedinginan karena cuma memakai kaus saja karena kemejanya sudah koyak.
"Apa kalian sepasang suami istri!"
"Bukan!"
Jawab kompak keduanya yang masih tak mengerti dengan keadaan ini. Jawaban mereka malah membuat warga naik darah.
"Astaghfirullahaladzim ...,"
"Kalian sudah berbuat dosa, kalian harus segera menikah detik ini juga!"
"What!"
Pekik sang lord membulatkan kedua matanya berani sekali orang-orang aneh ini memerintah. Mereka tak tahu siapa dia.
"Apa-apa ini, menikah. Mana ada!"
"Tapi kalian sudah berbuat hal yang tak seharusnya, bagaimana kalau gadis ini hamil!"
Duarrr ...
Kini sang lord mengerti situasi mencengkram ini. Jadi warga menuduhnya berbuat hal menjijikan itu bahkan sang lord tak pernah sekalipun bersentuhan dengan spesies satu itu.
"Saya tak melakukan hal yang kalian tuduhkan!"
"Benar, saya mohon hiks.. Kalian hanya salah faham!"
"Salah faham bagaimana bahkan tubuh mu banyak bercak merah!"
Deg ...
Aurora mengepalkan kedua tangannya tak bisa menyangkal lagi. Semua tanda ini membuktikan tapi ini bukan tanda cinta tapi tanda kekejaman nyamuk sialan tadi.
Bahkan sang lord pun membulatkan kedua matanya melihat bintik-bintik merah itu.
Apa aku melakukan nya, tapi tak mungkin! Sialan!!!
Geram sang lord tertahan kenapa situasinya begini sialnya ia tak mengingat apapun selain bau wangi parfum.
"Melihat kalian yang diam semuanya membuktikan, jika kalian harus segera menikah sebelum gadis ini hamil!"
"Iya benar Abah!"
"Jangan sampai bencana itu datang lagi!"
"Jika datang kampung kita akan hancur!"
Keras kepalanya warga tak bisa di bantah apalagi mereka orang pedalaman yang kuat akan adat.
Aurora di bawa paksa masuk kesebuah ruangan begitu juga sang lord sang Abah membiarkan mereka berbicara selama sepuluh menit karena itu waktu yang di berikan.
Sang lord menatap Aurora kesal karena sendari tadi hanya bisa menangis membuat kepala sang lord ingin pecah.
"Siapa kau, apa kau yang memperkosa ku?"
Plak ...
Satu tamparan melayang tepat di wajah tampan sang lord yang kusut namun pesonanya tak terbantahkan.
Aurora menatap murka sang lord yang seenak jidatnya bicara.
Karena pertolongan malah menjadi sebuah petaka yang sangat mengerikan.
"Kau!"
"Apa hah, semaunya gara-gara kau. Harusnya kau mati saja kenapa membuat hidupku susah!"
Krek ...
"Brengsek!"
Umpat sang lord murka karena baru kali ini wajahnya di tampar oleh seorang wanita.
Sang lord mencengkram pipi Aurora kuat membuat Aurora meringis. Namun bibirnya malah tersenyum seolah mengejek takdir ini.
"Berani sekali kau menamparku, hah!"
"Aku tak mau menikah, lakukan sesuatu sialan!"
"Siapa juga yang ingin menikahi mu, menjijikan!"
Bugh ...
Sittt!
Umpat sang lord mundur ketika Aurora memukul dadanya kuat. Sang lord memerhatikan Aurora dari auranya saja sang lord bisa tahu jika Aurora bukan orang sembarangan.
Namun amarah yang sudah menggebu membuat sang lord hilang akal.
Mereka bukannya berdiskusi mencari solusi malah saling pandang permusuhan.
Sang lord mendekat dengan tatapan membunuh membuat Aurora terkejut dengan tatapan itu hingga mundur.
Grep ..
Sang lord mencengkram tangan Aurora yang ingin melayangkan tinju. Dua tangan Aurora di kunci hingga tak bisa bergerak bebas.
Hushhh ...
Brak ...
Tubuh sang lord tiba-tiba terpental menubruk meja membuat luka di perut dan kepalanya terasa nyeri.
Aura ini!
Batin sang lord menatap sang Abah murka seperti nya sang Abah bukan orang sembarangan.
Sang lord berusaha menahan aura kelamnya karena ini bukan wilayahnya apalagi sang lord bisa merasakan jika sang Abah mempunyai kekuatan di luar nalar.
"Hubungi ayah anda, untuk menjadi saksi!"
Tegas sang Abah membuat Aurora lulur ke bawah lantai dingin menusuk tulangnya.
Bagaimana bisa Aurora menghadapi orang-orang seperti ini jika melawan hidupnya akan bahaya.
"Dan kau sebagai laki-laki harus tanggung jawab atas perbuatanmu. Jangan seperti banci!"
Grek ..
Sang lord menggerakkan gigi-gigi nya nyaring mendengar hinaan itu.
"Nikahi gadis ini!"
"Tidak Abah, saya mohon tidak!"
"Hey sialan, katakan jika kita tak melakukan apapun!"
Bentak Aurora prustasi antara marah, kesal, sedih bercampur jadi satu.
"Akan ku nikahi!"
Duarr ...
Aurora menatap benci pada sang lord yang mengatakan itu. Kenapa hidupnya jadi begini dan kenapa sang lord malah menyetujuinya.
Aurora yakin sang lord sedang merencanakan sesuatu atau jangan-jangan ini hanya jebakan saja.
Bukan tanpa alasan sang lord menerima sang lord sudah sangat murka mendengar kata banci tadi membuat sang lord harus menikahi gadis tak di kenalnya demi harga diri ia tanpa peduli perasaan Aurora.
Bersambung ....
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments