Bab 7 Jerman

Seperti biasa Aurora akan selalu semangat menjalani harinya walau ada kekosongan di sana.

Aurora berharap waktu berjalan dengan cepat hingga ia bisa bebas dengan semua ini.

Hari-hari yang ia jalani tak seperti dulu, Aurora akan ceria hanya dengan sang bunda dan Aksara saja sedang dengan Sanga papa Aurora terlihat banyak diam.

Aurora masih marah dengan semua yang sang papa lakukan namun apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur Aurora tak bisa membantah itu.

Aurora termenung kosong di dalam kamarnya menatap rembulan di atas sana. Sangat tenang seperti air mengalir tapi bukan hati Aurora.

"Ini sudah tujuh tahu pa!"

Lilir Aurora bergetar menggigit bibir bawahnya sakit.

Hari-hari yang Aurora jalani nampak berat Aurora tak bisa menjalankan perusahaan sendiri.

Menunggu Mentari mencapai usia yang di tentukan sangat lama. Butuh sepuluh tahun lagi Aurora bertahan.

Lalu bagaimana dengan cita-cita itu, apa Aurora harus menelan kepahitan lagi.

Bahkan hal asmara pun Aurora tak sedikit pun terlintas dari otak cerdasnya. Dunianya terlalu sibuk dengan bisnis yang sendari awal Aurora benci namun demi keponakan cantiknya Aurora mengorbankan semuanya.

Ini sudah tujuh namun masih saja sang papa menyiksanya dengan pekerjaan bahkan besok Aurora harus terbang ke Jerman.

Hati Aurora sudah lelah dengan semua ini namun Aurora bisa apa. Hanya rembulan di atas sana yang selalu setia menemani kekosongan jiwanya.

Dulu Aurora sangat benci pada rembulan yang selalu berbohong di balik ketenangan cahaya nya. Namun semenjak Aurora bergabung di perusahaan Aurora mulai menyukainya.

Sekarang Aurora paham kenapa banyak orang yang menyukai rembulan.

Cahaya nya yang menenangkan dengan suasana sunyi mampu membuat hati tenang.

Semilir angin menerpa kulit mulus Aurora yang tak peduli dengan kesehatannya.

Berbagai pesan dan email dari profesor tak kunjung Aurora balas sampai detik ini. Aurora takut mengecewakan beliau. Anggap saja Aurora murid tak tahu diri yang dulu begitu semangat mengejar ketika sudah di genggam Aurora melepaskan begitu saja.

"Tuhan kapan ini usai, kenapa kau memberiku takdir semacam ini!"

Monolog Aurora menyeka lelehan bening yang keluar dari kelopak matanya.

"Bahkan kau juga mengurungku dari rasa cinta!"

Aurora meremas dadanya kuat mengenang satu nama yang pernah singgah di hatinya. Namun Aurora selalu menepisnya karena semua itu percuma.

Tak ada yang peduli dengan kisah dirinya seolah semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.

Aurora sama dengan gadis lainnya yang ingin menghabiskan waktunya dengan pacaran, mimpi, shoping ataupun nongkrong ala-ala zaman now.

Aurora mengeratkan pelukan tangannya kerena merasa dingin. Seperti hari sudah semakin larut membuat Aurora memutuskan menutup jendela.

Rembulan di atas sana nampak sendu melihat kerapuhan Aurora yang tak ada yang mengerti satu orang pun.

Aurora menatap sendu berkas-berkas dan koper berukuran enam belas inchi yang akan ia bawa ke Jerman.

Semuanya sudah Aurora persiapkan karena di sana ia hanya satu Minggu saja bahkan Dom juga tidak ikut.

"Tak boleh mengeluh Rora!"

Aurora hanya bisa menyemangati dirinya sendiri. Setidaknya Aurora bisa bertemu dengan Shofi di sana.

Entah bagaimana kabar sang kakak di Jerman Aurora belum tahu karena sang kakak jarang berkunjung semenjak Shofi di pertanyakan kenapa belum hamil juga.

Aurora memutuskan tidur karena besok ia harus bersiap. Jadwal keberangkatan tepat jam sepuluh siang. Aurora tak mau kesiangan akibat ia bergadang.

Aurora memejamkan kedua matanya berharap esok hari baik untuknya.

Sungguh malang bukan, harus menjadi batu loncatan.

.

Pagi yang cerah membangunkan para manusia yang masih bersembunyi di balik selimut tebal.

Seperti nya orang-orang yang malas yang seperti itu. Mereka memilih tidur kembali merasa pekerjaan mereka berbeda.

Padahal pagi waktu yang bagus untuk mencari nafkah, kesuksesan dan semangat.

Begitupun dengan apa yang Aurora lakukan, ia sudah bangun sendari tadi dengan wajah cerahnya seolah ini adalah hari semangat bagi dirinya.

Para bodyguard sudah siap mengantar kepergian Aurora ke bandara.

Padahal Aurora tak menginginkan itu namun titah sang papa begitu mutlak tak bisa di bantah.

Aurora pasrah saja mengikuti alurnya karena malas berdebat yang ujungnya ia akan kalah karena tak mau membuat sang bunda sedih melihat pertengkaran nya.

"Jangan lupa sudah sampai kasih tahu bunda!"

"Siap Bun, itu pasti!"

Queen mengecup puncak kepala sang putri penuh kasih sayang membuat Aurora sedikit aneh dengan tingkah sang bunda namun Aurora dengan cepat menepisnya.

Aurora segera masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan.

Awal kepergian Aurora tanpa di dampingi oleh Dom. Biasanya kemanapun Aurora pergi Dom pasti selalu ikut tapi kali ini Dom tidak ikut.

Entahlah ada sesuatu yang mengganjal di hati Aurora namun apa.

Aurora akan mengikuti alur yang sang papa buat sampai di mana sang papa berhenti bertindak.

Aurora berharap ia bisa mendapatkan tender besar ini membuat perusahaan nya akan melejit ke daratan eropa sampai sang papa puas akan kinerjanya.

Ya, selama tujuh tahun terakhir ini segala pencapaian Aurora tak pernah sekalipun mendapat pujian dari sang papa. Berbeda dengan Aksara yang selalu di banggakan membuat Aurora terus berusaha bekerja keras agar mendapat kepercayaan sang papa.

Menjalani hari harus di banding-bandingkan itu sangat menyakitkan ingin sekali Aurora berteriak jika ini bukan kemampuannya, bukan pula profesinya.

"Mau sampai kapan pah!"

Lilir Aurora gemetar mengigit bibir bawahnya dengan pandangan lulus keluar jendela pesawat yang sendari tadi memang sudah lepas landas.

Aurora mengepalkan kedua tangannya ketika mengingat tiga bulan lalu ia kalah tender dan sekarang ia di tuntut harus mendapatkannya.

Sungguh pekerjaan yang tak mudah apalagi tak ada Dom di sampingnya. Ingin meminta bantuan pada sang kakak namun Aurora malu.

Aurora yakin Fatih juga sangat sibuk mengurus perusahaan nya sendiri dan juga istrinya. Aurora tak mau membebani Fatih dengan peliknya urusan rumah tangga Fatih karena sampai sekarang Shofi tak kunjung hamil.

Padahal hanya Fatih satu-satunya harapan Aurora yang bisa membantunya tapi lagi-lagi Aurora mengurungkan niat.

Aurora yakin ia bisa ia kuat, ia bisa memenangkan tender besar itu.

Perjalanan Indonesia-Jerman memakan waktu kurang lebih empat belas jam waktu yang sangat melelahkan namun tak sedikitpun membuat Aurora mengantuk.

Mata Aurora tetap terjaga walau rasa letih menyapa tapi tak Aurora gubris. Aurora hanya fokus pada berkas-berkas di tangannya saja.

Berkali-kali Aurora mempelajari berkas di tangannya dengan hati-hati dan penuh ketelitian.

Bahkan sampai di mana pesawat akan landing Aurora baru menutup berkasnya.

Semilir angin membelai wajah Aurora yang keluar dari pesawat.

Tujuh tahun Aurora baru menginjakan kakinya lagi di sini.

Nampaknya sudah ada beberapa orang berpakaian serba hitam dengan kaca mata hitam menghiasi hidung mancung mereka.

Aurora menatap ke sekeliling merasa ada yang aneh namun lagi-lagi Aurora menepisnya.

Aurora hanya berpikir jika para bodyguard sekedar melindungi nya bukan ada hal yang lain.

Aurora berusaha bersikap santai seolah-olah tak terjadi apa-apa namun mata teduhnya menyembunyikan tatapan tajam penuh kewaspadaan.

Dari auranya saja Aurora sudah faham betul jika di sini ada yang tidak beres seolah kemanapun kakinya langkah ada pasang mata yang mengawasinya.

Bukan Aurora namanya jika tak masa bodo dengan urusan orang lain.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ....

Episodes
1 Bab 1 Dokter Jingga
2 Bab 2 Hanya satu syarat
3 Bab 3 Hari pertama
4 Bab 4 Siapa dia?
5 Bab 5 Siapa kau!
6 Bab 6 Mereka sudah di Takdir kan!
7 Bab 7 Jerman
8 Bab 8 Bertemu kembali
9 Bab 9 Pingsan
10 Bab 10 Hamil
11 Bab 11 Siapapun kau harus ku temukan!
12 Bab 12 Sayang
13 Bab 13 Asal usul gelar Dokter Jingga
14 Bab 14 Hey tuan, jangan mati!
15 Bab 15 Akan ku nikahi!
16 Bab 16 Nikahi putriku!
17 Bab 17 Menyusahkan!
18 Bab 18 Suami kertas!
19 Bab 19 Kemarahan Aurora
20 Bab 20 Aurora
21 Bab 21 Dokter Jingga
22 Bab 22 Kemarahan sang Lord
23 Bab 23 Di kurung
24 Bab 24 Tak mungkin!
25 Bab 25 Bagaimana mungkin!
26 Bab 26 Jatuh sakit
27 Bab 27 Tertekan!
28 Bab 28 Sachsen!
29 Bab 29 Demi misi!
30 Bab 30 Penculikan
31 Bab 31 Bunda
32 Bab 32 Latihan
33 Bab 33 Jangan tinggalkan aku mom!
34 Bab 34 Pengganti
35 Bab 35 Mengulur waktu
36 Bab 36 Aurora!!!!!!
37 Bab 37 Pertama kali
38 Bab 38 Bergerak
39 Bab 39 Kesakitan Vivi dan kesesakan Aurora
40 Bab 40 Penyerangan
41 Bab 41 Tunggu aku!
42 Bab 42 Satu rahasia
43 Bab 43 Memanipulasi
44 Bab 44 Baru sadar
45 Bab 45 Penyerangan
46 Bab 46 Ledakan
47 Bab 47 Suami kamu selamat!
48 Bab 48 Kisah sebenarnya
49 Bab 49 Sadar
50 Bab 50 Melepaskan!
51 Bab 51 Kamu suami ku!
52 Bab 52 Ikatan batin
53 Bab 53 Kau penyimpan yang handal!
54 Bab 54 Semuanya karena aku!
55 Bab 55 Kebenaran
56 Bab 56 Kenapa bawa-bawa dia!
57 Bab 57 Biarkan, aku tak penting baginya!
58 Bab 58 Terkejut
59 Bab 59 Pohon kenangan!
60 Bab 60 Kapan kau menikah!
61 Bab 61 Melepas rindu
62 Bab 62 Kesakitan Ezilla
63 Bab 63 Kekacauan di istana
64 Bab 64 Semakin panas
65 Bab 65 Dia Putri Arabelle!
66 Bab 66 Putri ku
67 Bab 67 Memulai dari awal
68 Bab 68 Turki
69 Bab 69 Kau sudah tua!
70 Bab 70 Dia istriku!
71 Bab 71 Ketakutan Aurora
72 Bab 72 Panggilan baru
73 Bab 73 Percaya
74 Bab 74 Kecerdasan Aurora
75 Bab 75 Khawatir
76 Bab 76 Melindungi dalam diam
77 Bab 77 Melelahkan dan menyakitkan
78 Bab 78 Racun
79 Bab 79 Trik Kuman
80 Bab 80 Ketakutan Kaka
81 Bab 81 Hantu
82 Bab 82 Kambuh
83 Bab 83 Yang sebenarnya
84 Bab 84 Jangan tinggalkan aku!
85 Bab 85 Kemarahan berujung kenikmatan
86 Bab 86 Gara-gara cemilan
87 Bab 87 Ngeyel
88 Bab 88 Selamat ulang tahun, by!
89 Bab 89 Ternak ikan
90 Bab 90 Jadilah menantu saya!
91 Bab 91 Duka
92 Bab 92 Kehangatan di pagi hari
93 Bab 93 Beraninya kau!
94 Bab 94 Mau nambah lagi?
95 Bab 95 Dia suami saya!
96 Bab 96 Di balik kebahagiaan pasti ada seseorang yang tersakiti!
97 Bab 97 Peluruh Cinta
98 Bab 98 Ekstra part (Masuk angin!)
99 Bab 99 Ekstra part ( Melihat dunia)
100 100 Ektra Part (Maaf)
101 Bab 101 Ekstra part ( Dokter Emma dan Hanz)
102 Bab 102 Ektra Part ( Badai salju)
103 Bab 103 Ektra Part ( Balas budi)
104 Bab 104 Ektra Part ( Keputusan di tangan Aurora)
105 Bab 105 Ektra Part (Bukan dia)
106 Bab 106 Ektra Part (Kita mulai dari awal!)
107 Bab 107 K: PC 2 (Sa-saya menerimanya!)
108 Bab 108 K:PC 2 (Mendadak Bisu)
109 Bab 109 K:PC 2 (Baby besar)
110 Bab 110 K:PC 2 (Dasar aneh!)
111 Bab 111 K: PC 2 (Pengalihan)
112 Bab 112 K: PC 2 ( Kau melukisnya!)
113 Bab 113 K: PC 2 (Canggung)
114 Bab 114 K: PC 2 ( Sebuah pertanyaan)
115 Bab 115 K: PC 2 (Sebuah permintaan)
116 Bab 116 K: PC 2 (Apa dia sudah tidur!)
117 Bab 117 K: PC 2 (Harapan besar)
118 Bab 118 K: PC 2 (Gadis pintar)
119 Bab 119 K: PC 2 (Niat terselubung)
120 Bab 120 K: PC 2 (Iblis berwujud manusia)
121 Bab 121 KA: PC 2 (Kemajuan)
122 Bab 122 K: PC 2 (Menegaskan)
123 Bab 123 K: PC 2 (Dasar pembohong)
124 Bab 124 K: PC 2 (Rasa yang baru)
125 Bab 125 ak: PC 2 (Cara-cara menaklukkan wanita)
126 Bab 126 K: PC 2 (Meminta waktu)
127 Bab 127 K: PC 2 (Tunggu aku om!)
128 Bab 128 K: PC 2 (Kebingungan)
129 Bab 129 K: PC 2 (Luapan kerinduan)
130 Bab 130 K: PC 2 (Kemarahan)
131 Bab 131 K: PC 2 (Cerita yang tersembunyi)
132 Bab 132 K: PC 2 (Hati yang hancur)
133 Bab 133 K: PC 2 (Jatuh tertimpa tangga)
134 Bab 134 K: PC 2 (Tak akan pergi)
135 Bab 135 K: PC 2 (Alasan)
136 Bab 136 K: PC 2 (Pacaran)
137 Bab 137 K: PC 2 (Liburan)
138 Bab 138 K: PC 2 (Ajarkan aku)
139 Bab 139 K: PC 2 (Sipat aneh Vivi)
140 Bab 140 K: PC 2 (Balasan)
141 Bab 141 K: PC 2 (Baby besar)
142 Bab 142 K:PC 2 (Aneh)
143 Bab 143 K: PC 2 (Kekesalan Edward)
144 Bab 144 K: PC 2 (Masih sakit)
145 Bab 145 K: PC 2 (Kesepian Qennan)
146 Bab 146 K: PC 2 (Kebahagiaan Qennan)
147 Bab 147 K: PC 2 (Kekesalan Edward)
148 Bab 148 K: PC 2 (Kamu adalah rumah ku)
149 Bab 149 K: PC 2 (Sesak)
150 Bab 150 K: PC 2 (Selesai)
151 Bab 151 K: PC 2 (Pak suami)
152 Bab 152 Spesial pengumuman wkwkwk
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Bab 1 Dokter Jingga
2
Bab 2 Hanya satu syarat
3
Bab 3 Hari pertama
4
Bab 4 Siapa dia?
5
Bab 5 Siapa kau!
6
Bab 6 Mereka sudah di Takdir kan!
7
Bab 7 Jerman
8
Bab 8 Bertemu kembali
9
Bab 9 Pingsan
10
Bab 10 Hamil
11
Bab 11 Siapapun kau harus ku temukan!
12
Bab 12 Sayang
13
Bab 13 Asal usul gelar Dokter Jingga
14
Bab 14 Hey tuan, jangan mati!
15
Bab 15 Akan ku nikahi!
16
Bab 16 Nikahi putriku!
17
Bab 17 Menyusahkan!
18
Bab 18 Suami kertas!
19
Bab 19 Kemarahan Aurora
20
Bab 20 Aurora
21
Bab 21 Dokter Jingga
22
Bab 22 Kemarahan sang Lord
23
Bab 23 Di kurung
24
Bab 24 Tak mungkin!
25
Bab 25 Bagaimana mungkin!
26
Bab 26 Jatuh sakit
27
Bab 27 Tertekan!
28
Bab 28 Sachsen!
29
Bab 29 Demi misi!
30
Bab 30 Penculikan
31
Bab 31 Bunda
32
Bab 32 Latihan
33
Bab 33 Jangan tinggalkan aku mom!
34
Bab 34 Pengganti
35
Bab 35 Mengulur waktu
36
Bab 36 Aurora!!!!!!
37
Bab 37 Pertama kali
38
Bab 38 Bergerak
39
Bab 39 Kesakitan Vivi dan kesesakan Aurora
40
Bab 40 Penyerangan
41
Bab 41 Tunggu aku!
42
Bab 42 Satu rahasia
43
Bab 43 Memanipulasi
44
Bab 44 Baru sadar
45
Bab 45 Penyerangan
46
Bab 46 Ledakan
47
Bab 47 Suami kamu selamat!
48
Bab 48 Kisah sebenarnya
49
Bab 49 Sadar
50
Bab 50 Melepaskan!
51
Bab 51 Kamu suami ku!
52
Bab 52 Ikatan batin
53
Bab 53 Kau penyimpan yang handal!
54
Bab 54 Semuanya karena aku!
55
Bab 55 Kebenaran
56
Bab 56 Kenapa bawa-bawa dia!
57
Bab 57 Biarkan, aku tak penting baginya!
58
Bab 58 Terkejut
59
Bab 59 Pohon kenangan!
60
Bab 60 Kapan kau menikah!
61
Bab 61 Melepas rindu
62
Bab 62 Kesakitan Ezilla
63
Bab 63 Kekacauan di istana
64
Bab 64 Semakin panas
65
Bab 65 Dia Putri Arabelle!
66
Bab 66 Putri ku
67
Bab 67 Memulai dari awal
68
Bab 68 Turki
69
Bab 69 Kau sudah tua!
70
Bab 70 Dia istriku!
71
Bab 71 Ketakutan Aurora
72
Bab 72 Panggilan baru
73
Bab 73 Percaya
74
Bab 74 Kecerdasan Aurora
75
Bab 75 Khawatir
76
Bab 76 Melindungi dalam diam
77
Bab 77 Melelahkan dan menyakitkan
78
Bab 78 Racun
79
Bab 79 Trik Kuman
80
Bab 80 Ketakutan Kaka
81
Bab 81 Hantu
82
Bab 82 Kambuh
83
Bab 83 Yang sebenarnya
84
Bab 84 Jangan tinggalkan aku!
85
Bab 85 Kemarahan berujung kenikmatan
86
Bab 86 Gara-gara cemilan
87
Bab 87 Ngeyel
88
Bab 88 Selamat ulang tahun, by!
89
Bab 89 Ternak ikan
90
Bab 90 Jadilah menantu saya!
91
Bab 91 Duka
92
Bab 92 Kehangatan di pagi hari
93
Bab 93 Beraninya kau!
94
Bab 94 Mau nambah lagi?
95
Bab 95 Dia suami saya!
96
Bab 96 Di balik kebahagiaan pasti ada seseorang yang tersakiti!
97
Bab 97 Peluruh Cinta
98
Bab 98 Ekstra part (Masuk angin!)
99
Bab 99 Ekstra part ( Melihat dunia)
100
100 Ektra Part (Maaf)
101
Bab 101 Ekstra part ( Dokter Emma dan Hanz)
102
Bab 102 Ektra Part ( Badai salju)
103
Bab 103 Ektra Part ( Balas budi)
104
Bab 104 Ektra Part ( Keputusan di tangan Aurora)
105
Bab 105 Ektra Part (Bukan dia)
106
Bab 106 Ektra Part (Kita mulai dari awal!)
107
Bab 107 K: PC 2 (Sa-saya menerimanya!)
108
Bab 108 K:PC 2 (Mendadak Bisu)
109
Bab 109 K:PC 2 (Baby besar)
110
Bab 110 K:PC 2 (Dasar aneh!)
111
Bab 111 K: PC 2 (Pengalihan)
112
Bab 112 K: PC 2 ( Kau melukisnya!)
113
Bab 113 K: PC 2 (Canggung)
114
Bab 114 K: PC 2 ( Sebuah pertanyaan)
115
Bab 115 K: PC 2 (Sebuah permintaan)
116
Bab 116 K: PC 2 (Apa dia sudah tidur!)
117
Bab 117 K: PC 2 (Harapan besar)
118
Bab 118 K: PC 2 (Gadis pintar)
119
Bab 119 K: PC 2 (Niat terselubung)
120
Bab 120 K: PC 2 (Iblis berwujud manusia)
121
Bab 121 KA: PC 2 (Kemajuan)
122
Bab 122 K: PC 2 (Menegaskan)
123
Bab 123 K: PC 2 (Dasar pembohong)
124
Bab 124 K: PC 2 (Rasa yang baru)
125
Bab 125 ak: PC 2 (Cara-cara menaklukkan wanita)
126
Bab 126 K: PC 2 (Meminta waktu)
127
Bab 127 K: PC 2 (Tunggu aku om!)
128
Bab 128 K: PC 2 (Kebingungan)
129
Bab 129 K: PC 2 (Luapan kerinduan)
130
Bab 130 K: PC 2 (Kemarahan)
131
Bab 131 K: PC 2 (Cerita yang tersembunyi)
132
Bab 132 K: PC 2 (Hati yang hancur)
133
Bab 133 K: PC 2 (Jatuh tertimpa tangga)
134
Bab 134 K: PC 2 (Tak akan pergi)
135
Bab 135 K: PC 2 (Alasan)
136
Bab 136 K: PC 2 (Pacaran)
137
Bab 137 K: PC 2 (Liburan)
138
Bab 138 K: PC 2 (Ajarkan aku)
139
Bab 139 K: PC 2 (Sipat aneh Vivi)
140
Bab 140 K: PC 2 (Balasan)
141
Bab 141 K: PC 2 (Baby besar)
142
Bab 142 K:PC 2 (Aneh)
143
Bab 143 K: PC 2 (Kekesalan Edward)
144
Bab 144 K: PC 2 (Masih sakit)
145
Bab 145 K: PC 2 (Kesepian Qennan)
146
Bab 146 K: PC 2 (Kebahagiaan Qennan)
147
Bab 147 K: PC 2 (Kekesalan Edward)
148
Bab 148 K: PC 2 (Kamu adalah rumah ku)
149
Bab 149 K: PC 2 (Sesak)
150
Bab 150 K: PC 2 (Selesai)
151
Bab 151 K: PC 2 (Pak suami)
152
Bab 152 Spesial pengumuman wkwkwk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!